Title: Sebuah Surat Terbuka untuk Para Pelajar dari Pekerja di Athena (Desember 2008)
Subtitle: Sebuah surat terbuka untuk pelajar dari para pekerja di Athena, berhubungan dengan latar belakang gejolak sosial atas tertembak matinya seorang anak muda.
Author: Anonymous
Language: Bahasa Indonesia
Publication: Negasi
Date: 19/04/2012
Notes: Diterjemahkan bebas oleh Terik Matahari

Sebuah surat untuk para pelajar


Umur kita memang berbeda dan keasingan yang umum ini membuat kita sulit berbicara di jalan-jalan; itu kenapa kami mengirimkan surat ini kepada kalian.


Banyak dari kami yang belum menjadi botak ataupun menjadi buncit. Kami adalah bagian dari gerakan di tahun 90-91an. Kalian pasti pernah mendengarnya. Kala itu, meski kami telah menduduki sekolah kami selama 30-35 hari, kaum fasis berhasil membunuh seorang guru karena ia telah berjalan melampaui peran yang "seharusnya" ia lakukan dan malah pergi berseberangan jalan; ia telah berpihak pada kami, di dalam perjuangan kami. Meski yang terkuat dari kami menguasai jalanan dan membuat rusuh, bagaimanapun, kami tak pernah berpikir seperti yang telah kalian lakukan dengan mudahnya sekarang ini: menyerang kantor polisi (padahal pada waktu itu kami bernyanyi "bakar kantor polisi….")


Jadi, kalian telah melampaui kami, sebagaimana selalu terjadi dalam sejarah. Tentu saja kondisi-kondisinya berbeda. Selama tahun 90an mereka menawarkan kepada kami prospek kesuksesan personal dan sebagian dari kami menerimanya. Sekarang orang-orang tak lagi percaya akan dongeng semacam itu. Saudara-saudara kalian yang lebih tua telah memperlihatkannya kepada kami selama tahun 2006-2007; sekarang kalian telah meludahi dongeng tersebut ke wajah mereka.



Sejauh ini cukup baik.


Sekarang hal yang baik dan sulit telah dimulai.



Kami akan menceritakan pada kalian apa yang telah kami pelajari dari perjuangan dan kekalahan kami (karena selama dunia belum menjadi milik kita, kita selalu akan menjadi orang yang dikalahkan). Dan kalian bisa gunakan apa yang telah kami pelajari sesuka kalian.


Janganlah berdiri sendirian. Undang kami; undang orang sebanyak-banyaknya. Kami tidak tahu bagaimana cara kalian dapat melakukannya, kalianlah yang akan mencari jalannya sendiri. kalian telah menduduki sekolah-sekolah kalian dan berkata pada kami bahwa hal yang paling penting adalah kalian tidak menyukai sekolah kalian. Bagus. Setalah kalian mendudukinya, ubahlah perannya. Bagilah pendudukanmu tersebut bersama mereka yang lain. Biarkan sekolahmu menjadi bangunan pertama untuk membuat relasi kita yang baru. Senjata terkuat mereka adalah memisahkan masing-masing dari kita. Seperti halnya kalian tak pernah takut ketika bersama-sama menyerang kantor polisi mereka, maka jangan sungkan mengundang kami untuk merubah hidup kita bersama-sama.


Jangan pernah mendengarkan perintah dari organisasi politik manapun (meski itu adalah organisasi anarkis). Lakukanlah apa yang harus kalian lakukan. Percayalah pada orang, bukan pada ide-ide dan skema yang abstrak. Percayalah dengan hubungan langsungmu dengan orang-orang. Jangan dengarkan mereka ketika mereka berkata bahwa perjuangan kalian tidak punya kandungan politik dan seharusnya ada. Perjuanganmu adalah isinya itu sendiri. Yang kalian punya hanyalah perjuangan kalian dan hanya di dalam tangan kalianlah kalian dapat melanjutkannya. Perjuangan kalianlah yang dapat merubah hidup kalian, yaitu kau dan hubungan-hubungan nyata dengan sesama.


Janganlah takut ketika berhadapan dengan hal baru. Setiap orang dari kami, meski kami semakin tua, telah tertanam sesuatu di dalam otak kami. Kalian juga, meski masih muda. Jangan lupakan fakta ini. Pada tahun 91, kami berhadapan dengan bau busuk dunia baru dan, percayalah pada kami, kami menghadapi hal itu dengan susah payah. Kami belajar bahwa sesuatu pasti ada batasnya. Janganlah takut dengan penghancuran komoditas. Jangan takut pada orang-orang yang mencuri dari toko-toko. Kitalah yang membuat semua itu, dan itu semua adalah milik kita. Kalian (seperti kami dulu) dibesarkan agar segera bangun pagi untuk membuat sesuatu yang tidak akan menjadi milik kalian. Mari ambil alih semuanya dan saling berbagi. Seperti halnya kita berbagi kepada teman dan cinta di antara kita.


Kami mohon maaf karena menulis surat ini dengan terburu-buru, tapi kami melakukannya dengan mencuri waktu kerja, secara rahasia dari bos kami. Kami adalah orang-orang yang terpenjara dalam kerja, juga seperti kalian yang dipenjara di sekolah.


Sekarang kami telah berbohong kepada bos kami dan meninggalkan kerja: Kami akan bertemu kalian di Syntagma Square dengan menggenggam batu di tangan kami.




Proletarians