Dimulai dari sebuah tempat – Pernyataan telah disebar

Untuk memulai, kami ingin membagi kebahagiaan kami dengan kalian. Kebahagiaan yang kami rasakan seperti yang kami tulis, kami rasakan, meskipun dalam kondisi terpenjara di balik tembok, ada bagian dari kami yang berada di luar sana bersama kalian, berdiskusi, meragukan dan merencanakan sabotase baru menentang otoritas dari aparatus sosial.

Tentu saja, hal itu tidak akan pernah bisa terjadi tanpa kontribusi berharga dari para kamerad yang terus menginformasikan kepada kami mengenai eksperimentasi internasional Anarki Baru dari berupaya menerjemahkan teks-teks kami.

Jadi, catatan berikut ini datang dari serangkaian diskusi yang kami lakukan sebagai Conspiracy of Cells of Fire: Sel Anggota Dalam Penjara, dalam rangka pertemuan internasional di Meksiko.

Pemikiran yang ingin kami bagi terkait pertemuan ini bukanlah sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai pandangan resmi. Sebagai anarkis-nihilis, kami tidak mempercayai kebenaran absolut dan objektif. Sebaliknya, kami ingin menyediakan sebuah titik berangkat. Satu tantangan lagi untuk pemikiran, eksperimentasi dan serangan untuk mempertajam [trans: diskursus] insureksi anarkis. Pencarian teori dan praksis yang berkelanjutan membuat anarki tetap hidup dan berbahaya, jauh dari kekakuan ideologi.

Sebelum kami memulai, kami ingin menggarisbawahi dua hal.

Pertama, dalam teks kami seseorang mungkin akan menemukan celah terkait pemikiran dan posisi, yang telah dipublikasikan dan diekspresikan terkait dengan perkembangan internasional dari anarkis hari ini. Hal itu terkait dengan kondisi terbelenggu, di mana kami berdiri, menghambat [ke]segera[an] untuk mengupdate dan berkomunikasi yang ingin kami miliki.

Kedua, kata-kata bukanlah objek. Ia adalah tujuan yang membawa pengalaman dari setiap kami. Terkadang kata yang sama akan berarti hal yang berbeda, tergantung dari tempat dan waktu, di mana kata tersebut diekspresikan.

Mungkin hal ini melahirkan hasrat baru untuk menemukan kata baru yang bebas dari kebingungan. Tapi hingga saat itu tiba, siapapun yang “mengacu” pada detil-detil seperti yang dilakukan ketika membaca teks filsafat, adalah bodoh dengan tenggelam di dalamnya, dan kehilangan arti [yang sesungguhnya].

Jawaban yang salah untuk pertanyaan yang salah

Perang berkecamuk dengan ribuan wajah. Dengan wajah totalitarian tekno-industrial, krisis ekonomi, penggerukan alam, represi, operasi militer, tele-propaganda dari spectacle.

Perintah terdengar keras di mana-mana.

Penderitaan ekonomi, kemiskinan, eksploitasi nan arogan dari para bos, diktatorian bank-bank, korporatisme, pengawasan elektronik, dunia digital, eksperimen genetis, penyakit-penyakit [yang diciptakan di dalam] laboratorium, nano-teknologi, penggundulan hutan, polusi udara dan air, pembasmian binatang dengan vivisection, konsumsi daging massal, penjara-penjara baru dengan keamanan tingkat tinggi, kamp konsentrasi untuk para imigran, penangkapan para anarkis, polisi [yang tersebar] di mana-mana, tentara untuk melawan para demonstran, pembantaian besar-besaran oleh operasi militer [yang] “humanis”, senjata nuklir dan kimia, propaganda oleh jurnalis, estetika berpakaian oleh iklan, komoditi-komoditi tak bernyawa yang despotik.

Gunung-gunung teks dan analisis telah menghujani kita semua mengenai hal-hal di atas, menyarankan solusi. Para manajer otoritarian Kiri memfantasikan proposisi dari negara sosial, pembangunan [yang berkesesuaian dengan prinsip-prinsip lingkungan] hijau, bantuan ekonomi untuk orang miskin, filantropi para LSM, demokratisasi polisi, toleransi terhadap para pembuat kebijakan, alternatif [untuk] sentimen ekologis, kondisi yang lebih humanis di dalam penjara, [dan lain sebagainya]…

Begitu ramai warga sipil dan anarkis birokrat yang berupaya tanpa henti di balik tuntutan agar terdapat otoritas Kiri yang lebih “adilan” dan “humanis”. Ini adalah gejala reformis dari para birokrat anarkis yang lahir dari federasi-federasi resmi, yang bersandar di balik evolusi sosial. Para politisi murahan tanpa partai, petualang insureksi, teoritisi tai lalat yang berbicara menggunakan kata-kata dan interpretasi yang dipinjam dari hantu Marxisme masa lalu (self-management dalam konteks produksi, sekolah mandiri, pertemuan-pertemuan populer, milisi revolusioner, komite-komite, dan lain sebagainya).

Terutama di Yunani, para reformis kembali menguatkan aliansi oportunistik dengan orang-orang Kiri dan anarkis sosial (yang berbentuk front anti-fasis, pertemuan-pertemuan populer dan demonstrasi-demonstrasi…)

Bagi kami, meskipun mereka para anarkis sosial memiliki niat yang baik, justru terlihat seperti anjing yang memburu ekornya sendiri. Memang terdapat jalan keluar dari beberapa analisis mereka, tapi bagi kami analisis tersebut mengandung kesalahan karena pertanyaan yang diajukan di dalamnya bukan pertanyaan yang tepat.

Jika penulisan resmi sejarah berkeras untuk mendasarkan dirinya pada interpretasi sosial terhadap dunia dalam kerangka rencana-rencana ekonomi, angka-angka dan statistik mengenai pengangguran, apa alasan bagi kami untuk dapat berkontribusi dan menyarankan solusi?

Kenapa bersusah payah menghabiskan waktu kami dengan berbicara dalam bahasa orang mati, yang mempromosikan reformasi sosial, semenjak kami berhasrat menghancurkan peradaban? Mengapa mengekang gempuran dana serangan bertubi-tubi dengan mengenang kembali hantu komunis? Mereka membuat komputasi politik, kami tidak.

Kami membuat perang.

Menantang semua tantangan

Jadi kami tidak ingin menjawab pra-definisi dari pertanyaan-pertanyaan dalam dialog sosial, yang mana kami menganggap bahwa kami bukan bagian dari hal itu. Sebaliknya, kami ingin memprovokasi dengan cara menciptakan pertanyaan otentik yang baru tentang hidup.

Insureksi bertujuan untuk mempertanyakan, sedangkan otoritas bertujuan untuk membuatmu merasa telah memiliki seluruh jawaban yang tepat.

Itu mengapa kami menantang tantangan.

Tantangan dari penciptaan rencana untuk insureksi tanpa akhir. Sebuah rencana yang mengkombinasikan pikiran dengan perasaan, dinginnya perencanaan dengan panasnya api dari sebuah praksis, sekarang di sini, tegangan dengan durasi, dengan aksi langsung yang bertujuan untuk menghancurkan aparatus sosial dan pembebasan hidup kami.

Itu adalah jalan satu-satunya untuk hal-hal baru dapat menjadi bagian dari eksistensi kami. Tentu saja seseorang dapat berkata: “Lalu bagaimana dengan kemiskinan? Ide kalian sangat bagus, tapi masyarakat hari ini sedang berjalan ke arah bencana ekonomi, kemiskinan dan kelaparan, sementara kau berbicara tentang puisi eksperiensial…”

Jawabannya adalah YA, kami tak memiliki program politik untuk “membantu” orang miskin atau resep untuk keselamatan sosial. Kami bukanlah tabib dari dunia yang sakit, kami adalah tukang sabotase…

Satu-satunya proposal yang kami miliki untuk krisis ekonomi ini adalah untuk mendorongnya jatuh ke dalam jurang.

Hanya dengan kehancuran ekonomi maka pendivisian kemiskinan akan ikut mati. Bersamaan dengan ekonomi, kami juga ingin menghancurkan kerja dan produksi industri massal. Tapi sekedar menekan tombol ajaib tidaklah cukup untuk menghancurkan rantai-rantai yang mengikat kita. Ekonomi, produksi, konsumsi, komoditi, semua merepresentasikan relasi-relasi sosial secara spesifik. Relasi antara budak dan tuan, di mana cambuk dan belenggu (biasanya) tak terlihat.

Itu mengapa kami berpikir bahwa pemikiran para komunis dan saudara “anarkis” mereka, hanyalah bicara tentang bagaimana mengisi perut orang lapar dan tak berdaya.

Otoritarianisme relasi-relasi sosial tidak dapat disembuhkan dengan teori ekonomi yang membosankan. Itu mengapa kami ingin meledak-hancurkan seluruh standar relasi-relasi dan mempertaruhkan besertanya segala sesuatu yang dapat diberikan seperti hidup, kegembiraan, persahabatan, cinta, egoisme, kebahagiaan, …

Mari bicara tentang kualitas hidup, dan bukan tentang kuantitas komoditi dari rak-rak supermarket. Mari gantikan kepastian matematis dengan keragu-raguan puisi.

Di sana, saat yang lain melihat refleksi orang Kiri tentang kekuatan massa atau fantasi anarkis tentang self-management kaum pekerja, kami meletakkan sisi misterius hidup.

Karena kehidupan hari ini tidak memiliki rahasia lagi, tidak memiliki kedalaman… setiap inci saat ini telah menjadi rasional, persis seperti persamaan matematika, setiap gerakan telah diprediksi, setiap perasaan telah dapat diukur dengan sendok.

Setiap kita saat ini terkunci di balik sel-sel apartemen dan banyak lagi oleh tagihan kartu kredit dan pajak, persis seperti berada di penjara yang sebenarnya.

Mungkin kami naif dan pemimpi, tapi yakin bahwa hidup bukanlah seperti teori Marx ataupun Bakunin, bukan pertemuan-pertemuan dari kata-kata tanpa tujuan.

Hidup adalah pilihan-pilihann dan aksi, yang diuji cobakan di jalanan. Cukup sudah dengan teori. Kami mencoba memberikan durasi dalam tensi dari setiap momen, mengembalikan hidup sebagai sebuah petualangan.

Dari teori menuju praksis: Sebuah kritik terhadap perjuangan sosial setengah hati

Siapapun yang berbicara tentang anarki tanpa melihat kemungkinan untuk bertindak sepatutnya seorang anarkis, sedang mengunyah bangkai di mulutnya. Pastinya, tidak ada model atau format sempurna dari aksi anarkis, tapi ribuan dari cara-cara yang berbeda yang dapat kita gunakan agar menjadi lebih berbahaya dalam pertempuran melawan aparatus sosial.

Kritik anarkis adalah metode untuk mengembangkan pemikiran dan menajamkan senjata mu.

Aparatus sosial sering berhadapan dengan kontradiksi internalnya, yang mana dapat mengarah kepada ketegangan sosial. Pemogokan, demonstrasi, perjuangan local, perang jalanan dengan polisi, sering muncul menggangu ketertiban sosial.

Perjuangan-perjuangan yang terkadang dapat memiliki karakter kekerasan dan menjadi poin referensi bagi anarkis sosial. Pertanyaan yang muncul dari kasus-kasus tersebut adalah: perjuangan-perjuangan sosial yang melampaui batasan-batasan legal, apakah hal itu juga secara simultan melampaui etika legalitas pada saat yang bersamaan?

Dengan kata lain, bahkan pada momen yang paling tegang di mana api menyala dan terjaidnya bentrokan-bentrokan dalam perjuangan sosial setengah hati, apakah titik puncaknya adalah kepuasan atas tuntutan kamu pro-serikat pekerja (peningkatan upah, reformasi pendidikan, dan lain sebagainya) atau destruksi otoritas oleh anarkis?

Kami menganggap bahwa tren umum dalam perjuangan sosial setengah hati adalah harapan akan otoritas yang lebih “adil”, bukan menuju penghancurannya. Lagipula, perjuangan sosial setengah hati selalu mengajukan tuntutan. Ini berarti mereka meminta sesuatu dari seseorang. Mereka meminta agar otoritas memuaskan mereka, sebuah fakta di mana terjadi pengakuan atas otoritas. Titik berangkat dari pengakuan moral terhadap otoritas ini tidak pernah mampu dilewati oleh banyak orang, bahkan ketika mereka pernah melempar batu.

Mereka yang bertempur dengan polisi meminta kenaikan upah, besok mereka bisa saja meminta, dengan hasrat yang sama, agar lebih banyak lagi patroli polisi dan kamp konsentrasi untuk para imigran ilegal.

Tentu saja kami menggeneralisir. Seperti juga kami menilai bahwa kita seharusnya memberikan jalanan dan perjuangan sosial setengah hati dengan gratis kepada para reformis dan birokrat.

Di dalam perjuangan sosial setengah hati kita dapat menemukan ketidakpuasan dari beberapa anak-anak muda yang tidak tersubordinasi yang mencoba mencari jalan untuk mengekpresikan kemarahan mereka terhadap sistem. Mereka adalah minoritas yang tidak sesuai dan tidak puas dengan tuntutan kaum pro-serikat pekerja.

Bagi kami, para kamerad dari New Anarchy, kami dapat mencari titik perjumpaan dengan minoritas ini dan beraksi sebagai tukang sabotase. Menjauh dari bisik-bisik pertemuan-pertemuan populer dan komite-komite perjuangan, dan mari melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Sabotase menentang normalitas, meskipun pada akhirnya ini akan mentransformasikan dirinya dengan memuat karakter-karakter “perjuangan sosial sejati”.

"We do not co-formulate misery, nor the demands towards the enemy. On the contrary, we as the virus of chaos and disorder, wanting to contagiously contaminate all those who feel unsatisfied by the demonstrations-promenades."

"Kami tidak ikut memformulasikan penderitaan, seperti juga kami tidak pernah meminta kepada musuh. Sebaliknya, kami adalah virus chaos dan kekacauan, yang menginginkan untuk mengkontaminasi semua mereka yang merasa tidak puas dengan parade-parade demonstrasi."

Kami tidak memiliki masalah moral terkait penggunaan massa dalam parade demonstrasi sebagai tameng untuk serangan, dengan menggunakan taktik hit-and-run, yang diarahkan kepada para polisi, bank-bank dan para jurnalis. Dan jika karena akibat tindakan kami membuat naiknya eskalasi represi dan serangan polisi terhadap demonstrasi damai, kami tidak peduli.

Tantangan berarti menciptakan iven-iven. Kekerasan polisi akan mempolarisasi situasi. Cukup sudah dengan yang biasa-biasa saja. Kita sedang dalam perang dan setiap kita mesti mengambil sikap dan posisi. Tidak ada lagi ruang untuk anarkis-sindikalisme dan federasi-federasi dari front sosial.

Perang jalanan yang terjadi dalam perjuangan sosial setengah hati, tidak seharusnya membuat kita puas.

Sangat sering, kami melihat bagaimana para kamerad insureksionis, menunggu perang berikutnya di jalan dan tidak menciptakan infrastruktur insurgensi sekarang dan di sini di dalam diri mereka sendiri. Mereka dipuaskan dengan pertempuran-pertempuran dengan polisi dan serangan-serangan terhadap simbol-simbol otoritas, tapi tidak pernah mencoba untuk membawa konflik itu ke dalam realitas, dari curangnya perjanjian-perjanjian dalam perjuangan sosial setengah hati menjadi pertempuran dalam hidup harian.

Karena inilah apa yang dimaksud dengan gerilya kota anarkis: membawa serangan dari tangan pertama dan tegangan terkini, tanpa perlu berkamuflase dalam protes-protes sosial.

Pada saat yang bersamaan, beragam politisi anarkis dan badut-badut yang memuaskan kesadaran mereka dengan berpartisipasi dalam pertempuran jalanan yang oportunistik dan berfantasi mengenai revolusi sosial berbasis massa. Adalah mereka, yang menggunakan perjuangan sosial sebagai alibi, dan menilai bahwa gerilyawan urban anarkis sebagai produk yang ketinggalan jaman dan pilihan yang dapat menghancurkan diri sendiri.

Bagi kami, sebagai Conspiracy of Cells of Fire, taruhannya sangat sederhana. Melalui “perjuangan sosial”, kami ingin menciptakan jembatan, agar supaya para pemberontak dan minoritas yang tidak puas dan menyeberang ke posisi gerilyawan urban anarkis, di mana serangan akan terus berkelanjutan.

Karena pada akhirnya, siapapun yang tidak puas dengan menunggu kesepakatan resmi akan perjuangan, demonstrasi di mana tempat dan waktu dipilih oleh pihak lain, baik itu oleh serikat buruh atau komite-komite perjuangan, dengan tujuan untuk menjalin kesepakatan dengan insureksionis yang lain, maka ia akan berakhir dengan hilangnya kesepakatan dengan insureksi anarkis berkelanjutan.

FAI: Tentang akronim dan anonimitas dari “anarkis galaksi”

Yang menarik sekarang, adalah untuk mendiskusikan dan menemukan cara-cara baru dan berbahaya untuk mengekspresikan kebencian yang kita rasakan, terhadap aparatus sosial.

Kami memulainya dengan cara mengidentifikasi sebuah titik berangkat. Bagi kami, titik berangkat tersebut adalah organisasi informal anarkis.

  • INFORMAL, karena kami tidak menyukai kondisi dan norma-norma yang peran-peran yang telah ditetapkan dan statuta organisasi. Peran dari orator yang memenjarakan pendengar dalam pertemuan-pertemuan, para spesialis pencuri, spesialis bom, pakar penulis komunike-komunike dan para arsonis, membagi hidup dan kemampuan kita lalu memecahnya ke dalam potongan-potongan kecil. Pendivisian adalah prinsip dari otoritas. Otoritas informal dari peran, yang mana sering kami jumpai dalam lingkar anarkis, adalah lebih busuk dari otoritas institusional, karena hal ini tersamar dengan baik dan hal ini tidak terlihat dan kebal. Kami mengatakan bahwa SEGALANYA UNTUK SETIAP ORANG. Setiap kami, terlepas dari peranan dan spesialisasi, dapat mengembangkan kemampuan masing-masing lalu mengujinya melalui kameradsip yang mutual.. perampokan, pembakaran, pemboman, eksekusi, penulisan teks, diskusi dan dalam berbagai bentuk ekspresi, yang mana dapat mempromosikan Anarki Baru.

  • ANARKIS, karena kami adalah anarkis dan kami tidak menginginkan pemimpin ataupun pengikut. Kami mengkreasikan konspirasi yang setara, beroperasi melalui sel-sel kecil aksi langsung yang fleksibel, yang memfasilitasi debat secara menyeluruh, ketimbang model yang tersentralisir dari model organisasi di mana akan berujung pada piramida birokratik, komite otoritas yang hirarkis.

  • ORGANISASI, karena kami percaya bahwa kerangka berkelanjutan insureksi anarkis dan perang menentang otoritas. Jika kami ingin meningkatkan intensitas perang permanen terhadap para komandan dari hidup kami, kami mesti teroganisir. Kami ingin untuk mengkreasikan jaringan informal internasional dari sel-sel yang melakukan serangan, yang mana kami sarankan, merencanakan dan berkoordinasi, menyerang secara otonom, terlibat dan saling membantu satu dengan yang lain dalam rangka mempromosikan kemungkinan anarki.

Ini adalah proposal kami, yang mana kami dengan sepenuh hati mendukung jaringan internasional dari FAI-IRF.

Kami sangat berhati-hati terhadap upaya untuk meniadakan polemik, seperti yang telah dilakukan untuk menentang FAI oleh para kamerad dan “kamerad”. Kami memberikan kepada mereka penderitaan teoritis atas ketiadaan mereka. Tapi di antara mereka juga terdapat, mereka yang berupaya membuka dialog terkait isu “akronim”, yang digunakan oleh berbagai sel aksi langsung dan federasi informal.

Mari meluruskan beberapa hal.

Beberapa bulan yang lalu, kami mendapat sebuah teks berjudul “Anonimitas”, ditulis oleh seorang anarkis dari tendensi anonimitas politik. Teks ini adalah sebuah kritik, tanpa mengusung sedikitpun semangat perkawanan terhadap CCF dan FAI. Teks ini memiliki awal yang sangat khusus, sebuah potongan dari mitologi seorang cyclop bernama Polipemus dari kisah “Odissei”. Secara singkat, menurut mitos tersebut, saat Odiseus ditanya namanya oleh cylop tersebut, dia menjawab “bukan siapa-siapa”. Jadi saat Odiseus membutakan mata cyclop tersebut, sang cyclop memanggil saudaranya dan mengatakan bahwa ia dibutakan oleh “bukan siapapun”, yang menyebabkan kebingungan, karena saudara Polipemus tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Mitologi ini adalah inti dari pemikiran penulis teks ini yang tak kami ketahui siapa, yang digunakan untuk menyerang kami, berbicara mengenai keuntungan menjadi anonimus dibandingkan dengan akronim. Secara spesifik penulis ini menyebutkan bahwa “saat sebuah aksi diikuti dengan komunike, itu seperti sebuah lelucon yang diikuti dengan penjelasan”. Sebaliknya, kami katakan, kami tidak cukup bodoh untuk membuat lelucon. Kami memilih barikade perang sebagai rumah dan api sebagai kamerad kami. Lebih lanjut, karena pengetahuan superfisial adalah jauh lebih buruk daripada kebodohan, mitologi tentang Polipemus tidaklah berhenti di situ. Odiseus, saat meninggalkan pulau di mana Polipemus tinggal, berteriak dari atas kapalnya “aku, Odiseus, yang membutakanmu…”.

Jadi, sama sekali tak ada hubungannya dengan mitos-mitos, hal yang sebenarnya adalah, kami ingin berbicara mengenai apa itu FAI.

FAI, Black International, CCF, grup-grup afiniti anarkis-individualis dan nihilis adalah komunitas di mana kami ingin hidup di dalamnya. Hal ini tidak memiliki kaitan apapun dengan persepsi kumulatif mengenai kekuasaan. FAI bukanlah model dari organisasi sentralis. Sebaliknya, ia mempromosikan organisasi informal, afiniti antar sel dan keunikan dari setiap individual. Kami menentang diktatorianisme angka dan komite pusat. Seperti juga penentangan kami terhadap logika mengenai two tentara petarung melainkan sebaliknya kami memilih untuk mempromosikan penyebarluasan ratusan titik kegairahan dan aksi, yang mana terkadang bekerja sama dalam koordinasi internasional dan terkadang mengekspresikan diri mereka sebagai sel atau individu yang unik. FAI secara sederhana adalah komunitas bayangan di mana hasrat pemberontakan terhadap era hari ini, bertemu. Dengan jalan ini, kami mempromosikan Anarki Baru dan Black International.

Seseorang mungkin akan berkata, “sejauh ini cukup bagus… tapi mengapa kalian semua terobsesi dengan akronim dan pemberian nama terhadap sel-sel?…” Jawaban kami adalah, kami tidak memiliki obsesi, kami hanya merasa dorongan hasrat yang kuat untuk mendefinisikan diri kami sendiri.

Terutama hari ini, kami percaya bahwa daripada sekedar menyatakan bahwa kami adalah “anarkis”, dengan tujuan untuk berbicara melalui komunike atau sebuah aksi, sangatlah tidak mencukupi dan problematik. Kami memilih untuk memisahkan posisi kami dari “para anarkis” yang bekerja sama dengan serikat-serikat pekerja yang memiliki akar Kiri, yang menggunakan analisis Marxis, men-serikat-kan penderitaan mereka, menyebarkan fitnah terkait aksi langsung, membayangkan sebuah komune pekerja, berpartisipasi dalam komite-komite lokal warga dan mentransformasikan anarkis menjadi sebuah terapi sosial.

Juga, aksi berbicara untuk diri mereka sendiri melalui komunike, karena tetap menjaga jarak dari mereka “para oposisi anarkis, yang terkadang membakar habis sebuah bank atas nama orang-orang miskin dan menentang plutokrasi kapital”, dalam rangka untuk membuktikan bahwa setidaknya hal itu berarti sesuatu.

Tidak, aksi pembakaran bank bagi kami bukan cara untuk melayangkan protes atau koin persahabatan dan solidaritas dengan “orang-orang miskin” yang tidak melakukan apapun dan hanya duduk di kursi mereka. Aksi tersebut adalah cara untuk mengekspresikan “AKU”. Ke”aku”an, yang ingin beranjak pergi dari kawanan budak, ke’aku’an yang tidak menundukan kepala, ke’aku’an yang tidak menunggu gerombolan massa untuk revolusi, ke’aku’an yang mengklaim namanya sendiri, “akronim”nya sendiri dan tidak berlindung di balik anonimitas. Titik perjumpaan dari “Ego” yang melakukan revolusi dan mengambil alih namanya, yang kami berikan untuknya. Namanya adalah FAI dan ini adalah cara kami mendefinisikan “kami”. Sebuah kolektif “kami”, bersenjata dengan pisau menentang musuh-musuh kami.

Jadi, kami memilih untuk mengidentifikasi diri kami sendiri dan tidak lenyap dari anonimitas dari imajinasi gerakan anarkis.

Eksponen-eksponen dari politik anonimitas mungkin akan mengatakan “dengan komunike dan akronim, aksi akan memiliki pemilik”. Bagi kami mendefinisikan siapa kau, bukan berarti menandatangani kontrak atas kepemilikan, melainkan ini merupakan cara kami untuk menjadi lebih agresif menentang aparatus sosial dari kawanan massa anonim. Kami mengacuhkan dan membakar identitas kami yang diberikan oleh polisi dan kami menjadi apa yang kami inginkan dengan mendefinisikan siapa kami dengan cara kami sendiri.

Ini bagaimana kemudian dialog antar kamerad dan sel-sel aksi langsung dimulai. Kami meninggalkan bekas di wajah otoritas dan membagi pengalaman, proposisi, kesepakatan, ketidaksepakatan dan rencana.

Secara alami, FAI tidak eksklusif. Itu mengapa proposal kami bukan soal peningkatan jumlah FAI. Seseorang mungkin akan tidak setuju dengan FAI bahkan dalam pengertian estetika. Proposal kami adalah tentang bagaimana mengorganisir sel-sel bersenjata dan grup-grup afiniti, membangun sebuah jaringan internasional anarkis praksis. Aksi langsung dan penyebarluasan perang gerilya anarkis adalah proposal kami.

Kami ingin mempromosikan Black International, mengabolisi seluruh ide-ide lama tentang anarkisme sosial. Kita mesti melampauai hantu-hantu masa lampau dan ide mengenai pusat dari otoritas dan hati yang buas.

Otoritas bukan cuma sekedar gedung atau kantor ataupun individu. Ia juga termasuk relasi sosial. Ia dimulai dari kuil-kuil resminya (parlemen, perusahaan multinasional, bank, pengadilan, kementerian, kantor polisi) dan mencapai gestur paling sederhana dari kehidupan harian (keluarga, kehidupan seksual dan hubungan antar kawan).

Otoritas tidak hanya berada di satu titik saja. Itu mengapa kami menginginkan FAI dan grup-grup afiniti untuk bertemu juga di medan baru. Untuk mengkombinasikan serangan terhadap bank dengan puing-puing dari perusahaan iklan. Untuk menyebarkan kebencian kita terhadap golongan tekno-industrial, eksploitasi korporasi terhadap alam dan binatang, industri farmasi, peradaban dan setiap kompromi, yang memperbudak kita. Kami mempromosikan tendensi anarkis anti-peradaban dan percarian akan jalan baru tentang hidup. Berbeda jauh degan fantasi mengenai ideal-ideal primitifisme, kami ingin menyerang setiap struktur, yang mengeksploitasi dan membunuh alam, binatang dan manusia. Berbeda dengan fetisisme dari nilai mengenai betapa berharganya hidup manusia, kami mengklarifikasi bahwa tujuan kami tidak hanya fasilitas gedung-gedung, tapi juga individu-individu yang mengoperasikannya, yang mana dengan jelas bahwa kami mempromosikan dan mempraktikan eksekusi manusia sebagai target.

Menuju arah ini, kami meninggalkan di belakang kami para ahli “anarkis” galaksi, yang berkhotbah tentang politik anonimitas tanpa melakukan apapun. Karena, kami ingin mengatakan yang sebenarnya, bahwa sebagian dari tendensi politik anonimitas pada esensinya menyembunyikan ketakutan mereka akan represi, di balik semua teori tersebut. Tapi mari hadapi ini, penjara dan kematian adalah bagian dari insureksi anarkis yang berkelanjutan. Siapapun yang tidak sepakat dengan hal ini, berarti tidak sepakat dengan insureksi itu sendiri. Sebaliknya, bagi mereka, yang bahkan secara estetik mempertahankan politik anonimitas melalui aksi-aksi mereka, dan tidak hanya melalui kata-kata, kami percaya bahwa perbedaan kita tidak membuat kita terpisah jauh. Anarki tidak berarti sebuah kesepakatan, tapi untuk mengetahui bagaimana mengajukan pertanyaan dan keraguan. Seperti yang dituliskan oleh kamerad Nicola Gai dari Sel Olga-FAI: “cinta dan peluk erat dengan semua kamerad, mereka, yang secara anonim ataupun tidak, terus melanjutkan serangan atas nama kemungkinan yang lain akan hidup yang bebas dan otoritas”.

Proyek internasional “Phoenix” membuktikan, bahwa tidak ada hak cipta dan kolaborasi eksklusif di bahwa satu payung nama yang sama. Dari delapan aksi yang telah dilakukan sejauh ini di Yunani, Indonesia, Rusia dan Chile, para kamerad dari Chile tidaklah secara eksplisit merupakan bagian dari FAI, tapi menamakan diri mereka Sel Panjang Umur Ilya Romanov, dalam afinitas dengan Black International. Jadi, terdapat kesempatan yang tidak terbatas bagi kooperasi dan kreasi baru dari proyek aksi internasional, baik itu ditujukan kepada beberapa target atau dalam bentuk praktek solidaritas dengan seseorang yang hilang di balik tembok penjara. Setiap isu mengkreasikan kemungkinan-kemungkinan.

“Kebebasan tidak hadir di sini. Tidak di dunia ini. Di dunia ini yang ada hanya perjuangan untuk kebebasan. Dan apa artinya dengan menjadi bebas? Bebas adalah kondisi di mana seseorang tidak takut untuk membunuh atau terbunuh di dalam pertempuran menuju kebebasan ini”


Conspiracy of Cells of Fire FAI-IRF
Sel Anggota Dalam Penjara

dari balik penjara Koridallos - Yunani
December 2013