Anonymous

Manifesto Anarka Feminis

1982

      Pengantar penerjemah

      Manifesto Anarka-Feminis

Pengantar penerjemah

Teks ini merupakan sebuah manifesto singkat yang berisi tentang penafsiran Federasi Anarkis Norwegia atas jenis-jenis penindasan terhadap wanita dan bagaimana untuk mengcombatnya. Teks ini menjadi semakin relevan dalam situasi gerakan feminisme dunia dan khususnya Indonesia walaupun telah berumur lebih dari 25 tahun.

Teks ini juga merupakan bacaan penting sebagai refleksi bagi para laki-laki cis-hetero anarkis dan anti-otoritarian dalam berorganisasi dan berlawan agar bisa menyadari bias privilege mereka. Terkadang kala masalah mengenai seksisme, homofobia dan transpobia kerap menjadi akar konflik dalam sebuah organisasi anarkis dari level kolektif kecil hingga federasi internasional. Dan yang memuakan adalah seringnya muncul tanggapan bahwa perkara mengenai hak wanita dan hak queer dalam berorganisasi merupakan perkara sepele yang bisa dipinggirkan demi tujuan yang lebih besar.

TIDAK ADA tujuan yang lebih besar! Sebagai perempuan, sebagai queer, sebagai mereka yang terpinggirkan dan harus menghadapi penindasan berlipat tidak ada opsi tujuan yang lebih besar dan mengabaikan penindasan yang dihadapi kelompok minor dan terabaikan seperti kita. Pembebasan sejati adalah pembebasan yang menyeluruh, tanpa meminggirkan dan mengabaikan pengalaman ketertindasan yang dialami oleh kelompok-kelompok lain yang dianggap kecil dan tak signifikan. Para laki-laki cis-hetero ini mungkin tidak tau bagaimana rasanya diusir dari rumah dan dikutuki nyaris seluruh masyarakat hanya karena tidak jatuh cinta dengan lawan jenis atau berpakaian tidak sesuai sesuai dengan gender yang telah dipasang oleh masyarakat, sehingga bisa dengan begitu entengnya berkata bahwa pengalaman-pengalaman ketertindasan ini tidak penting dan harus disingkirkan terlebih dahulu.

Dalam 2 tahun terakhir, saya jamak melihat seksisme dan misoginisme muncul secara deras dari skena anarkis utamanya di media sosial, bagaimana term hinaan seperti feminazi dilontarkan dengan entengnya oleh mereka yang mendaku sebagai anarkis. Sekarang anarkis dan fasispun nampak tidak memiliki perbedaan dalam masalah feminisme (dan hak LGBTQ). Pembebasan dan anarkisme macam apa yang kalian tawarkan? Bagaimana kalian bisa berharap perempuan dan queer akan lebih aktif dalam gerakan anarkis jika suasana anarkisme yang kalian ciptakan adalah ruang yang maskulin dan heteronormatif? Sebagai penutup, saya akan mengucapkan FUCK YOU buat kalian para bajingan seksis, misoginis, dan homofobia yang mendaku sebagai anarkis dengan cita-cita masa depan yang lebih setara! Selamat membaca

Manifesto Anarka-Feminis

Di seluruh dunia sebagian besar perempuan tidak memiliki hak apapun untuk memutuskan hal-hal penting yang berkaitan dengan hidup mereka sendiri.

Perempuan menderita akibat dua penindasan:

1) Penindasan oleh masyarakat, dan

2) Seksisme – penindasan dan diskriminasi yang diakibatkan jenis kelamin mereka (sebagai perempuan).

Ada lima jenis penindasan:

  1. Penindasan ideologis, berupa pencucian otak oleh tradisi budaya lama, agama, iklan dan propaganda. Manipulasi konsep dan bermain dengan perasaan dan kerentanan perempuan. Penyebaran patriarki dan otoritarianisme serta mental kapitalistik di segala bidang.

  2. Penindasan Negara, organisasi hierarkis dengan garis komando dari atas ke bawah dalam kebanyakan hubungan antar individu dan bahkan dalam level kehidupan pribadi.

  3. Penindasan dan eksploitasi ekonomi, sebagai seorang konsumen dan sebagai seorang pekerja rumah tangga dan pekerja perempuan bergaji rendah.

  4. Kekerasan, baik dalam masyarakat maupun ruang privat – secara tidak langsung terjadi ketika adanya koersi (paksaan) karena tidak adanya alternatif dan kekerasan fisik secara langsung.

  5. Tidak adanya organisasi, tirani dari ketidak tersusunan yang menghancurkan tanggung jawab dan menciptakan kelemahan dan kemalasan.

Faktor–faktor ini bekerja dan berkontribusi secara bersamaan untuk menopang satu sama lain dalam sebuah lingkaran jahat. Belum ada resep khusus untuk menghancurkan lingkaran ini, tapi bukan berarti mustahil untuk dihancurkan!

Anarka-feminisme adalah soal kesadaran. Sebuah kesadaran yang melenyapkan pekerjaan wali (guardian).[1] Prinsip-prinsip masyarakat yang membebaskan (perempuan) dengan demikian menjadi jelas bagi kami.

Anarka-feminisme artinya kemerdekaan dan kebebasan bagi perempuan yang berarti membuatnya setara dengan laki-laki. Sebuah organisasi dan kehidupan sosial di mana tidak ada seseorang yang lebih superior maupun lebih inferior dari siapapun dan semuanya, baik laki-laki maupun perempuan, berkoordinasi (bekerja sama dalam harmoni — penerj.). Hal ini berlaku di semua tingkat kehidupan sosial, pun berlaku di dalam ruang privat.

Anarka-Feminisme menegaskan bahwa hanya perempuan sendirilah yang berhak memutuskan dan mengurus urusan mereka sendiri, secara individu dalam hal-hal pribadi, dan bersama dengan para perempuan lainnya dalam hal yang menyangkut nasib banyak perempuan. Dalam hal yang menyangkut nasib orang-orang dari semua jenis kelamin, maka para perempuan dan laki-laki pada dasarnya dan secara konkret akan membuat keputusan bersama dalam posisi yang setara.

Perempuan harus memiliki self-decision (kemampuan mengambil keputusan untuk diri sendiri) atas tubuhnya, dan atas semua urusan-urusan lainnya berkenaan dengan kontrasepsi dan kelahiran, itu semua diputuskan oleh perempuan sendiri.

Dominasi laki-laki, sikap memiliki, dan kontrol penuh laki-laki atas perempuan, hukum yang menindas, perjuangan untuk kebebasan ekonomi, otonomi dan kemerdekaan perempuan: harus diperjuangkan, baik secara individual maupun kolektif

Pusat krisis[2], pusat penitipan anak, kelompok belajar dan diskusi, kegiatan budaya perempuan, dll. harus didirikan, dan dijalankan di bawah kendali perempuan sendiri.

Keluarga inti tradisional yang patriarkis[3] harus dihapus dan diganti dengan asosiasi bebas antara laki-laki dan perempuan berdasarkan kesetaraan dalam memutuskan sesuatu yang terkait dengan keduabelah pihak yang didasari oleh penghormatan terhadap otonomi dan integritas masing-masing.

Stereotip berbasis jenis kelamin dalam pendidikan, media dan tempat kerja harus dihapuskan. Pembagian kerja secara radikal terhadap semua jenis kelamin dalam pekerjaan biasa, kehidupan rumah tangga dan pendidikan adalah cara yang cocok.

Struktur kehidupan kerja harus diubah secara radikal, dengan lebih banyak kerja paruh waktu dan kerja sama yang teratur di rumah maupun di masyarakat. Perbedaan antara pekerjaan laki-laki dan pekerjaan perempuan harus dihapuskan. Menyusui dan merawat anak-anak harus menjadi perhatian laki-laki sama seperti yang dilakukan perempuan.

Kekuasaan perempuan dan perdana menteri perempuan tidak akan memimpin mayoritas perempuan untuk mencapai tujuan mereka atau menghapus penindasan. Feminis Marxis dan borjuis menyesatkan perjuangan untuk pembebasan perempuan. Bagi kebanyakan wanita, tidak akan ada feminisme tanpa anarkisme. Dengan kata lain, anarka-feminisme tidak berdiri untuk kekuasaan perempuan atau perdana menteri perempuan, itu singkatan dari organisasi tanpa kekuasaan dan tanpa perdana menteri.

Penindasan ganda terhadap perempuan menuntut perjuangan ganda dan pengorganisasian ganda: di satu sisi dalam federasi feminis, di sisi lain dalam organisasi anarkis. Kaum anarka-feminis merupakan persimpangan dalam pengorganisasian ganda ini.

Anarkisme sejati juga harus feminis, jika tidak, ini hanya akan menjadi patriarki yang setengah anarkis dan bukan anarkisme sejati. Adalah tugas bagi para anarka-feminis untuk memperjuangkan fitur-fitur feminisme dalam anarkisme. Tidak akan ada anarkisme tanpa feminisme!

Poin penting dalam anarka-feminisme adalah bahwa perubahan harus dimulai hari ini, bukan besok atau setelah revolusi. Revolusi akan bersifat permanen. Kita harus mulai hari ini dengan melihat penindasan dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan sesuatu untuk mematahkan pola penindasan tersebut sekarang dan di sini.

Kita harus bertindak secara mandiri, tanpa mendelegasikan kepada pemimpin manapun hak untuk memutuskan apa yang kita inginkan dan apa yang akan kita lakukan: kita harus membuat keputusan sendiri dalam urusan pribadi, bersama-sama dengan perempuan lain dalam urusan yang menyangkut banyak perempuan, dan bersama-sama dengan rekan-rekan laki-laki dalam urusan umum.

[1] konsep guardian (wali) di sini mengacu pada sistem male-guardianship (perwakilan laki-laki). Sebuah sistem di mana perempuan diharuskan mendapatkan izin dari wali laki-laki mereka dalam beberapa urusan, seperti bekerja, keluar rumah, menikah, pulang malam, dll. Hal ini biasanya sangat kental terjadi di lingkungan masyarakat dengan kultur ketimuran. Sebagai contoh, di Arab Saudi, hal ini tidak hanya berdiri di bawah bendera kultur kemasyarakatan, ia juga disokong oleh bendera ‘hukum agama’ dan ditambah lagi dengan kekuatan negara. Karenanya, muncul kampanye anti male-guardianship. Anarka-Feminisme percaya bahwa, sudah seharusnya perempuan menjadi otonom, ia lah wali bagi dirinya sendiri.

[2] Crisis center merupakan pusat pelayanan yang mengadvokasi segala permasalahan, seperti kekerasan, pelecehan, pemerkosaan, penguntitan, sehingga penyintas dapat menuntut dan menyuarakan haknya. Pusat krisis ini juga menyediakan support system yang mana satu sama lain dapat saling menguatkan, berbagi pengalaman dan pengetahuan, sampai bantuan profesional untuk permasalahan yang sudah memasuki ranah klinis (seperti trauma psikologis). [Ini kurang lebih gambaran pusat krisis yang ideal kita bayangkan, sedangkan realitanya bagaimana, setiap lembaga pusat krisis pasti berbeda. Tergantung sumberdaya yang ada]

[3] Kalau melihat pada sejarah, keluarga inti tradisional ini merupakan bentuk dari keluarga yang diprivatisasi. Privatisasi inilah yang menjadi benih terciptanya kapitalisme dan patriarki. Karena sebelumnya, masyakarat primitif yang masih hidup dalam kelompok-kelompok kecil berupa klan, mereka menerapkan sistem yang berbentuk komunalisme dan matriarkis (baca: feminis).


Teks aslinya berjudul Anarcha-feminist Manifesto, diterjemahkan oleh Ameyuri Ringo