f-f-francisco-ferrer-asal-usul-dan-cita-cita-sekol-3.jpg

Pengantar oleh Joseph McCabe
(Penerjemah dari Bahasa Spanyol ke dalam Bahasa Inggris)

12 Oktober 1909, Francisco Ferrer y Guardia ditembak di parit Benteng Montjuich di Barcelona. Dewan Militer memutuskan dia bersalah karena menjadi "penggawa pemberontakan" yang beberapa bulan sebelumnya, menyulut api perang sipil di kota dan provinsi. Secara terbuka pendeta mengajukan petisi kepada Perdana Menteri Spanyol, ketika Ferrer ditangkap karena dia pendiri Sekolah Modern dan mengelolanya sebagai sumber dari semangat revolusioner; dan Perdana Menteri bukannya menegur mereka, melainkan mengaminkannya. Ketika Ferrer ditangkap, pihak penuntut menghabiskan waktu berminggu-minggu mengumpulkan bukti yang memberatkannya, dan memberikan jaminan bebas secara cuma-cuma kepada beberapa pria yang terlibat dalam kerusuhan, karena bersaksi melawannya. Hanya tiga atau empat orang ini yang jadi saksi dari lima puluh orang yang seharusnya didengar dengan sabar di pengadilan sipil, dan bahkan kesaksian mereka akan segera runtuh di bawah pemeriksaan silang. Tapi tidak ada pemeriksaan silang, dan tidak ada saksi yang dibawa sebelum sidang putusan. Lima minggu dihabiskan untuk menyusun dakwaan yang sangat panjang terhadap Ferrer; kemudian dua puluh empat jam diberikan kepada seorang petugas yang tidak berpengalaman, dipilih secara acak, untuk menganalisanya dan mempersiapkan pembelaan. Bukti yang dikirim mendukung Ferrer disita oleh polisi; para saksi yang bisa membantah kasusnya ditahan bermil-mil jauhnya dari Barcelona; dan dokumen-dokumen pendukung yang menunjukkan ketidakbersalahannya ditolak oleh petugas pembela dari ketidakadilan yang brutal dalam persidangan, hakim militer memutuskan Ferrer bersalah, dan dia ditembak.

Sebulan setelah pembunuhan yudisial terhadap Ferrer, saya menyuguhkan seluruh kisah keji itu ke hadapan publik Inggris. Saya menunjukkan perilaku korup yang parah di gereja dan perpolitikan di Spanyol, dan membuktikan bahwa pendeta dan politisi telah bersekongkol secara halus tapi kasar dalam menggunakan mesin "pengadilan militer" guna menyingkirkan seorang pria, yang tujuan utamanya adalah membuka mata rakyat Spanyol. Kontroversi yang berkepanjangan dan penuh gairah pun terjadi. Kontroversi itu tidak mengubah sebaris pun di buku saya. Tuan William Archer, dalam penelitian yang dingin dan tidak memihak terkait masalah ini, sepenuhnya mendukung dakwaan saya atas penuntutan Ferrer; dan Profesor Simarro, dari Universitas Madrid, dalam banyak penelitian terkait persidangan tersebut (El Proceso Ferrer—dua jilid besar), mengutip seluruh bab dari pekerjaan kecil saya. Ketika pada 1912, Dewan Militer Tertinggi Spanyol terpaksa menyatakan tidak ada satu pun tindakan kekerasan yang dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan Ferrer (sedangkan saksi utama untuk penuntutan telah bersumpah bahwa dia melihat Ferrer memimpin pasukan perusuh), dan memerintahkan pemulihan propertinya, kasus ketidakbersalahannya ditutup. Tinggal bagi Spanyol untuk menghapus noda busuk sejarahnya dengan membuang tulang-tulang guru martir dari parit Montjuich, dan untuk mendeklarasikan, dengan kebanggaan Spanyol yang ‘nyata’ bahwa ketidakadilan yang parah telah terjadi.

Sementara itu, pemulihan properti Ferrer memungkinkan para pengurus yang dipercayanya melanjutkan pekerjaannya. Di antara makalahnya, mereka menemukan manuskrip yang ditulis Ferrer sendiri tentang asal-usul dan cita-cita Sekolah Modern, dan tindakan utama mereka adalah menyebarkannya kepada dunia. Pada tahun 1906 Ferrer ditangkap atas tuduhan terlibat dalam upaya perencanaan membunuh Raja. Dia ditahan di penjara selama satu tahun, dan skandal paling memalukan yang dilakukan pengadilan dan negara adalah menjamin pembunuhan yudisial; tapi itu adalah pengadilan sipil (atau beradab), dan tuduhan itu ditolak dengan hina. Pergi ke Pyrenees di awal musim panas 1908 untuk memulihkan diri, Ferrer bertekad menulis cerita sederhana tentang sekolahnya, dan inilah yang sekarang saya sajikan kepada pembaca berbahasa Inggris.

Dalam karya ini, Ferrer menggambarkan dirinya lebih natural dan lebih hidup daripada yang pernah dilakukan oleh temannya. Bagi saya, saya belum pernah melihat Ferrer dan tidak pernah melihat Spanyol; tetapi saya mengenal kehidupan dan surat-surat Spanyol, dan tahu bahwa di abad ke-20 telah terjadi salah satu kejahatan dunia usang yang berusaha menahan perkembangan manusia, dan karena itu anak-anak tetap pada kegelapan. Saya menafsirkan Ferrer dari karyanya, surat-suratnya, beberapa artikel jurnalistik yang ditulisnya—dia tidak pernah menerbitkan buku—dan kesan dari teman dan muridnya. Dalam buku ini, pria itu menggambarkan dirinya sendiri, dan menggambarkan tujuannya dengan keterusterangan yang nantinya dihargai semua orang. Musuh-musuhnya yang tidak terlalu bodoh telah berhenti menyatakan bahwa dia mengatur atau memimpin kerusuhan di Barcelona pada 1909. Kata mereka itu adalah konsekuensi dari kecenderungan dan tujuan mulia atas pekerjaannya. Mungkin perlu diingat, Saturday Review dan jurnal lain menerbitkan surat-surat yang paling membohongi, dari koresponden anonim, mengatakan bahwa mereka telah melihat poster di dinding sekolah Ferrer yang menghasut anak-anak melakukan kekerasan. Karena polisi yang sangat bersemangat itu tak ada di persidangan meski menuduh sekolah Ferrer atau menuduh buku teks yang digunakan di sekolah, kebohongan ini tidak perlu diungkapkan lebih lanjut. Sekarang tidak ada lagi yang perlu dipikirkan mereka tentang kemudaratan dari Ferrer, tapi banyak dari mereka yang tetap mengira sekolahnya benar-benar sarang pemberontakan.

Inilah kisah lengkap Sekolah Modern, yang diceritakan secara transparan dalam bahasa sederhana. Inilah manusia seutuhnya, dengan semua cita-cita, tujuan, dan kesebalannya. Ini menunjukkan, seperti yang kita ketahui dengan baik dan bisa dibuktikan dengan kekuatan yang luar biasa pada persidangannya seandainya kita diizinkan, bahwa dia benar-benar menentang kekerasan sejak di masa mudanya, dia pernah jadi bagian dalam revolusi yang gagal. Itu menjelaskan kenapa akhirnya dia tidak percaya pada kekerasan dan mereka yang menggunakan kekerasan; bagaimana dia menyimpulkan bahwa pembentukan moral dan intelektual anak-anak akan menjadi satu-satunya pekerjaan dalam karirnya; bagaimana, ketika dia mendapatkan dana, dia sepenuhnya menjauhi dunia politik dan mengabdikan dirinya mendidik anak-anak dalam ilmu pengetahuan dan dalam pandangan perdamaian dan persaudaraan.

Ia juga menceritakan, dengan kejelasan yang sama, mengapa pekerjaannya yang mulia menimbulkan permusuhan yang begitu kejam. Dengan naif dia membual bahwa pendidikan di Sekolah Modern bebas dari dogma. Tidak, dan di sekolah mana pun tidak bisa bebas dari dogma, karena dogma berarti “mengajar,” dan dia mengajar dengan karakter yang sangat jelas. Dakwaan Mr. Belloc atas sekolahnya, seperti dakwaan Mr. Belloc atas karakter dan kesalahannya, jelas didasarkan pada ketidaktahuan sepenuhnya tentang fakta dan pengetahuan yang sangat luas perihal literatur yang menyesatkan dari lawan-lawannya. Bahkan catatan Tn. Archer tentang sekolahnya, sangat menyesatkan. Sekolah Modern adalah “benar-benar tempat penitipan warga yang memberontak” hanya berarti sama seperti sekolah Minggu Sosialis mana pun di Inggris atau Jerman; dan Pemerintah Spanyol tidak pernah mengklaim, dan tidak dapat mengklaim hak seketika untuk menutupnya, kecuali sejauh hal itu secara keliru mendakwa pendiri dengan kejahatan dan menyita propertinya.

Sekolah Ferrer benar-benar rasionalistik, dan ini membuat para pendeta sakit hati—karena sistemnya menyebar dengan cepat ke seluruh Spanyol—tanpa melanggar hukum Spanyol sedikit pun. Lebih lanjut, sekolah Ferrer secara eksplisit mengajari anak-anak bahwa militerisme adalah kejahatan, bahwa distribusi kekayaan yang tidak merata adalah hal yang harus dibenci, bahwa sistem kapitalis buruk bagi para pekerja, dan bahwa pemerintahan politik adalah durjana. Dia memiliki hak yang sempurna di bawah hukum Spanyol untuk mendirikan sekolah guna mengajarkan ide-idenya; seperti yang dimiliki siapa pun di bawah hukum Inggris atau Jerman. Hal yang dilarang dan terkutuk mungkin mengisyaratkan anak-anak bahwa ketika mereka dewasa, kemungkinan mereka mengubah sistem industri dan politik dengan kekerasan. Di sini Ferrer tak hanya tak mengajarkan, tetapi sangat menentang.

Kami memiliki bukti luar biasa tentang ini di setiap langkah kariernya selanjutnya. Tetapi dia adalah anak para pekerja, dan dia memiliki kebencian yang penuh gairah terhadap ketidaktahuan, kemiskinan, dan kemelaratan hidup dari sebagian besar pekerja. Dia juga seorang Anarkis, sama seperti Tolstoy; dia percaya bahwa kebebasan penting untuk perkembangan manusia, dan pemerintah pusat adalah kejahatan. Tapi, persis pula seperti Tolstoy, dia mengandalkan persuasi dan membenci kekerasan. Saya akan memberi perhatian pada Bagian 6 buku ini, di mana dia menjelaskan tentang "pendidikan bersama orang kaya dan miskin"; dan ada anak-anak dari orang tua kelas menengah, bahkan dari profesor universitas, ada di sekolahnya.

Jelas sekali dia tidak berkotbah tentang kebencian kelas atau kekerasan. Saya tidak menjelaskan akademisnya dan cita-cita anarkis yang polos—yang jauh lebih dekat dengan konservatisme daripada sosialisme—tetapi saya menjelaskan sikap sepenuhnya kerinduan yang kuat dan penuh gairah untuk mengangkat dan mencerahkan orang miskin, dan untuk menghancurkan takhayul, yang mana adalah cita-cita tertinggi dalam hidupnya dan karyanya. Karena itu pula dia ditembak.

Terakhir, pembaca harus benar-benar mengingat suasana Spanyol dalam tragedi ini. Ketika Ferrer mendeskripsikan “sekolah yang ada” yang dia maksud adalah sekolah-sekolah di Spanyol, yang sebagian besar merupakan ejekan dan memalukan. Ketika dia berbicara tentang “kekuatan penguasa” yang dia pikirkan adalah para politisi Spanyol, dakwaan saya tentang siapa, dalam bahasa mereka sendiri, tidak pernah dipertanyakan. Ketika dia berbicara tentang "takhayul" yang dia maksud terutama adalah takhayul Spanyol; dia mengacu pada imamat yang setiap tahunnya masih menghasilkan jutaan melalui penjualan indulgensi.[1] Jika Anda mengingat hal-hal ini, Anda akan tertarik, bagaimanapun Anda tidak setuju dengan sebagian ajarannya, menghargai idealisme yang membara dan tidak egois dari manusia, dan memahami mengapa sebagian dari kita melihat merek Cain di alis cantik Spanyol untuk memadamkan idealisme dalam darah.


Februari 1913


Bagian 1. Lahirnya Cita-Cita Saya

Bagian yang saya miliki dalam perjuangan politik di akhir abad kesembilan belas menguji keyakinan awal saya. Saya adalah seorang revolusioner dalam memperjuangkan keadilan; saya yakin bahwa kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan adalah buah yang pantas diharapkan dari republik. Karena itu, melihat tidak ada cara lain mencapai cita-cita ini selain agitasi politik demi perubahan bentuk pemerintahan, saya mengabdikan diri sepenuhnya pada propaganda republik.[2]

Hubungan saya dengan D. Manuel Ruiz Zorrilla yang merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam gerakan revolusioner, menghubungkan saya dengan sejumlah revolusioner Spanyol dan beberapa agitator Prancis terkemuka, dan hubungan ini membuat saya sangat kecewa. Saya mendeteksi banyak dari mereka mencoba menyembunyikan sifat egois nan munafik, sementara cita-cita lainnya yang lebih tulus, tampaknya tidak memadai. Saya lihat, tidak satu pun rancangan dari mereka merealisasikam perbaikan secara radikal—sebuah perubahan yang seharusnya mengarah ke akar permasalahan dan memberikan jaminan bagi kesempurnaan regenerasi sosial.

Pengalaman yang saya peroleh selama lima belas tahun tinggal di Paris, di mana saya menyaksikan krisis Boulangisme, Dreyfusisme, dan Nasionalisme. Dan ancaman yang mereka tawarkan kepada Republik, meyakinkan saya bahwa masalah pendidikan kerakyatan belum terpecahkan; dan jika tidak diselesaikan di Prancis, ada sedikit harapan dari republikanisme Spanyol untuk menyelesaikannya, terutama karena partai selalu mengkhianati ketidaktahuan yang menyedihkan tentang perlunya sistem pendidikan secara umum.

Pertimbangkan bagaimana kondisi generasi saat ini jika partai republik Spanyol, setelah pengasingan terhadap Ruiz Zorrilla (1885), mengabdikan dirinya pada pendirian sekolah-sekolah rasionalis yang berkaitan dengan setiap komite, setiap kelompok pemikir bebas, atau setiap pondok Masonik; jikalau alih-alih para presiden, sekretaris, dan anggota komite hanya memikirkan jabatan yang akan mereka pegang di republik nanti, mereka telah mengadakan kampanye yang gencar untuk mengajar rakyat. Dalam tiga puluh tahun yang telah berlalu, kemajuan yang cukup besar akan dicapai dalam mendirikan sekolah siang hari untuk anak-anak dan sekolah malam untuk orang dewasa.

Akankah masyarakat umum yang dididik dengan cara ini, dengan senang hati mengirim anggota ke parlemen yang akan menerima Undang-Undang Asosiasi yang diciptakan oleh kaum monarki? Akankah orang-orang membatasi diri terhadap pertemuan-pertemuan guna menuntut penurunan harga roti, alih-alih membenci privasi yang dikenakan pada pekerja atas kemewahan yang melimpah ruah milik orang-orang kaya? Apakah mereka akan membuang waktu mereka dengan marah-marah yang berujung sia-sia pada suatu pertemuan, alih-alih mengatur kekuatan mereka guna menghapus semua hak istimewa yang tidak adil?

Posisi saya sebagai profesor bahasa Spanyol di Philotechnic Association dan di Grand Orient of France membuat saya berhubungan dengan orang-orang dari berbagai kelas, baik dalam hal karakter maupun posisi sosial; dan ketika saya mengamati mereka dari sudut pandang kemungkinan capaian apa yang membuat mereka berlomba-lomba, saya menemukan bahwa mereka semua bertekad untuk membuat kehidupan terbaik yang mereka bisa dalam pengertian murni individualis. Beberapa belajar bahasa Spanyol untuk menunjang karirnya, yang lain untuk lihai dalam sastra Spanyol dan menunjang karir mereka, dan yang lain tujuannya mencari lebih banyak kesenangan dengan bepergian ke negara-negara berbahasa Spanyol.

Tak seorang pun merasakan absurdnya kontradiksi antara keyakinan dan pengetahuan; hampir tidak ada yang peduli merumuskan bentuk adil dan rasional untuk masyarakat manusia, agar semua anggota dari setiap generasi dapat memiliki bagian yang proporsional atas keuntungan yang dibangun generasi sebelumnya. Kemajuan dipahami sebagai semacam fatalisme, terlepas dari pengetahuan dan niat baik manusia, tunduk pada kebimbangan dan kekeliruan yang sama sekali tak melibatkan hati nurani dan energi manusia. Individu yang dibesarkan dalam keluarga dengan atavisme lazim dan ilusi tradisionalnya dilanggengkan oleh ibu-ibu yang bodoh, dan di sekolah dengan sesuatu yang lebih buruk daripada kekeliruan—ketidakbenaran sakramental yang dipaksakan oleh manusia yang berbicara atas nama wahyu ilahi—berubah bentuk dan merosot saat masuk ke dalam masyarakat; dan kalau pun ada hubungan logis antara sebab dan akibat, tidak ada yang bisa diharapkan darinya kecuali hasil yang irasional dan merusak.

Saya terus-menerus berbicara dengan mereka yang saya temui dengan maksud propaganda, berusaha memastikan kontribusi masing-masing dari mereka dalam mewujudkan cita-cita saya, dan segera menyadari bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari para politisi di sekitar Ruiz Zorrilla; mereka dengan beberapa pengecualian, menurut pendapat saya adalah para petualang yang tidak bertobat. Hal ini memunculkan ekspresi tertentu yang berusaha digunakan oleh otoritas kehakiman untuk merugikan saya dalam keadaan yang sangat berat dan berbahaya. Zorrilla, seorang pria dengan pandangan luhur dan kurang peka terhadap kejahatan manusia, biasa menyebut saya "anarkis" ketika dia mendengar saya mengajukan solusi logis dari suatu masalah; sepanjang waktu dia menganggap saya sebagai seorang radikal yang dalam, menentang pandangan oportunis dan radikalisme mencolok dari kaum revolusioner Spanyol yang mengepung bahkan mengeksploitasinya, serta kaum republik Prancis, yang memegang kebijakan pemerintahan kelas menengah dan menghindari apa saja yang mungkin menguntungkan kaum proletar yang dicabut hak warisnya, dengan dalih tak mempercayai utopia.

Singkatnya, selama tahun-tahun awal restorasi ada orang-orang yang bersekongkol dengan Ruiz Zorrilla yang sejak itu mendeklarasikan dirinya percaya monarki dan konservatif; dan pria terhormat itu, yang sungguh-sungguh memprotes kudeta 3 Januari 1874 menceritakan kepada teman-teman palsunya, akibatnya tak jarang di dunia politik kebanyakan dari mereka meninggalkan partai republik demi segelintir orang. Pada akhirnya dia hanya mampu mengandalkan dukungan dari orang-orang yang terlalu terhormat untuk melacurkan diri, meskipun mereka tidak memiliki logika namun bisa mengembangkan ide dan energi untuk melaksanakan pekerjaannya.

Konsekuensinya, saya membatasi diri pada murid-murid saya, dan memilih orang-orang yang menurut saya lebih tepat dan lebih baik bagi tujuan saya. Sekarang punya gagasan dengan tujuan yang jelas lalu saya usulkan kepada diri saya sendiri dan martabat tertentu atas posisi sebagai guru dan keramah-tamahan yang saya miliki. Saya mendiskusikan berbagai mata pelajaran dengan murid-murid saya ketika pelajaran selesai; terkadang kami berbicara tentang adat istiadat Spanyol, terkadang tentang politik, agama, seni, atau filsafat. Saya selalu berusaha mengoreksi penilaian mereka yang berlebihan, dan menunjukkan dengan jelas betapa nakal penilaiannya sendiri terhadap dogma sekte, sekolah, atau partai, seperti yang sering dilakukan. Dengan cara ini saya berhasil mencapai kesepakatan tertentu di antara orang-orang yang berbeda dalam keyakinan dan pandangan, dan membujuk mereka untuk mengelola keyakinan yang selama ini mereka pegang tanpa keraguan atas iman, ketaatan, atau kelambanan semata. Teman-teman dan murid saya bahagia karena meninggalkan beberapa kesalahan kuno dan membuka pikiran mereka terhadap kebenaran yang mengangkat dan memuliakan mereka.

Dengan bijaksana menerapkan logika yang tepat, menghilangkan ngerinya fanatik, membangun harmoni intelektual, dan memberi, setidaknya sampai batas tertentu, perubahan yang baik sesuai keinginan mereka. Pemikir bebas yang menentang gereja dan menolak legenda Kejadian[3], moralitas Injil yang tidak sempurna, dan upacara gerejawi; lebih atau kurang republikan oportunis atau radikal yang puas dengan kesetaraan semu atas gelar warga negara, tanpa sedikit pun mempengaruhi perbedaan kelas; filsuf yang mengira mereka telah menemukan penyebab utama dari berbagai hal di labirin metafisika mereka dan menetapkan kebenaran dalam frasa kosong—semua itu memungkinkan untuk melihat kesalahan orang lain serta kesalahan mereka sendiri, dan mereka semakin condong ke sisi akal sehat.

Ketika perjalanan hidup saya yang lebih jauh, memisahkan saya dari teman-teman ini dan membawa saya ke penjara yang tidak pantas, saya menerima banyak ekspresi kepercayaan dan persahabatan dari mereka. Dari mereka semua saya menahan diri untuk pekerjaan yang berguna terhadap kebaikan, dan saya mengucapkan selamat kepada diri saya sendiri bahwa saya telah berbagi arah pemikiran dan upaya kepada mereka.

Bagian II. Nona Meunier

Di antara murid-murid saya, ada Nona Meunier, seorang wanita tua kaya tanpa tanggungan, yang gemar bepergian dan belajar bahasa Spanyol karena mengunjungi negara saya. Dia adalah seorang Katolik taat dan pengamat yang sangat teliti atas aturan gerejanya. Baginya, agama dan moralitas adalah hal yang sama, dan ketidakpercayaan—atau "ketidaksopanan", seperti yang dikatakan orang beriman—adalah tanda nyata dari keburukan dan kejahatan.

Dia membenci kaum revolusioner dan dia memandang dengan keengganan impulsif tanpa pandang bulu kepada setiap bentuk kebodohan publik. Hal ini bukan disebabkan hanya karena pendidikan dan posisi sosialnya, tetapi karena keadaan bahwa selama periode Komune dia telah dihina oleh anak-anak di jalanan Paris saat dia pergi ke gereja bersama ibunya. Cerdas dan simpatik, tanpa memperhatikan sejarah, aksesori, atau konsekuensi, dia selalu mengungkapkan keyakinan dogmatisnya tanpa menyaring, dan saya memiliki banyak kesempatan membuka matanya terhadap pendapatnya yang tidak akurat.

Dalam banyak percakapan kami, saya menahan diri untuk tidak terang-terangan memihak salah satu sisi; sehingga dia tidak mengira saya sebagai partisan dari kepercayaan tertentu melainkan sebagai seorang pemikir yang cermat, dengannya saya merasa senang berunding. Dia membentuk opini yang menyanjung saya, dan santai sekali, sehingga dia bisa meyakinkan saya dan mengajak saya menemani perjalanannya. Saya menerima tawaran itu, dan kami melakukan perjalanan di berbagai negara. Tingkah laku saya dan percakapan kami terus-menerus memaksanya untuk mengenali kesalahan berpikir soal setiap orang yang tidak beragama itu jahat dan setiap ateis adalah penjahat kelas kakap, karena saya seorang ateis yang yakin, saya menunjukkan gejala-gejala yang sangat berbeda dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh prasangka agamanya terhadap hal itu.

Dia berpikir, bagaimanapun tabiat saya luar biasa, dan membuat saya membuktikan aturan tersebut. Pada akhirnya kegigihan dan logika argumen saya memaksanya menyerah pada bukti, dan ketika dia menyingkirkan prasangkanya, dia yakin bahwa pendidikan rasional dan ilmiah akan menjaga anak-anak dari kekacauan, menginspirasi manusia dengan perilaku cinta yang baik, dan menata kembali masyarakat sesuai dengan tuntutan keadilan. Dia sangat terkesan dengan perenungan bahwa dia mungkin setara dengan anak-anak yang telah menghinanya jika, pada usia mereka, dia dibesarkan dalam kondisi yang sama seperti mereka. Ketika dia melepaskan keyakinannya pada ide-ide bawaan, dia sangat disibukkan dengan masalah berikut: jika seorang anak dididik tanpa mendengar apa pun tentang agama, konsep ketuhanan seperti apa yang dimilikinya saat mencapai usia nalar?

Setelah itu, menurutku kita hanya membuang-buang waktu jika tidak siap bergegas dari kata-kata menjadi perbuatan. Untuk memiliki hak istimewa yang penting melalui organisasi masyarakat yang tidak sempurna dan muncul secara tidak sengaja, untuk memahami ide-ide reformasi, dan untuk tetap pasif atau acuh tak acuh di tengah kehidupan yang menyenangkan, bagi saya tampaknya sama tanggung jawabnya seperti seorang manusia yang menolak membantu seseorang yang bisa dia selamatkan dari bahaya. Oleh karena itu, suatu hari saya katakan kepada Nona Meunier:

“Nona, kita telah mencapai titik di mana kita perlu mempertimbangkan kembali posisi kita. Dunia memohon bantuan kita, dan jujur, kita tidak bisa ​​menolaknya. Bagi saya menikmati seluruhnya kenyamanan dan kesenangan dari sumber daya yang merupakan bagian dari warisan umum, dan agar bisa mendirikan lembaga yang berguna, adalah melakukan penipuan; dan itu tidak akan disetujui baik oleh penganut agama maupun orang yang tidak menganut agama. Oleh karena itu, saya harus memperingatkan Anda bahwa selanjutnya Anda tidak boleh mengandalkan lembaga saya dalam perjalanan Anda. Saya berhutang pada diri saya sendiri untuk ide-ide saya dan kepada kemanusiaan, dan saya pikir Anda seharusnya memiliki perasaan yang sama sekarang karena Anda telah menukar kepercayaan lama dengan prinsip-prinsip rasional."

Dia terkejut, tetapi mengakui keadilan dari ketetapanku dan tanpa stimulus lain selain sifat baik dan perasaannya yang baik, dia memberi saya dana untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan rasional. Sekolah Modern, yang sudah ada dalam pikiran saya, dengan demikian dipastikan terwujud dengan tindakan murah hati ini.

Semua pernyataan jahat yang telah dibuat sehubungan dengan persoalan ini—misalnya, bahwa saya harus tunduk pada interogasi yudisial—adalah fitnah belaka. Telah dikatakan bahwa saya menggunakan kekuatan sugesti atas Nona Meunier untuk tujuan saya sendiri. Pernyataan ini, yang menyinggung perasaan saya sekaligus menghina memori wanita yang berharga dan luar biasa itu, adalah benar-benar salah.

Saya tidak perlu membenarkan diri sendiri; saya tak peduli pemulihan nama baik dan beralih pada tindakan, pada kehidupan saya, dan penilaian yang tidak memihak dari orang-orang sezaman saya. Tapi Nona Meunier berhak untuk dihormati oleh semua orang yang berperasaan benar, dari semua orang yang telah dibebaskan dari kebengisan sekte dan dogma, yang telah memutuskan semua hubungan atas kesalahan, yang tidak lagi menempatkan terangnya akal budi ke kegelapan iman atau martabat kebebasan kepada kuk[4] ketaatan.

Dia percaya akan iman yang tulus. Dia telah diajari bahwa antara pencipta dan makhluk ada hierarki perantara yang harus dipatuhi seseorang, dan bahwa seseorang harus tunduk pada serangkaian misteri yang terkandung dalam dogma yang dipaksakan oleh gereja yang dilembagakan secara ilahi. Dalam keyakinan itu dia tetap sangat tenang. Komentar yang saya buat dan nasihat yang saya berikan kepadanya bukanlah komentar spontan atas keyakinannya, tetapi jawaban alami atas upayanya untuk mengubah saya; dan karena dia membutuhkan logika, penalarannya yang lemah buyar di bawah kekuatan argumen saya, alih-alih dia membujuk saya untuk menempatkan keyakinan di atas alasan. Dia tidak bisa menganggap saya sebagai roh yang menggoda, karena dialah yang selalu menyerang keyakinan saya; dan dia pada akhirnya dikalahkan oleh pergumulan imannya dan alasannya sendiri, yang dibangkitkan oleh kecerobohannya dalam menyerang iman orang yang menentang keyakinannya.

Dia sekarang dengan cerdik berusaha membebaskan anak komunis sebagai orang malang dan tidak berpendidikan, keturunan kejahatan, pengganggu tatanan sosial karena ketidakadilan yang, dalam menghadapi aib seperti itu mengizinkan orang lain, pengganggu yang sama dari tatanan sosial, untuk menjalani kehidupan yang tidak produktif, menikmati kekayaan besar, mengeksploitasi ketidaktahuan dan kesengsaraan, dan percaya bahwa mereka akan terus selamanya menikmati kesenangan karena kepatuhan mereka pada ritus gereja dan kegiatan amal. Gagasan tentang imbalan berupa kebajikan yang mudah dan hukuman atas dosa yang tak terhindarkan mengejutkan hati nuraninya dan memoderasi perasaan religiusnya, dan berusaha memutus rantai atavistik yang begitu banyak menghambat upaya reformasi, dia memutuskan berkontribusi terhadap pendirian sebuah karya bermanfaat yang akan mendidik kaum muda dengan cara alami dan dalam kondisi yang akan membantu mereka menggunakan sepenuhnya harta pengetahuan yang telah diperoleh umat manusia melalui kerja, studi, observasi, dan pengaturan metodis dari kesimpulan umumnya.

Dengan cara ini, pikirnya, dengan bantuan kecerdasan tertinggi yang menyelubungi dirinya dalam misteri dari pikiran manusia, atau dengan pengetahuan yang diperoleh umat manusia melalui penderitaan, kontradiksi, dan keraguan akan terwujudnya masa depan; dan dia menemukan kepuasan batin dan pembenaran dari hati nuraninya karena berkontribusi, dengan memberikan propertinya pada sebuah karya yang sangat penting.

Bagian III. Saya Menerima Tanggung Jawab

Begitu saya memiliki sarana untuk mewujudkan tujuan saya, saya bertekad langsung melaksanakan tanpa menundanya.[5] Sekarang saatnya menetapkan cita-cita samar yang telah lama menghantui imajinasi saya; dan untuk tujuan itu, karena menyadari pengetahuan saya yang tidak sempurna tentang seni pedagogi, saya berkonsultasi dengan orang lain. Saya tidak terlalu percaya pengajar resmi, karena sebagian besar dari mereka dihalangi subjek atau masalah lain, dan saya mencari orang yang kompeten yang pandangan dan perilakunya sesuai dengan cita-cita saya. Dengan bantuannya saya akan merumuskan program Sekolah Modern yang telah saya susun. Menurut pendapat saya, ini bukanlah tipe sempurna dari mazhab masa depan akan keadaan masyarakat rasional, tetapi sebagai perintis jalan, bisa dijalankan dengan cara kita menyesuaikan dengan yang paling mungkin; artinya, penolakan tegas terhadap jenis sekolah kuno yang masih bertahan, dan sebuah eksperimen yang cermat, bertujuan menanamkan kebenaran substansial sains kepada anak-anak di masa depan.

Saya yakin bahwa anak itu lahir tanpa gagasan bawaan, dan bahwa selama hidupnya dia memungut gagasan dari orang-orang terdekatnya, memodifikasinya sesuai dengan pengamatan dan bacaannya sendiri. Jika demikian, jelas bahwa anak harus menerima gagasan yang positif dan jujur ​​tentang segala hal dan diajari untuk menghindari kesalahan, penting untuk tidak mengakui apa pun soal iman, melainkan jika sudah melalui pergulatan rasional dan berangkat dari pengalaman. Dengan pendidikan seperti itu, anak akan menjadi pengamat yang cermat dan akan siap dalam semua jenis pelajaran.

Ketika saya sudah menemukan orang yang kompeten, dan sementara kami sedang memilih rencana yang harus kami terapkan, atas pertimbangan kebutuhan terpenting kami memilih Barcelona untuk mendirikan yayasan; bangunan dipilih dan disiapkan, dan perabotan, staf, iklan, prospektus, selebaran, dll, disediakan. Dalam waktu kurang dari setahun semuanya siap, meskipun saya mengalami kerugian besar karena kepercayaan saya dikhianati oleh orang tertentu. Jelas bahwa kami harus segera menghadapi banyak kesulitan, tidak hanya di pihak mereka yang memusuhi pendidikan rasional, tetapi sebagian dari kalangan ahli teori mendesak saya mengakui ini semua hasil dari pemikiran, pengetahuan, dan pengalaman mereka, dan hanya wejangan merekalah yang bisa saya anggap sebagai buah prasangka itu. Seorang pria, misalnya, yang menderita akibat semangat patriotisme lokal, bersikeras bahwa pelajaran harus diberikan dalam bahasa Catalan (dialek provinsi Barcelona), itu akan membatasi umat manusia dan dunia atas batas-batas sempit wilayah antara Ebro dan Pyrenees. Saya tidak akan, saya katakan kepada orang-orang yang berantusias, untuk apa mengadopsi bahasa Spanyol sebagai bahasa sekolah jika kemajuan penggunaan bahasa universal secara praktis terus meningkat. Saya seratus kali lebih suka menggunakan bahasa Esperanto[6] daripada Catalan.

Insiden itu menyadarkan saya membuat resolusi dengan tidak menyerahkan rencana yang sudah selesai kepada otoritas orang-orang terkemuka yang dengan segala reputasi mereka, yang selangkah pun tidak mengantarkan perubahan. Saya merasakan beban tanggung jawab yang telah saya terima, dan saya berusaha melaksanakannya sesuai arahan hati nurani saya. Menyinggung ketidaksetaraan sosial yang ditandai dari tatanan yang ada seperti yang saya lakukan, saya tidak bisa puas dengan menyesali efeknya; saya harus menyerang mereka karena alasan mereka, dan menyerukan prinsip keadilan—pada kesetaraan cita-cita yang menginspirasi semua perasaan revolusioner yang sehat.

Jika persoalan itu tunggal, tidak diciptakan, dan abadi—jika kita hidup dalam tubuh yang relatif kecil di luar angkasa, hanya setitik dibandingkan dengan bola dunia yang bagi kita tak terhitung banyaknya seperti yang diajarkan di universitas, dan dapat dipelajari oleh segelintir orang berprivilese yang memonopoli ilmu pengetahuan—kita tidak memiliki hak untuk mengajar, dan tidak ada alasan untuk mengajar, orang-orang pergi ke sekolah dasar hanya saat memiliki kesempatan, bahwa Tuhan menciptakan dunia dari ketiadaan dalam enam hari, dan semua absurditas lainnya atas legenda kuno. Kebenaran itu universal, dan kita berhutang kepada semua orang. Untuk menetapkan harganya, membuatnya menjadi monopoli orang berprivilese, memasung yang rendah dalam ketidaktahuan sistematis, dan—yang lebih buruk—memaksa mereka. Dogmatis dan doktrin resmi yang bertentangan dengan ajaran sains, supaya mereka dapat menerima dengan patuh terhadap kondisi terpuruk dan menyedihkan yang dimiliki mereka, bagi saya adalah penghinaan yang tak tertahankan. Menurut saya, saya menganggap bahwa protes yang paling efektif dan bentuk aksi revolusioner yang paling menjanjikan adalah memberikan dukungan kepada yang tertindas, yang tidak memiliki hak waris, dan semua yang sadar atas tuntutan akan keadilan, sebanyak mungkin kebenaran yang mereka dapat terima, percaya bahwa itu akan mengarahkan energi mereka dalam pekerjaan terbaik meregenerasi masyarakat.

Oleh karena itu hal-hal utama yang diumumkan Sekolah Modern untuk disampaikan pada publik. Sebagai berikut:

PROGRAM

Misi Sekolah Modern adalah memastikan bahwa anak laki-laki dan perempuan dipercaya menjadi terpelajar, jujur, adil, dan bebas dari semua prasangka buruk.

Untuk itu, metode rasional sains akan menggantikan ajaran dogmatis lama. Ini akan merangsang, mengembangkan, dan mengarahkan kemampuan dasar setiap siswa, sehingga dia tidak hanya akan menjadi anggota masyarakat yang berguna, dengan nilai individunya berkembang sepenuhnya, tetapi akan berkontribusi sebagai konsekuensi yang diperlukan untuk kemajuan bermasyarakat.

Ini akan menginstruksikan kaum muda atas tugas-tugas sosial yang sehat, sesuai dengan prinsip yang adil bahwa "tidak ada kewajiban tanpa hak, dan tidak ada hak tanpa kewajiban."

Mengingat hasil baik yang telah diperoleh di luar negeri dengan pendidikan campuran, dan terutama untuk mewujudkan tujuan besar Sekolah Modern—membentuk tubuh persaudaraan pria dan wanita sepenuhnya, tanpa membedakan jenis kelamin atau kelas sosial—anak-anak dari kedua jenis kelamin, dari usia lima tahun ke atas akan diterima.

Untuk pengembangan lebih lanjut pekerjaan ini, Sekolah Modern akan dibuka pada Minggu pagi, akan diadakan kelas tentang penderitaan umat manusia sepanjang perjalanan sejarah, dan tentang pria dan wanita yang telah unggul dalam sains, seni, atau jadi titik terang kemajuan. Orang tua dari anak-anak dapat menghadiri kelas-kelas ini.

Dengan harapan agar karya intelektual Sekolah Modern akan membuahkan hasil, caranya dengan mengamankan kondisi higienis dalam institusi dan pihak yang bergantung di dalamnya, juga mengatur pemeriksaan kesehatan anak-anak pada saat mereka masuk ke sekolah. Hasilnya akan dikomunikasikan kepada orang tua jika dianggap perlu; akan diadakan secara berkala, guna mencegah penyebaran penyakit menular pada saat pembelajaran di ruang kelas.

Beberapa minggu sebelum pembukaan Sekolah Modern, saya mengundang perwakilan pers untuk mengunjungi institusi tersebut dan mensosialisasikannya, dan beberapa jurnal menyisipkan pernyataan dalam wujud apresiasi atas karya tersebut. Mungkin menarik secara historis untuk mengutip beberapa paragraf dari El Diluvio[7]:

Masa depan mulai tumbuh di sekolah. Membangun di atas fondasi lain berarti membangun di atas pasir. Sayangnya, sekolah bisa jadi memberi ruang untuk tujuan tirani atau bahkan sebagai pemicu kebebasan, dan dengan demikian bisa berfungsi membentuk barbarisme atau peradaban.

Oleh karena itu, kami senang melihat sebagian patriot dan orang yang berbelas kasih yang memahami pentingnya fungsi sosial ini, di mana secara sistematis diabaikan oleh pemerintah kami, makanya kami bergegas memenuhi kebutuhan yang mendesak ini dengan mendirikan Sekolah Modern; sebuah sekolah yang tidak akan berusaha memajukan kepentingan sekte dan bergerak di jalur lama, seperti yang terjadi sampai sekarang, melainkan akan menciptakan lingkungan intelektual di mana generasi baru akan menyerap ide-ide dan dorongan yang tak henti-hentinya pada arus kemajuan.

Tujuan ini hanya dapat dicapai oleh institusi swasta. Institusi kita saat ini, yang tercemar dengan semua keburukan masa lalu dan dilemahkan oleh semua hal sepele saat ini, tidak dapat menjalankan fungsi yang berguna ini. Hal ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berpikiran mulia dan perasaan tidak egois untuk membuka jalan baru yang dengannya generasi penerus akan beranjak ke nasib yang lebih baik.

Ini telah dilakukan atau akan dilakukan, oleh para pendiri Sekolah Modern sederhana yang telah kami kunjungi atas undangan terhormat dari para direkturnya dan mereka yang sedang dalam perkembangannya. Sekolah ini bukanlah institusi komersial, seperti kebanyakan institusi skolastik, tetapi eksperimen ilmu pengajaran lainnya saat ini hanya ada satu spesimen di Spanyol (Lembaga Pendidikan Gratis di Madrid).

Salas Antón dengan cemerlang menguraikan program sekolah kepada beberapa jurnalis dan lainnya yang menghadiri festival pembukaan sederhana, dan menjelaskan cara mendidik anak-anak dalam segala kebenaran dan tidak lain adalah kebenaran, atau bukti yang membuatnya seperti itu. Tema utamanya adalah bahwa para pendiri tidak berkontribusi menambah jumlah "Sekolah Awam," dengan dogmatisme mereka yang berapi-api, melainkan sebuah observatorium yang tenang, terbuka untuk empat penjuru mata angin, tanpa awan yang menggelapkan cakrawala dan menata antara kecemerlangan dan pikiran manusia.

Bab IV. Program Awal

Sudah waktunya memikirkan peresmian Sekolah Modern. Beberapa waktu sebelumnya saya telah mengundang sejumlah orang yang sangat terkenal dan memiliki pandangan progresif untuk membantu saya dengan saran mereka dan membentuk semacam Komite Konsultasi. Hubungan saya dengan mereka di Barcelona sangat berarti bagi saya, dan banyak dari mereka tetap berhubungan baik dengan saya, karenanya saya mengucapkan terima kasih. Mereka berpendapat bahwa Sekolah Modern harus dibuka dengan beberapa pameran—kartu undangan, surat edaran kepada pers, aula besar, musik, dan pidato pidato oleh politisi liberal terkemuka. Ini mudah dilakukan, dan sesaat kami akan membuat ratusan hadirin berantusias bertepuk tangan, dan itu yang menggambarkan fungsi kami pada publik nantinya. Tapi saya tidak tergoda oleh ide itu. Sebagai seorang positivis dan idealis, saya yakin bahwa kerendahan hati yang sederhana paling cocok dengan peresmian sebuah karya perubahan. Metode lainnya, apa pun itu tampaknya tidak tulus, konsesi melemahkan konvensi dan kejahatan itulah yang ingin saya ubah. Oleh karena itu, usulan Komite terasa menjijikkan bagi hati nurani dan pandangan saya, dan saya, dalam hal itu dan semua hal lain yang berkaitan dengan Sekolah Modern adalah wewenang eksekutif.

Di nomor pertama Bulletin[8] Sekolah Modern, yang diterbitkan pada tanggal 30 Oktober 1901, saya memberikan penjelasan umum tentang prinsip-prinsip dasar sekolah, yang dapat saya ulangi di sini.

Produk imajiner dari pikiran itu, apriori ide dan semua keabsurdan dan fiksi fantastik yang sampai sekarang dianggap kebenaran dan dipaksakan sebagai petunjuk prinsip-prinsip perilaku manusia, sudah lama menimbulkan kutukan akal dan kebencian hati nurani. Matahari tidak lagi hanya menyentuh ujung pegunungan; juga membanjiri lembah, dan kita menikmati cahaya siang hari. Ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi warisan segelintir individu yang berprivilese; sinarnya yang dermawan kurang lebih secara sadar menembus setiap lapisan masyarakat.

Di semua sisi, kesalahan tradisional dihilangkan; melalui prosedur pengalaman dan observasi yang meyakinkan memungkinkan kita untuk memperoleh pengetahuan dan kriteria yang akurat tentang objek-objek alam dan hukum-hukum yang mengaturnya. Dengan otoritas yang tak terbantahkan, ia meminta manusia untuk selamanya mengesampingkan eksklusivisme dan hak istimewa mereka, dan jadi alternatif prinsip pengendali kehidupan manusia, berusaha mengilhami semua dengan pandangan kemanusiaan yang sama.

Mengandalkan sumber daya yang sederhana, tetapi dengan keyakinan kuat dan rasional serta semangat yang tidak akan mudah diintimidasi, apa pun hambatan yang muncul saat merintis ini, kami telah mendirikan Sekolah Modern. Tujuannya adalah membawa pendidikan berdasarkan sains tanpa konsesi metode tradisional. Metode baru ini, meskipun satu-satunya metode yang baik dan positif, telah menyebar ke seluruh dunia yang beradab dan memiliki pendukung yang tak terhitung banyaknya atas perbedaan intelektual dan prinsip-prinsip luhur.

Kami sadar berapa banyak musuh yang ada di sekitar kami. Kami sadar akan prasangka yang tak terhitung banyaknya yang menindas kesadaran sosial di negara kami. Ini adalah hasil dari pendidikan abad pertengahan, subyektif, dogmatis, yang membuat pretensi konyol untuk memiliki kriteria yang sempurna. Kami lebih menyadari bahwa berdasarkan hukum hereditas, yang diperkuat oleh pengaruh lingkungan, kecenderungan yang bersifat bawaan lahir dan spontan pada anak muda masih lebih terasa saat masa remaja. Perjuangan akan berat, pekerjaan sulit; tetapi dengan kemauan yang konstan dan tak tergoyahkan, yakni memelihara dunia moral, kami yakin akan memenangkan kemenangan yang kami cita-citakan. Kami akan mengembangkan fungsi otak yang mampu bereaksi atas instruksi kami. Kami akan melanggengkan agar pikiran siswa kami dapat menjadi fondasi ketika guru mereka melepas kendali, dengan sikap sangat memusuhi prasangka; bahwa mereka akan menjadi pola pikir yang kokoh, yang mampu membentuk keyakinan rasional mereka sendiri pada setiap subjek.

Ini bukan berarti bahwa kita akan membiarkan anak-anak di awal pendidikannya untuk membentuk gagasannya sendiri. Metode Socrates[9] salah, jika diartikan terlalu harfiah. Konstitusi pikiran itu sendiri saat awal perkembangannya, menuntut anak menjadi reseptif. Guru harus menanamkan benih ide. Ketika usia dan otak sudah kokoh, ini akan dapat menghasilkan bunga dan buah yang sesuai dengan tingkat inisiatif dan ciri khas pikiran para murid.

Di sisi lain, kita dapat mengatakan bahwa kita menganggap tidak masuk akal gagasan yang telah berkembang luas bahwa pendidikan berdasarkan sains menghambat organ kemampuan idealis. Kami yakin yang terjadi justru sebaliknya. Apa yang dilakukan sains adalah mengoreksi dan mengarahkannya, dan memberinya rasa realitas yang bajik. Fungsi daya otak manusia adalah menciptakan cita-cita, dengan bantuan seni dan filosofi. Tetapi agar cita-cita tidak merosot menjadi dongeng atau mimpi mistik dan tidak substansial, dan strukturnya tidak dibangun di atas pasir, sudah kebutuhan mutlak membuat fondasi yang kokoh dan tak tergoyahkan dalam pengajaran ilmu alam yang tepat dan positif.

Selain itu, pendidikan manusia tidak melulu tentang melatih kecerdasannya, bahkan tanpa memperhatikan hati dan kemauan. Manusia adalah satu kesatuan yang utuh, meskipun fungsinya beragam. Dia menyajikan berbagai aspek, tetapi dalam hakekatnya ada satu daya yang melihat, mencintai, dan menerapkan keinginan yang berfungsi menuntut apa yang dia pikirkan atau pengaruhi. Ini adalah kondisi yang tidak wajar, sebuah pelanggaran terhadap hukum-hukum organisme manusia dalam membangun jurang yang mestinya ada kesinambungan yang waras dan harmonis. Perceraian antara pikiran dan kemauan adalah fitur yang tidak menyenangkan di zaman kita. Apa akibat fatal yang ditimbulkannya! Kita hanya perlu merujuk pada para pemimpin politik kita dan berbagai tatanan kehidupan sosial; mereka sangat terinfeksi dualisme yang merusak ini. Banyak dari mereka dipastikan cukup kuat perihal kemampuan mental, dan memiliki banyak gagasan; tetapi mereka tidak memiliki orientasi yang kuat dan pemikiran bagus untuk diterapkan dalam ilmu kehidupan individu dan masyarakat. Egoisme mereka yang rusuh dan keinginan untuk mengakomodasi kerabat mereka, bersama dengan ragi pandangan tradisional mereka, membentuk semua penghalang kedap di sekitar hati mereka dan mencegah infiltrasi ide-ide progresif, dan melemahkan pandangan yang seharusnya menjadi pendukung dan penentu dalam perilaku manusia. Sebab itulah yang menghalangi kemajuan dan merintangi jalannya ide-ide baru; sebab itulah skeptisisme di mana-mana, kematian bangsa-bangsa, dan keputusasaan yang tak terhindarkan dari mereka yang tertindas

Kami menganggapnya sebagai salah satu prinsip utama misi pedagogis kami bahwa tidak ada dualitas karakter dalam setiap individu—seseorang yang melihat dan menghargai kebenaran dan kebaikan, sekaligus mengikuti kejahatan. Dan, karena kita menetapkan sains sebagai pedoman kita dalam pendidikan, konsekuensi selanjutnya akan disadari; kami akan berusaha keras memastikan bahwa kesan intelektual yang disampaikan sains kepada murid diubah menjadi getah pemikiran dan akan sangat dicintai. Ketika pemikiran kokoh, ia menembus dan menyebar melalui relung terdalam manusia, meresap dan memberi warna khusus pada karakternya.

Dan karena perilaku manusia harus berputar dalam lingkaran karakternya, maka seorang pemuda yang dididik dengan cara yang telah kita indikasi, ketika dia datang untuk mengatur dirinya sendiri, akan mengakui ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya tuan yang membantu hidupnya.

Sekolah dibuka pada 8 September 1901 dengan tiga puluh murid—dua belas perempuan dan delapan belas laki-laki. Ini sudah cukup sebagai tujuan eksperimen kami, dan kami tidak berniat menambah jumlah untuk sementara waktu, sehingga kami dapat mengawasi para murid dengan lebih efektif. Musuh dari sekolah baru ini akan mengambil kesempatan mengkritik pekerjaan kami dalam mendidik anak laki-laki dan perempuan.

Orang-orang yang hadir pada pembukaan tersebut sebagian tertarik karena kegiatan kami yang diterbitkan di pers, dan sebagian lagi terdiri dari orang tua murid dan delegasi dari berbagai masyarakat kelas pekerja yang telah diundang karena bantuan mereka kepada saya. Saya berada di kursi di antara para guru dan Komite Konsultasi, dua di antaranya menjelaskan sistem dan tujuan sekolah. Dengan cara yang sederhana ini kami meresmikan sebuah pekerjaan yang ditakdirkan bertahan lama. Kami menciptakan Sekolah Modern, ilmiah, dan rasional, yang ketenarannya segera menyebar di Eropa dan Amerika. Waktu mungkin menyaksikan perubahan namanya—Sekolah "Modern"—tetapi deskripsi "ilmiah dan rasional" akan semakin terbukti sepenuhnya.

Bab V. Pendidikan Bersama atas Jenis Kelamin

Poin terpenting program pendidikan rasional kami, dalam pandangan kondisi intelektual negara dan fitur yang paling mungkin mengejutkan prasangka dan kebiasaan saat ini, yaitu pendidikan bersama anak laki-laki dan perempuan.

Ide itu tidak sepenuhnya baru di Spanyol. Bentuk dari kebutuhan dan kondisi primitif, ada desa-desa di lembah-lembah terpencil dan di pegunungan di mana beberapa tetangga yang baik hati, atau pendeta atau sakristan, biasa mengajarkan katekismus dan terkadang huruf-huruf dasar, kepada anak laki-laki dan perempuan secara bersamaan. Bahkan, terkadang itu sah secara hukum atau setidaknya ditoleransi karena berada di negara bagian dengan populasi kecil dan tidak mampu membayar guru. Dalam kasus seperti itu, baik tuan atau nyonya memberikan pelajaran umum kepada anak laki-laki dan perempuan, seperti yang saya lihat sendiri di sebuah desa tidak jauh dari Barcelona. Sedangkan di kota-kota besar, pendidikan campuran tidak diakui. Terkadang ada yang sudah pernah mendengar dari luar negeri, tetapi tidak ada yang mengusulkan untuk mengadopsinya di Spanyol, malah saran semacam itu akan dianggap sebagai inovasi yang paling utopis.

Mengetahui hal ini, saya menahan diri agar tidak melakukan propaganda publik tentang masalah ini, dan memilih berdiskusi secara pribadi dengan individu lainnya. Kami bertanya kepada setiap orang tua yang ingin mengirim anak laki-laki ke sekolah, apakah ada anak perempuan di keluarga tersebut, selanjutnya menjelaskan secara rinci tentang pendidikan bersama. Di mana pun kami melakukan ini, hasilnya memuaskan. Jika mengumumkan niat kami secara terbuka, pasti akan menimbulkan badai prasangka. Akan ada hiruk-pikuk di pers, munculnya perasaan konvensional, dan ketakutan "apa yang akan dikatakan orang"—hambatan yang melumpuhkan niat baik—akan lebih kuat daripada inti adanya ini semua. Proyek kami akan terbukti sangat sulit, bahkan mendekati kemustahilan. Padahal, dengan apa yang kami lakukan, kemungkinan kami bisa mendapatkan anak laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang cukup, seperti yang terpampang di Bulletin acara sekolah.

Saya sendiri berpikir, pendidikan bersama sangat penting. Itu bukan hanya hal penting untuk mewujudkan idealnya pendidikan rasional; itu adalah cita-cita itu sendiri, memulai keberlangsungannya di Sekolah Modern, mengembangkan kepercayaan diri untuk mencapai tujuan kita. Ilmu pengetahuan alam, filsafat, dan sejarah bersatu dalam pengajaran, dalam menghadapi semua prasangka yang kontra, bahwa pria dan wanita adalah dua aspek yang saling melengkapi dari kodrat manusia, dan kegagalan untuk mengenali kebenaran esensial dan penting ini memiliki konsekuensi yang menimbulkan malapetaka.

Oleh karena itu, di nomor kedua Bulletin, saya menerbitkan pembenaran yang teliti atas ide-ide saya:

Pendidikan campuran (saya katakan) menyebar di antara bangsa-bangsa beradab. Di banyak tempat, hasilnya sudah sangat bagus. Prinsip skema pendidikan baru ini adalah bahwa anak-anak dari kedua jenis kelamin akan menerima pelajaran yang sama; pikiran mereka akan dikembangkan, hati mereka dimurnikan dan keinginan mereka diperkuat dengan cara yang persis sama; bahwa jenis kelamin saling membutuhkan satu sama lain sejak bayi sehingga wanita, tidak hanya sebutan, tetapi dalam kenyataan dan kebenaran, rekan pria.

Sebuah lembaga terhormat yang mendominasi pemikiran pernyataan rakyat, pada salah satu momen paling khusyuk dalam hidup, ketika, dengan kemegahan seremonial, pria dan wanita dipersatukan dalam pernikahan, wanita adalah pendamping pria. Ini adalah omong kosong, tak berakal, tanpa makna vital dan rasional dalam hidup, karena apa yang kita saksikan di Gereja Kristen, khususnya dalam Katolik, adalah kebalikan dari gagasan ini. Belum lama berselang seorang wanita Kristen yang berperasaan baik dan sangat tulus mengeluh dengan getir atas rendahnya nilai moral yang dikenakan pada jenis kelaminnya di hadapan gereja: “Adalah keberanian yang tidak senonoh bagi seorang wanita beraspirasi atau menuntut di gereja meski untuk posisi sakristan terendah."

Seorang pria harus menderita oftalmia pikiran untuk tidak menganggap, dalam inspirasi agama Kristen, posisi wanita tidak lebih baik daripada di zaman peradaban kuno; memang lebih buruk, dan memiliki keadaan yang memberatkan. Ini fakta yang mencolok dalam masyarakat Kristen modern kita, sebagai hasil dan puncak dari perkembangan patriarkal kita, wanita bukanlah milik dirinya sendiri; dia tidak lebih dan tidak kurang hanya pelengkap pria, tunduk terus-menerus pada kekuasaan absolute yang diinginkan pria—mungkin saja—dengan rantai emas. Pria membuatnya abadi menjadi anak di bawah umur.

Setelah ini selesai, dia pasti akan mengalami salah satu dari dua kemungkinan: pria yang menindas dan membungkamnya, atau membujuknya seperti anak kecil—tergantung suasana hati tuannya. Jika panjang lebar kita mencatat beberapa tanda semangat baru di dirinya, lalu jika dia mulai menegaskan keinginannya dan mengklaim sebagian kemerdekaan, jika dia melaluinya dengan kelambanan yang membuat perih, dari status budak ke kondisi lingkungan yang dihormati, dia masih harus memberikan itu pada semangat penebusan ilmu pengetahuan yang didominasi oleh adat istiadat ras dan perancang penguasa sosial kita.

Tugas manusia untuk mencapai kebahagiaan yang lebih besar terhadap berbagai ras sampai sekarang masih cacat; di masa depan itu harus menjadi aksi bersama dari semua jenis kelamin; itu kewajiban laki-laki dan perempuan, berdasarkan sudut pandang masing-masing. Penting untuk disadari bahwa, dalam berkehidupan pria tidak lebih rendah atau (seperti yang kita pikirkan) lebih tinggi dari wanita. Mereka memiliki kualitas yang berbeda, dan tidak ada perbandingan antara hal-hal yang berbeda.

Seperti yang diamati oleh banyak psikolog dan sosiolog, umat manusia menampilkan dua aspek fundamental. Pria melambangkan dominasi pemikiran dan semangat progresif; wanita menanggung sifat moral dengan karakteristik yang peka terhadap intensitas pandangan dan semangat konservatif. Tetapi pandangan tentang jenis kelamin ini tidak berdampak apa pun terhadap ide-ide kaum reaksioner. Jika pun dominasi elemen konservatif dan emosi dikodratkan pada perempuan, ini tidak membuatnya tak cocok jadi rekan laki-laki. Sifatnya itu tidak menghalangi berkonstitusi untuk merefleksikan hal-hal yang penting, juga tidak perlu dia menggunakan pikirannya yang kontradiktif dengan ajaran sains dan menyerap semua jenis takhayul dan dongeng. Memiliki kaitan dengan konservatif tidak menyimpulkan keterikatan pikiran seseorang terhadap tahap pemikiran tertentu, atau seseorang harus terobsesi dengan prasangka dalam semua yang berhubungan dengan realitas.

“Melestarikan” hanya berarti “mempertahankan,” menjaga apa yang telah diberikan kepada kita, atau apa yang kita produksi sendiri. Pengarang The Religion of the Future berkata, dalam aspek ini mengacu wanita: “Semangat konservatif dapat diterapkan pada kebenaran dan juga pada kesalahan; itu semua tergantung apa yang Anda pertahankan. Jika wanita dididik dalam masalah filosofis dan ilmiah, kekuatan konservatifnya akan menguntungkan pemikiran progresif bukan merugikan."

Di sisi lain, terlihat bahwa wanita itu emosional. Dia tidak mementingkan diri sendiri dalam hal menerima apa yang dia terima; dia menyebarkan keyakinannya, ide-idenya, dan semua kebaikan dan kejahatan yang membentuk khazanah moralnya ke segala penjuru. Dia bersikeras untuk menyebarkannya dengan semua orang, dengan kekuatan bayang-bayang emosinya, di mana hal itu identik dengannya. Dengan seni yang sangat indah, dengan ketidaksadaran yang tidak berubah-ubah, seluruh fisiognomi moralnya, seluruh jiwanya, bisa dikatakan mengesankan jiwa orang yang dia cintai.

Jika gagasan awal yang ditanamkan guru di benak anak adalah benih kebenaran dan pengetahuan positif; jika gurunya sendiri mengabdikan waktunya pada semangat ilmiah, hasilnya akan baik dari berbagai sudut pandang. Tetapi jika seseorang pada tahap pertama perkembangan mentalnya diberi makan dengan dongeng, kesalahan, dan semua yang bertentangan dengan semangat ilmiah, apa yang bisa diharapkan dari masa depannya? Ketika anak manusia itu menjadi dewasa, dia akan menghambat kemajuan. Hati nurani manusia dalam masa pertumbuhan memiliki tekstur alami yang sama dengan organisme tubuh; yakni lembut dan lentur. Ia dengan mudah menerima apa yang datang dari luar. Seiring berjalannya waktu, fleksibilitas ini akan kokoh; ia kehilangan sifatnya yang mudah dipengaruhi dan menjadi relatif pasti. Sejak saat itu ide-ide yang disampaikan oleh ibu akan terkikis perlahan dan diidentifikasi dengan hati nurani remaja.

Asam garam dari ide-ide yang lebih rasional yang diperoleh remaja melalui hubungan sosial atau studi pribadi dalam kasus-kasus dapat membebaskan pikiran dari ide-ide keliru yang ditanamkan di masa kanak-kanak. Tetapi, dari transformasi pikiran dalam lingkup perilaku ini, apa yang mungkin menjadi hasil praktis? Kita tidak boleh lupa bahwa dalam banyak kasus emosi yang berkaitan dengan ide-ide awal tetap berada di lubuk hati yang terdalam. Oleh karena itu, pada banyak orang kita menemukan antitesis yang mencolok dan menyedihkan antara pikiran dan perbuatan, kecerdasan dan kehendak; dan ini sering menyebabkan gerhana perilaku baik dan kelumpuhan kemajuan.

Deposit awal di mana kita berutang kepada ibu kita ini begitu ulet dan tahan lama—dengan intim menempuh ke dalam sumsum keberadaan kita—bahkan karakter energik, yang telah mempengaruhi reformasi pikiran dan kemauan yang tulus, memiliki rasa malu karena menemukan elemen bermuka dua ini, yang berasal dari ibu mereka, ketika mereka berpaling untuk menyusun ide-ide mereka.

Wanita tidak boleh dibatasi beraktivitas di rumah saja. Lingkungan aktivitasnya harus jauh melampaui rumahnya; itu harus meluas sampai ke masyarakat. Tetapi untuk memastikan hasil yang bermanfaat dari aktivitasnya, kita tidak boleh pelit menyampaikan pengetahuan kepadanya; dia harus belajar baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, hal yang sama sebagai seorang manusia. Ketika ilmu pengetahuan memasuki pikiran wanita, itu akan memperkaya emosinya, unsur karakteristik dari sifatnya, pertanda kebahagiaan dan kedamaian di antara lelaki.

Telah dikatakan bahwa wanita merepresentasikan kontinuitas, dan pria merepresentasikan perubahan: lelaki adalah individu, wanita adalah jenis. Perubahan, bagaimanapun akan menjadi sia-sia, pelarian, dan tidak konstan, tanpa landasan sosial realitas, jika pekerjaan perempuan tidak memperkuat dan mengkonsolidasikan pencapaian manusia. Dengan demikian, individu adalah bunga yang mekar di satu hari, sesuatu yang memiliki makna sementara dalam hidup. Wanita, yang merepresentasikan jenis, memiliki fungsi mempertahankan di dalam jenis unsur-unsur yang meningkatkan kehidupannya, dan untuk menjalankan fungsi ini secara memadai, dia membutuhkan instruksi ilmiah.

Umat ​​manusia akan maju lebih cepat dan percaya diri di jalur kemajuan dan meningkatkan sumber dayanya seratus kali lipat jika menggabungkan ide-ide yang diperoleh dari ilmu pengetahuan dengan kekuatan emosional wanita. Ribot mengamati bahwa ide hanyalah sebuah ide, tindakan kecerdasan, tidak mampu menghasilkan atau melakukan apa pun, kecuali jika disertai dengan keadaan emosional, ada unsur motif. Oleh karena itu, dapat dipahami sebagai kebenaran ilmiah bahwa demi kemajuan, sebuah ide tidak lama lagi berada dalam kondisi kontemplatif murni ketika itu muncul. Hal ini dihilangkan karena mengasosiasikan ide dengan emosi dan cinta, yang tidak gagal mengubahnya menjadi tindakan penting.

Kapan semua ini akan tercapai? Kapan kita akan melihat perkawinan gagasan dengan hati wanita yang berapi-api? Sejak tanggal itu kita akan memiliki matriarkat moral di antara bangsa-bangsa beradab. Kemudian, di satu sisi, umat manusia ketika berada di rumah akan memiliki guru yang tepat untuk mengarahkan generasi baru dalam arti ideal; dan di sisi lain, ia akan memiliki seorang rasul dan propagandis yang antusias yang akan memberikan kesan nilai kebebasan di benak manusia dan pentingnya kerja sama dengan orang-orang yang ada di dunia.

Bab VI. Pendidikan Bersama atas Kelas Sosial

Harus ada pendidikan bersama atas kelas sosial yang berbeda serta atas jenis kelamin. Saya mungkin telah mendirikan sekolah yang memberikan pelajaran secara serampangan; tetapi sekolah untuk anak-anak miskin saja tidak akan menjadi sekolah yang rasional, karena, jika mereka tidak diajari pengabdian dan kepercayaan seperti di sekolah tipe lama, mereka akan cenderung memberontak, dan secara naluriah akan menyimpan dalam hati pandangan kebencian.

Tidak ada jalan keluar dari dilema. Tidak ada semester tengah di sekolah khusus bagi kelas sosial yang tidak memiliki hak waris; Anda didesak secara sistematis melalui pengajaran palsu, kesalahan dan ketidaktahuan, atau kebencian terhadap mereka yang mendominasi dan mengeksploitasi. Ini adalah poin yang lemah, dan perlu dinyatakan dengan jelas. Pemberontakan melawan penindasan hanyalah masalah statika, keseimbangan. Antara satu orang dan orang lain yang benar-benar sederajat, seperti yang dikatakan dalam klausa pertama yang abadi dari Deklarasi Revolusi Prancis yang terkenal (“Manusia dilahirkan dan tetap bebas dan memiliki hak yang sama”) tidak akan ada ketidaksetaraan sosial. Jika ada ketimpangan seperti itu, akan ada beberapa penindas, dan yang lain protes dan benci. Pemberontakan adalah tendensi penyamarataan, sejauh itu wajar dan rasional, meskipun itu dapat didiskreditkan oleh peradilan dan teman-teman jahatnya, hukum dan agama.

Saya berani mengatakan dengan gamblang: mereka yang tertindas dan tereksploitasi memiliki hak untuk memberontak, karena mereka harus merebut kembali hak-hak mereka sampai mereka menikmati saham penuh mereka dalam warisan bersama. Sekolah Modern, bagaimanapun harus mengurusi anak-anak, mempersiapkannya dalam keadaan yang mengharuskan dia berani, dan itu tidak harus mengantisipasi perdambaan dan kebencian, kesesuaian dan pemberontakan, yang mungkin cocok bagi orang dewasa. Dengan kata lain, ia tidak boleh berusaha mengumpulkan buah sampai itu menghasilkan sendiri dari yang ditanamnya, ia juga tidak boleh berusaha menanamkan rasa tanggung jawab sampai ia melengkapi hati nurani dengan kondisi fundamental atas tanggung jawab tersebut. Biarlah itu mengajari anak-anak agar tangguh; ketika mereka tangguh, barangkali mereka menyatakan diri memberontak melawan ketidakadilan.

Perlu sedikit refleksi untuk melihat bahwa sekolah untuk anak-anak kaya saja tidak bisa menjadi sekolah yang rasional. Dari sifat alami hal-hal itu akan cenderung menekankan pada pemeliharaan hak istimewa dan mengamankan keuntungan mereka. Satu-satunya bentuk sekolah yang sehat dan tercerahkan adalah sekolah yang mendidik orang miskin dan orang kaya, yang membawa satu kelas berhubungan dengan kelas lainnya dalam persamaan masa kanak-kanak yang murni, melalui persamaan sistematis dari sekolah rasional.

Dengan tujuan ini, saya memutuskan untuk menyelamatkan siswa dari setiap tingkatan sosial dan memasukkan mereka ke dalam kelas yang sama, mengadopsi sistem yang disesuaikan dengan keadaan orang tua atau wali anak-anak; saya tidak akan memungut biaya tetap, tetapi semacam skala geser, dengan pelajaran gratis untuk beberapa orang dan biaya yang berbeda untuk orang lain. Saya kemudian menerbitkan artikel berikut tentang persoalan ini di Bulletin (10 Mei 1905):

Teman kami D.R.C memberikan kuliah Minggu lalu di Republican Club tentang Subjek “Pedagogi Modern,” menjelaskan kepada audiensnya apa yang kami maksud dengan pendidikan modern dan apa keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat. Karena menurut saya subjek tersebut adalah salah satu yang sangat menarik dan paling pantas mendapat perhatian publik, saya menawarkan refleksi dan pertimbangan berikut ini. Bagi saya terlihat bahwa dosen senang dengan eksposisi ideal, tetapi tidak dalam saran yang dia buat untuk merealisasikannya, atau dalam mengedepankan sekolah di Perancis dan Belgia sebagai model untuk ditiru.

C., pada kenyataannya bergantung pada negara, pada parlemen atau kotamadya, untuk gedung, perlengkapan, dan manajemen institusi skolastik. Bagi saya ini merupakan kesalahan besar. Jika pedagogi modern diartikan sebagai upaya menuju terwujudnya bentuk masyarakat yang baru dan lebih adil; maka artinya kita mengusulkan untuk menginstruksikan generasi muda tentang sebab-sebab yang menyebabkan dan memelihara ketiadaan keseimbangan sosial; itu berarti kita ingin sekali berlomba-lomba mempersiapkan hari-hari yang lebih baik, membebaskannya dari fiksi agama dan dari semua gagasan tunduk pada ketidaksetaraan sosial ekonomi yang tak terelakkan; kita tidak dapat mempercayakannya kepada negara atau kepada badan resmi lainnya yang perlu mempertahankan hak istimewa yang ada dan mendukung undang-undang yang saat ini menguduskan eksploitasi satu orang oleh orang lain, sumber perusak dari penyalahgunaan terburuk.

Fakta kebenaran ini begitu melimpah sehingga siapa pun dapat memperolehnya dengan mengunjungi pabrik dan bengkel dan pusat pekerja berbayar lainnya, dengan menanyakan bagaimana cara hidup mereka yang berada di tingkat yang lebih tinggi dan mereka yang berada di peringkat sosial yang lebih rendah, dengan mengunjungi apa yang disebut pengadilan, dan dengan bertanya kepada para tahanan di lembaga pemasyarakatan apa motif kesalahan mereka. Jika semua ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa negara lebih menyukai mereka yang memiliki kekayaan dan tidak menyukai mereka yang memberontak melawan ketidakadilan, mungkin berguna untuk memperhatikan apa yang terjadi di Belgia.

Di sini, menurut C., pemerintah sangat memperhatikan pendidikan dan melaksanakannya dengan sangat baik sehingga sekolah swasta itu mustahil. Di sekolah resmi, katanya, anak orang kaya berbaur dengan anak orang miskin, dan terkadang orang mungkin melihat anak dari orang tua yang kaya bergandengan tangan dengan teman yang miskin dan teman yang lebih rendah darinya. Memang benar, saya akui, bahwa anak-anak dari semua kelas sosial boleh bersekolah di sekolah Belgia; tetapi instruksi yang diberikan di dalamnya didasarkan pada kebutuhan kekal yang seharusnya untuk divisi kaya dan miskin, dan prinsip mereka akan adanya harmoni sosial karena pelaksanaan hukum.

Wajar jika para guru ingin melihat pendidikan seperti ini diberikan di setiap pihak. Itu bisa jadi penyebab alasan orang-orang yang suatu hari nanti tergoda untuk membangkang. Belum lama ini, di Brussel dan kota-kota Belgia lainnya, putra-putra orang kaya, bersenjata dan terorganisir dalam pasukan nasional, menembak jatuh putra-putra orang miskin yang menuntut hak pilih universal. Di sisi lain, kenalan saya dengan kualitas pendidikan Belgia sangat berbeda dengan dosen itu. Saya memiliki berbagai edisi jurnal Belgia (L'Expréss de Liége) yang mengkhususkan artikel pada subjek, berjudul "Penghancuran Sistem Pendidikan Nasional Kita". Fakta-fakta yang diberikan, sayangnya, sangat mirip dengan fakta-fakta tentang pendidikan di Spanyol, meskipun di negara ini telah terjadi perkembangan besar-besaran pendidikan oleh perintah agama, yaitu, seperti yang diketahui semua orang, sistematisasi ketidaktahuan atau kebodohan. Singkatnya, bukan tanpa alasan bahwa pemerintahan yang berhubungan dengan pendeta yang kejam mengatur segalanya di Belgia.

Mengenai pendidikan modern yang diberikan di sekolah-sekolah Prancis, kita dapat mengatakan bahwa tidak ada satu pun buku yang digunakan di dalamnya yang tujuannya mengarah pada pendidikan yang benar-benar sekuler. Pada hari ketika C. sedang mengajar di Gracia, jurnal Parisian L'Action menerbitkan sebuah artikel, dengan judul “Bagaimana Moralitas Sekuler Diajarkan,” membahas buku Recueil de maximes et pensées morales[10], dan mengutip ide-ide tertentu yang sangat anakronistik yang menyinggung akal sehat paling dasar.

Kami akan ditanyai, apa yang harus kami lakukan jika tidak dapat mengandalkan bantuan dari negara, parlemen, atau pemerintah kota? Kita harus menarik mereka yang berkepentingan untuk mewujudkan perubahan; pertama-tama pada para pekerja, kemudian kepada orang-orang yang dibudidayakan dan memiliki hak istimewa yang menghargai pandangan keadilan. Mereka mungkin tidak banyak, tapi mereka ada. Saya secara pribadi mengenal beberapa. Dosen tersebut mengeluhkan bahwa otoritas sipil sangat lalai dalam memberikan reformasi yang dibutuhkan. Saya merasa yakin bahwa dia akan melakukan lebih baik untuk tidak menyia-nyiakan waktunya untuk mereka, melainkan langsung memohon kepada kelas pekerja.

Lapangan sudah dipersiapkan dengan baik. Biarkan dia mengunjungi berbagai masyarakat pekerja, persaudaraan republik, pusat pendidikan, atena buruh, dan semua badan yang bekerja untuk reformasi,[11] dan biarkan dia mendengarkan bahasa kebenaran, nasihat untuk persatuan dan keberanian. Biarkan dia mengamati perhatian yang diberikan pada masalah instruksi rasional dan ilmiah, semacam instruksi yang menunjukkan ketidakadilan hak istimewa dan kemungkinan reformasi. Jika individu dan masyarakat terus menggabungkan upaya mereka untuk mengamankan emansipasi mereka yang menderita—karena bukan hanya pekerja yang menderita—C. mungkin yakin akan hasil yang positif, sehat, dan cepat, sementara apa pun yang dapat diperoleh pemerintah akan lalai, dan cenderung hanya membodohi, membingungkan gagasan, dan melanggengkan dominasi satu kelas atas yang lain.

Bab VII. Kebersihan Sekolah

Dalam hal kebersihan kita, di Spanyol, didominasi oleh ide-ide Gereja Katolik yang menjijikkan. Santo Aloysius dan Santo Benediktus J. Labré bukanlah satu-satunya, atau yang paling menonjol, orang suci dalam daftar warga negara kerajaan surga, tetapi mereka yang paling tenar berhubungan dengan para ahli najis. Dengan jenis kesempurnaan seperti itu,[12] dalam suasana ketidaktahuan, yang dengan cerdik dan jahat dinaungi oleh pendeta dan kaum liberal kelas menengah. Karena itu kami mengharapkan anak-anak yang akan datang ke sekolah kami menginginkan kebersihan; kotoran menjadi usang di dunia mereka.

Kami menentangnya dengan memulai kampanye yang bijaksana dan sistematis, menunjukkan kepada anak-anak bagaimana orang atau benda kotor menginspirasi kebencian, dan bagaimana kebersihan menarik harga diri dan simpati; bagaimana seseorang secara naluriah berupaya menjadi orang yang bersih dan menjauh dari yang kotor dan berbau busuk; dan bagaimana kita harus senang memenangkan perhatian orang-orang yang melihat kita dan malu membuat mereka merasa jijik.

Kemudian kami menjelaskan kebersihan sebagai aspek keindahan dan kotor sebagai bagian dari keburukan; dan kami akhirnya secara tegas masuk ke zona kebersihan, menunjukkan bahwa kotoran adalah penyebab penyakit dan kemungkinan sumber infeksi dan epidemi yang terus-menerus, sementara kebersihan adalah salah satu syarat utama kesehatan. Dengan demikian, nantinya kami berhasil membujuk anak-anak demi kebersihan, dan membuat mereka memahami prinsip-prinsip ilmiah tentang kebersihan.

Pengaruh ajaran ini menyebar ke keluarga mereka, karena tuntutan baru anak-anak mengganggu kebiasaan usang. Seorang anak akan meminta agar kakinya segera dicuci, yang lain meminta untuk dimandikan, yang lain meminta bedak dan sikat untuk untuk giginya, pakaian atau sepatu baru yang lain, dan seterusnya. Para ibu yang malang, yang terbebani dengan tugas sehari-hari, terkadang dihancurkan oleh kerasnya keadaan hidup yang mereka lalui, dan mungkin di bawah pengaruh ajaran agama, berusaha keras untuk menghentikan tuntutan mereka; tetapi pada akhirnya kehidupan baru yang diperkenalkan ke dalam rumah oleh sang anak dengan gemilang, sebuah pertanda baik atas regenerasi yang suatu hari akan dicapai pendidikan rasional.

Saya mempercayakan penjelasan prinsip-prinsip kebersihan skolastik kepada orang-orang yang kompeten, dan Dr. Martínez Vargas serta yang lainnya menulis artikel yang mampu dan terperinci tentang subjek tersebut di Bulletin. Artikel-artikel lain ditulis dengan tema permainan dan bermain, dalam bentuk pedagogi modern.[13]

Bab VIII. Para Guru

Perekrutan guru merupakan titik kesulitan besar lainnya. Setelah penelusuran program pengajaran rasional selesai, tinggal memilih guru yang kompeten untuk melaksanakannya, dan saya menemukan bahwa sebenarnya tidak ada orang seperti itu. Kami harus mengilustrasikan sekali lagi bahwa suatu kebutuhanlah yang menciptakan organnya sendiri.

Pastinya ada banyak guru. Mengajar, meskipun tidak terlalu menguntungkan, itu profesi yang dapat menghidupi dirinya sendiri. Tidak ada kebenaran universal dalam pepatah populer yang mengatakan tentang seorang manusia malang: "Dia lebih lapar dari pada seorang kepala sekolah.”[14] Kenyataannya adalah bahwa di banyak bagian Spanyol kepala sekolah merupakan bagian dari kaki-tangan pemerintah setempat, dengan pendeta, dokter, penjaga toko, dan rentenir (yang kerap kali jadi salah satu orang terkaya di tempat itu, meskipun kontribusinya paling sedikit untuk kesejahteraan). Kepala sekolah menerima gaji kota, dan memiliki pengaruh tertentu yang terkadang dapat menambah pundi-pundi hartanya. Di kota-kota yang lebih besar, guru, jika dia tidak puas dengan gajinya, bisa mengajar di sekolah-sekolah swasta, di mana itu sesuai dengan instansi provinsi yang mempersiapkan para pemuda untuk universitas. Bahkan jika dia tidak mendapatkan posisi yang menonjol, dia tetap bisa hidup seperti halnya orang-orang sekotanya.

Terlebih lagi, ada guru-guru di sekolah yang disebut "sekolah sekuler"—nama yang diimpor dari Prancis, yang muncul karena sekolah tersebut sebelumnya secara eksklusif bersifat klerikal dan dilakukan oleh badan-badan keagamaan. Ini tidak terjadi di Spanyol; bagaimanapun ajaran Kristiani, itu selalu diberikan oleh guru awam. Namun, para guru awam Spanyol, yang disebabkan oleh pandangan pemikiran bebas dan radikalisme politik, agak anti-Katolik dan anti-pastor ketimbang rasionalis, dalam arti yang terbaik.

Guru profesional harus menjalani persiapan khusus untuk menjalani tugas menyampaikan pengajaran ilmiah dan rasional. Ini sulit dalam semua kasus, dan kadang-kadang menjadi tidak mungkin karena kesulitan yang disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari. Di sisi lain, mereka yang tidak memiliki pengalaman mengajar dan mereka sendiri menawarkan bekerja karena semangat yang tulus setelah mendengar gagasan tersebut, malah menambah pekerjaan untuk melatih mereka mengajar. Solusi dari masalahnya sangat sulit, karena tidak ada tempat lain selain sekolah rasional sendiri untuk mempersiapkan ini.

Keunggulan sistem menyelamatkan kami. Begitu Sekolah Modern didirikan atas inisiatif pribadi, dengan tekad kuat mau dipandu berdasarkan cita-cita, kesulitan-kesulitan perlahan sirna. Setiap paksaan dogmatis terdeteksi dan ditolak, setiap penyimpangan atau yang mengarah ke metafisika segera ditinggalkan, dan secara bertahap pengalaman membentuk ilmu pengajaran baru dan bermanfaat. Ini bukan hanya karena semangat dan kekhawatiran saya, tetapi juga karena guru-guru yang sungguh-sungguh ingin mengajar, dan karena ekspresi naif dari murid-murid itu sendiri. Kita tentu dapat mengatakan bahwa jika suatu kebutuhan menciptakan sebuah organ, organ tersebut dengan cepat memenuhi kebutuhan tersebut.

Namun demikian, untuk menyelesaikan pekerjaan saya, saya mendirikan Sekolah Normal Rasionalis untuk pendidikan para guru, di bawah arahan seorang guru yang berpengalaman dan dengan kerjasama para guru di Sekolah Modern. Dalam hal ini sejumlah anak muda dari kedua jenis kelamin dilatih, dan mereka bekerja dengan sangat baik sampai otoritas yang lalim, menyerah pada musuh kita yang menghalang-halangi dan kuat untuk menghentikan pekerjaan kita dan menyanjung diri mereka sendiri bahwa mereka telah menghancurkannya untuk selama-lamanya.

Bab IX. Reformasi Sekolah

Ada dua jalan yang terbuka bagi mereka yang berupaya mereformasi pendidikan anak-anak. Mereka mungkin berusaha mengubah sekolah dengan cara mempelajari anak tersebut dan membuktikan secara ilmiah bahwa skema pengajaran yang ada itu rusak, dan harus dimodifikasi; atau mereka mungkin menemukan sekolah-sekolah baru di mana prinsip-prinsip dapat langsung diterapkan untuk melayani cita-cita yang dibentuk oleh semua orang yang menolak konvensi, kekejaman, tipu daya, dan ketidakbenaran yang masuk ke basis masyarakat modern.

Metode pertama menawarkan keuntungan besar dan selaras dengan konsepsi evolusioner yang menurut para ilmuwan dianggap sebagai satu-satunya cara efektif mencapai tujuan. Mereka benar secara teori, kami juga sepenuhnya mengakui. Jelas bahwa kemajuan psikologi dan fisiologi harus mengubah metode pendidikan; bahwa para guru, dengan memposisikan dirinya untuk memahami anak, itu akan membuat pengajaran mereka lebih sesuai dengan hukum alam. Saya sangat mengakui bahwa evolusi ini akan sangat membebaskan, karena saya yakin bahwa kekerasan adalah metode yang bodoh, dan pendidik yang benar-benar pantas dengan reputasi itu akan mendapatkan segalanya secara spontanitas; ia akan mengetahui kebutuhan anak, dan akan mampu meningkatkan perkembangannya dengan memberikan keyakinan sebesar mungkin.

Nyatanya, bagaimanapun, saya tidak berpikir mereka yang bekerja untuk regenerasi kemanusiaan memiliki banyak harapan di sisi ini. Penguasa selalu mengontrol pendidikan rakyat; mereka sepenuhnya menyadari bahwa kekuasan mereka berangkat dari sekolah, dan karena itu mereka bersikeras untuk mempertahankan monopolinya atas sekolah. Masanya para penguasa dapat menentang penyebaran instruksi dan membatasi pendidikan publik sudah habis. Kebijakan seperti itu sebelumnya dimungkinkan karena kehidupan ekonomi konsisten dengan ketidaktahuan menyeluruh, dan ketidaktahuan ini memfasilitasi despotisme. Namun, situasinya telah berubah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan kita secara terus-menerus telah merevolusi kondisi kerja dan produksi. Tidak mungkin lagi orang-orang tetap tidak tahu apa-apa; pendidikan mutlak diperlukan bagi suatu bangsa untuk bertahan diri dan membuat kemajuan dalam persaingan ekonomi. Menyadari hal ini, para penguasa berupaya memberikan organisasi yang lebih dan lebih lengkap kepada sekolah, bukan karena mereka memandang pendidikan untuk meregenerasi masyarakat, tetapi karena mereka membutuhkan lebih banyak pekerja yang kompeten untuk menopang perusahaan industri dan memperkaya kota mereka. Bahkan para penguasa yang paling reaksioner pun telah mempelajari pelajaran ini; dengan jelas mereka memahami bahwa kebijakan lama berbahaya bagi kehidupan ekonomi bangsa-bangsa, dan pendidikan kerakyatan perlu disesuaikan dengan kondisi baru.

Merupakan kesalahan serius jika berpikir bahwa kelas penguasa tidak meramalkan bahaya bagi diri mereka sendiri dari perkembangan intelektual rakyat, dan belum memahami perlunya mengubah metode mereka. Nyatanya, metode mereka telah disesuaikan dengan kondisi kehidupan yang baru; mereka telah berusaha untuk menguasai ide-ide yang berada dalam proses evolusi. Mereka telah berusaha melestarikan keyakinan yang mendasari adanya disiplin sosial, dan memberikan hasil penelitian ilmiah dan ide-ide di dalamnya yang sehubungan dengan hal-hal yang tidak akan merugikan lembaga-lembaga yang ada; inilah yang mendorong mereka untuk mengontrol sekolah. Di setiap negara kelas pemerintahan, sebelumnya mereka menyerahkan pendidikan rakyat kepada para rohaniwan, karena mereka lumayan bersedia mendidik dalam artian ketaatan pada otoritas, meski sekarang mereka sendiri masih mengontrol sekolah.

Yang membahayakan mereka itu seperti rangsangan pikiran manusia atas tontonan baru kehidupan dan kemungkinan munculnya pemikiran emansipasi di lubuk hati mereka yang paling dalam. Berjuang melawan kekuatan yang berkembang adalah kebodohan; efeknya hanya akan merangsang mereka, dan alih-alih mengikuti metode pemerintahan sebelumnya, mereka akan mengadopsi metode baru dan lebih efektif. Tidak butuh seorang jenius yang luar biasa untuk menemukan solusinya. Melainkan jalannya peristiwa itu sendiri menunjukkan kepada mereka yang berkuasa bagaimana menghadapi kesulitan yang mengancam mereka; mereka membangun sekolah, dengan murah hati mereka berusaha memperluas bidang pendidikan dan jika pada satu titik ada beberapa yang menolak keinginan ini—karena kecenderungan tertentu disukai salah satu partai politik—semua segera mengerti bahwa lebih baik mengalah, dan kebijakan terbaik yaitu menemukan cara baru untuk mempertahankan kepentingan dan prinsip mereka. Kemudian kerasnya perjuangan untuk menguasai sekolah, dan perjuangan ini berlanjut hingga hari ini di setiap negara yang beradab; terkadang kelas menengah republik mengalahkan pendeta. Semua pihak memahami pentingnya masalah ini, dan mereka enggan berkorban untuk memenangkan kemenangan. "Sekolah" adalah seruan setiap pihak. Dalam semangat ini kepentingan umum harus diakui. Setiap orang berusaha untuk membesarkan dirinya dan meningkatkan kondisinya dengan pendidikan. Di masa lalu mungkin dikatakan: "Orang-orang itu ingin memastikan Anda dalam ketidaktahuan agar tetap bisa mengeksploitasi Anda: kami ingin melihat Anda terpelajar dan bebas." Itu tidak mungkin lagi; semua jenis sekolah seperti itu muncul di mana-mana.

Berkenaan dengan perubahan umum gagasan di antara kelas-kelas yang mengatur kebutuhan sekolah, saya dapat menyatakan alasan tertentu agar tidak mempercayai niat mereka dan meragukan keefektifan sarana reformasi yang didukung oleh penulis tertentu. Biasanya, para reformis ini tidak terlalu peduli tentang signifikansi sosial dari pendidikan: mereka adalah orang-orang yang dengan bersemangat merangkul kebenaran ilmiah tetapi menghilangkan semua yang asing bagi objek studi mereka. Mereka dengan sabar berusaha untuk memahami anak, dan ingin tahu—meskipun ilmu mereka masih muda, harus diingat—apa metode terbaik untuk mempromosikan perkembangan intelektualnya.

Ketidakpedulian profesional semacam ini, menurut pendapat saya, sangat merugikan tujuan pengabdian mereka. Saya sama sekali tidak menganggap mereka tidak peka terhadap realitas sosial, dan saya tahu mereka percaya bahwa kesejahteraan masyarakat akan sangat meningkat karena pekerjaan mereka. “Berusaha untuk menembus rahasia kehidupan manusia,” mereka merenung, “dan mengungkap proses normal perkembangan fisik dan psikisnya, kita akan mengarahkan pendidikan ke dalam alur yang akan mendukung pembebasan energi. Kami tidak lantas peduli dengan reformasi sekolah, dan memang kami tidak dapat mengatakan dengan tepat bentuk apa yang harus diikuti. Kami akan berproses secara perlahan, mencari tahu bentuk dasarnya, dan penelitian kami nantinya akan menghasilkan reformasi sekolah. Jika Anda bertanya kepada kami apa harapan kami, kami akan mengabulkannya, seperti Anda, kami meramalkan sebuah revolusi dalam arti menempatkan anak dan kemanusiaan di bawah naungan ilmu pengetahuan; bahkan dalam kasus ini kami meyakini pekerjaan kami demi tujuan itu, dan akan menjadi cara tercepat dan paling tepat untuk mempromosikannya."

Penalaran ini terbukti logis. Tidak ada yang bisa menyangkal ini, namun ada cukup banyak kesalahan di dalamnya dan kita harus memperjelasnya. Jika kelas penguasa memiliki gagasan yang sama dengan para reformis, jika mereka benar-benar dipicu semangat demi reorganisasi masyarakat sampai akhirnya kemiskinan dihilangkan, agaknya kita menyadari bahwa kekuatan ilmu pengetahuan cukup untuk memperbaiki banyak orang. Alih-alih ini, rupanya, kita melihat dengan jelas satu-satunya tujuan dari mereka yang berjuang untuk mencapai kekuasaan yakni demi mempertahankan kepentingan mereka sendiri, keuntungan mereka sendiri, dan kepuasan keinginan pribadi mereka.

Untuk beberapa waktu sekarang kami tidak lagi menerima ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menyamarkan ambisi mereka. Mungkin kita menemukan memang benar bahwa ada beberapa orang yang tulus, dan yang kadang-kadang membayangkan bahwa mereka dipicu semangat kebaikan bersama. Tetapi ini menjadi semakin langka dan semakin jarang, dan positivisme zaman itu sangat parah dalam meningkatkan keraguan terkait apa sebenarnya niat mereka yang memerintah kita ini.

Dan sama seperti mereka yang harus berusaha menyesuaikan diri dan mencegah pendidikan menjadi bahaya, mereka juga berhasil mengatur sekolah sesuai dengan ide-ide ilmiah baru dengan beragam rupa sehingga tidak ada yang membahayakan supremasi mereka. Ide-ide ini sulit diterima, dan seseorang perlu terus mencari metode yang tepat dan mengatur agar terhindar dari jebakan verbal. Berapa banyak hal yang telah diharapkan dari pendidikan! Kebanyakan orang progresif mengharapkan segalanya dari pendidikan dan sampai beberapa tahun terakhir, banyak yang tidak mengerti bahwa kalau sekadar instruksi hanya akan menciptakan ilusi. Sebenarnya banyak pengetahuan yang diberikan di sekolah itu tidak berguna; dan tak ada lagi harapan para reformis atas organisasi sekolah, bukannya melayani tujuan yang ideal, melainkan telah menjadi salah satu instrumen perbudakan yang paling kuat di tangan kelas penguasa. Para guru hanyalah organ yang sadar atau tidak sadar dari keinginan mereka, dan telah didoktrin tentang prinsip-prinsip mereka. Sejak tahun-tahun tersakit mereka dan lebih berat dari siapa pun, mereka telah menanggung disiplin otoritas. Sangat sedikit yang lolos dari dominasi kejam ini; umumnya mereka tidak berdaya untuk melawannya, karena mereka ditindas oleh organisasi skolastik sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mematuhinya. Tidak perlu di sini menggambarkan organisasi itu. Satu kata sudah cukup untuk mencirikannya—Kekerasan. Sekolah mendominasi anak-anak secara fisik, moral, dan intelektual, dalam mengontrol perkembangan kemampuan mereka dengan cara yang diinginkan, dan menghilangkan hubungan dengan alam untuk mengubahnya sesuai kebutuhan. Inilah penjelasan dari kegagalan; keinginan kelas penguasa untuk mengontrol pendidikan dan kebangkrutan harapan para reformis. “Pendidikan” dalam artian praktik dominasi atau penjinakan. Saya tidak membayangkan bahwa sistem ini telah sejalan dengan tujuan yang disengaja mengamankan apa yang ingin diperoleh. Itu akan menjadi karya jenius. Tetapi banyak hal telah terjadi seolah-olah skema pendidikan yang sebenarnya sesuai dengan suatu konsepsi yang luas dan disengaja: tidak dapat dilakukan dengan lebih baik. Untuk mencapainya, para guru telah menginspirasi diri mereka sendiri semata-mata dengan prinsip disiplin dan otoritas, yang tentu saja menarik bagi penyelenggara sosial; orang-orang seperti itu hanya memiliki satu gagasan dan satu keinginan yang jelas—anak-anak harus belajar agar taat, percaya dan berpikir sesuai dengan dogma sosial yang berlaku. Jika ini tujuannya, pendidikan tidak bisa lain dari yang kita temukan hari ini. Bahkan tidak ada pertanyaan seperti cara mempromosikan perkembangan spontan dari kemampuan anak, atau mendorongnya secara bebas mencari kepuasan kebutuhan fisik, intelektual, dan moralnya. Paling ada pertanyaan ide-ide yang sudah dimiliki sebelumnya agar ide itu kelihatan penting, mencegahnya dari pikiran alternatif selain dari apa yang diperlukan guna pemeliharaan institusi sosial yang ada—membuatnya, dengan kata lain, seorang individu yang secara ketat beradaptasi dengan mekanisme sosial.

Tidak ada yang bisa diharapkan dari pendidikan seperti ini, apa lagi untuk kemajuan umat manusia. Saya ulangi bahwa ini hanyalah instrumen dominasi di tangan kelas-kelas penguasa, yang tidak pernah berusaha meningkatkan pikiran individu, dan tidak ada gunanya mengharapkan kebaikan dari sekolah-sekolah yang ada saat ini. Apa yang telah mereka lakukan hingga saat ini akan terus mereka lakukan di masa depan. Tidak ada alasan mengapa mereka harus mengadopsi sistem yang berbeda; mereka telah memutuskan untuk menggunakan pendidikan untuk tujuan mereka, dan mereka akan memanfaatkan setiap keuntungannya. Andai saja mereka menjaga semangat sekolah dan disiplin otoritatif yang mengaturnya, setiap inovasi akan cenderung menguntungkan mereka. Untuk ini mereka akan terus mengawasi, dan menjaga agar kepentingan mereka terjamin.

Saya akan memusatkan perhatian para pembaca pada poin ini: seluruh nilai pendidikan terdiri dari penghargaan terhadap kemampuan fisik, intelektual, dan moral anak. Seperti dalam ilmu pengetahuan, satu-satunya demonstrasi yang mungkin adalah demonstrasi dengan fakta; tidak layak disebut pendidikan jika ia dilucuti dari semua dogmatisme, kecuali kalau ia membebaskan anak mengarahkan kekuatannya dan senang mendukung manifestasi mereka. Tetapi tidak ada yang lebih mudah daripada mengubah arti pendidikan, dan tidak ada yang lebih sulit daripada menghargainya. Guru selalu memaksakan, menyeret, dan menggunakan kekerasan; pendidik sejati adalah orang yang tidak memaksakan gagasan dan keinginannya sendiri pada anak, menjembatani anak menggunakan kemampuannya sendiri.

Dari sini kita dapat memahami betapa mudahnya pendidikan dikondisikan, dan betapa ringannya tugas mereka yang berusaha untuk mendominasi individu. Di tangan mereka, metode terbaik yang bisa dibayangkan yakni ada begitu banyak cara jahat baru dan lebih efektif. Cita-cita kami adalah ilmu pengetahuan; kami menuntut kemampuan mendidik anak dengan mendorong perkembangannya dan mendapatkan kebutuhan dengan puas saat mereka memanifestasikan dirinya.

Kami yakin bahwa pendidikan masa depan akan sepenuhnya dilakukan secara spontan. Jelas bahwa kita tidak dapat sepenuhnya menyadari hal ini, tetapi evolusi metode ke arah pemahaman yang lebih luas tentang kehidupan dan fakta bahwa semua perbaikan melibatkan penindasan kekerasan mengindikasi bahwa kita berada di tempat yang kokoh ketika kita melihat ilmu pengetahuan guna pembebasan dari anak tersebut.

Apakah ini cita-cita mereka yang sebenarnya mengontrol sistem skolastik? Apakah ini yang mereka usulkan? Apakah mereka ingin menyampakkan kekerasan? Hanya dalam artian mereka menggunakan metode baru dan lebih efektif untuk mencapai tujuan yang sama—yaitu, pembentukan individu yang akan menerima semua konvensi, semua prasangka, dan semua ketidakbenaran yang menjadi dasar masyarakat.

Kami tidak ragu mengatakan bahwa kami menginginkan manusia yang akan terus berkembang tanpa henti; manusia yang mampu terus-menerus menghancurkan dan memperbarui lingkungannya dan memperbarui diri; manusia yang menjadikan kemandirian intelektualnya sebagai kekuatan tertinggi mereka, yang tidak akan menyerah kepada siapa pun; manusia selalu menyukai hal-hal yang lebih baik, bersemangat untuk kemenangan ide-ide baru, ingin sekali mengumpulkan banyak kehidupan ke dalam satu kehidupan yang mereka miliki. Masyarakat takut pada orang-orang seperti itu; Anda tidak dapat berekspektasi untuk membuat sistem pendidikan yang akan menghasilkan mereka.

Lalu, apa misi kami? Kebijakan apa yang kami kontribusikan untuk reformasi sekolah?

Mari kita ikuti dengan seksama pekerjaan para ahli yang terlibat dalam studi anak, dan mari kita berusaha untuk menemukan cara menerapkan prinsip-prinsip mereka pada pendidikan yang ingin kami bangun, yang bertujuan semakin melengkapkan emansipasi individu. Tapi bagaimana kami melakukan ini? Dengan semangat total mengulurkan tangan untuk bekerja, dengan mempromosikan pendirian sekolah-sekolah baru di mana, sejauh mungkin, akan mengatur semangat kebebasan ini yang kami rasa akan mewarnai seluruh pendidikan di masa depan.

Kami telah memiliki bukti bahwa itu menyebabkan hasil yang sangat baik. Kita dapat menghancurkan apa pun yang ada di sekolah yang sebenarnya menyimpan kekerasan, semua alat artifisial yang membuat anak-anak terasing dari alam dan kehidupan, disiplin intelektual dan moral yang telah digunakan untuk memaksakan pemikiran yang sudah ada, dan semua kepercayaan yang merusak dan melemahkan keinginan. Tanpa takut tersakiti, kita dapat menempatkan anak di lingkungan yang sesuai dan alami, di mana ia akan menemukan dirinya melalui berhubungan dengan semua yang ia sukai, dan di mana kesan penting akan menggantikan rutinitas membaca buku paket yang melelahkan. Jika yang kita lakukan tidak lebih dari ini, kita akan melakukan banyak hal untuk emansipasi anak.

Dalam lingkungan seperti itu, kami dapat dengan bebas menggunakan data sains dan bekerja demi keuntungan. Benar bahwa kami tidak dapat mewujudkan semua harapan kami; bahwa seringkali kami mendapati diri terpaksa untuk menggunakan cara yang salah, karena kurangnya pengetahuan. Tetapi kami akan ditopang oleh perasaan percaya diri bahwa, karena tidak mencapai seluruh tujuan, kami akan melakukan lebih banyak hal daripada yang dilakukan oleh sekolah biasa. Saya lebih suka seorang anak yang tidak tahu apa-apa selain pengetahuan verbal dan deformasi intelektual dari seseorang yang telah mengalami sistem pendidikan yang ada, memiliki spontanitas bebas.

Apa yang kami upayakan di Barcelona sedang dilakukan oleh orang lain di berbagai tempat. Kami semua melihat bahwa pekerjaan ini hal yang mungkin. Sekaligus dedikasikan diri Anda untuk itu. Kami tidak berharap bahwa studi anak-anak akan terhenti sehingga kami dapat meregenerasi sekolah. Marilah kita menerapkan apa yang kita ketahui, dan terus belajar dan menerapkannya. Skema pendidikan rasional sudah dimungkinkan dan di sekolah seperti yang kami dukung, anak-anak dapat berkembang dengan bebas sesuai dengan aspirasi mereka. Mari kita berusaha untuk meningkatkan dan memperluas pekerjaan ini.

Itulah tujuan kami. Kami tahu betul kesulitan yang harus kami hadapi; tetapi kami telah memulai meyakini bahwa tugas kami akan dibantu oleh mereka yang bekerja di berbagai bidangnya masing-masing dalam membebaskan orang-orang dari dogma dan konvensi yang menyebabkan perpanjangan tatanan masyarakat yang tidak adil saat ini.

Bab X. Tidak Ada Penghargaan atau Hukuman

Pendidikan rasional, di atas segalanya, merupakan penopang terhadap kesalahan dan ketidaktahuan. Mengabaikan kebenaran dan menerima absurditas, sayangnya, ini merupakan ciri umum dalam tatanan sosial kita; makanya kita masih harus menghadapi dan memperbaiki perbedaan kelas dan gigihnya kepentingan yang bersifat antagonis. Setelah mengaminkan dan mempraktikkan pendidikan bersama atas anak laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin—maksudnya dimulai dari prinsip solidaritas dan kesetaraan—kita tidak akan menciptakan ketidaksetaraan baru. Sebab itulah di Sekolah Modern tidak akan ada penghargaan dan hukuman; tidak akan ada ujian supaya beberapa anak yang nilainya bagus jadi tersanjung, memberikan beberapa orang gelar “bagus” secara vulgar malah membuat orang lain tidak bahagia dengan kesadaran akan ketidakmampuan dan kegagalan.

Ciri-ciri sekolah resmi dan sekolah agama yang ada, yang agak sesuai dengan lingkungan reaksioner dan tujuan mereka, dengan beberapa alasan saya, tidak dapat diterima di Sekolah Modern. Karena kami mendidik bukan untuk tujuan tertentu, kami tidak dapat menentukan kapasitas atau ketidakmampuan anak. Saat kita mengajar ilmu pengetahuan, atau seni, atau perdagangan, atau beberapa mata pelajaran yang membutuhkan persyaratan khusus, ujian mungkin berguna, sehingga mungkin ada alasan untuk memberikan ijazah atau menolaknya; Saya tidak mengafirmasi atau menyangkalnya. Tetapi spesialisasi seperti itu tidak ada di Sekolah Modern. Karakteristik sekolah, yang membedakannya bahkan dari beberapa yang dianggap sebagai model progresif, adalah di dalamnya kemampuan anak-anak akan berkembang dengan bebas tanpa tunduk pada penyokong dogmatis apa pun, bahkan tidak untuk keyakinan si pendiri sekolah dan guru; setiap murid akan berkembang dalam berkehidupan sosial dengan kapabel menjadi tuannya sendiri dan membimbing hidupnya sendiri dalam segala hal.

Oleh karena itu, jika kami secara rasional dilarang memberikan penghargaan, kami tidak dapat memberikan penalti, dan tidak ada yang akan bermimpi melakukannya di sekolah kami bahkan jika gagasan itu disarankan dari luar sekolah. Kadang-kadang orang tua datang kepada saya dengan pepatah, "Surat masuk dengan darah," di bibir mereka, dan memohon saya untuk menghukum anak-anak mereka. Orang lain yang terpukau dengan bakat dewasa sebelum waktunya dari anak-anak mereka ingin melihat mereka bersinar dalam ujian dan memamerkan medali. Kami menolak mengaminkan penghargaan atau hukuman, dan menyuruh orang tua pergi. Jika ada anak yang mencolok karena memang pantas, ketekunan, kemalasan, atau tingkah laku buruk, kami tunjukkan padanya itu perlu disesuaikan, atau ketidakbahagiaan karena merasa kurang sesuai atas kesejahteraannya sendiri dan orang lain, nantinya guru mungkin memberikan masukkan tentang hal ini. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan, dan orang tua secara bertahap direkonsiliasi dengan sistem, meskipun kesalahan dan prasangka mereka sering kali harus dikoreksi oleh anak-anak mereka sendiri.

Namun, prasangka lama terus berulang, dan saya melihat bahwa saya harus mengulangi argumen saya dengan orang tua murid baru. Oleh karena itu, saya menulis artikel berikut di Bulletin:

Ujian konvensional yang biasanya kita temukan diadakan pada akhir tahun ajaran, yang menurut ayah kita sangat penting itu tidak membuahkan hasil sama sekali; atau jika pun ada, hasilnya buruk. Fungsi-fungsi ini dan kesungguhan yang menyertainya tampaknya dibentuk dengan tujuan semata-mata agar memuaskan kesombongan orang tua dan kepentingan individu para guru, dan menyiksa anak-anak sebelum ujian kemudian membuat mereka sakit setelahnya. Setiap ayah ingin anaknya ditampilkan di depan umum sebagai orang hebat di sekolah, dan dengan bangga menganggapnya sebagai miniatur manusia terpelajar. Dia tidak memperhatikan bahwa selama dua minggu atau lebih anak itu menderita penyiksaan yang luar biasa. Karena segala sesuatunya dinilai dari penampilan luar, jadi tidak menganggap ada penyiksaan yang nyata, karena tidak ada sedikit pun goresan yang terlihat di kulit…

Kurangnya pengenalan orang tua dengan watak alami anak, dan menempatkannya dalam kondisi yang salah sehingga daya intelektualnya, terutama dalam ingatan, dirangsang secara artifisial, mencegah orang tua untuk melihat tolak ukur kepuasan pribadi ini yang memungkinkan, seperti yang terjadi dalam banyak kasus, menyebabkan penyakit dan moral, jika bukan fisik, kematian anak.

Di sisi lain, kebanyakan guru, hanya menjadi stereotip dari frasa siap pakai dan inokulator mekanis, daripada ayah moral dari murid mereka, yang dalam ujian ini memperhatikan kepribadian dan kepentingan ekonomi mereka sendiri. Tujuan mereka adalah untuk membiarkan orang tua dan orang lain yang hadir di depan umum melihat bahwa di bawah bimbingan mereka anak telah belajar banyak, bahwa pengetahuannya semakin banyak baik kuantitas dan kualitas jika dibandingkan dengan tahun-tahun pertamanya dan perlu diingat itu dilakukan dalam waktu yang singkat di bawah pengawasan guru yang sangat terampil ini.

Selain kesombongan yang menyedihkan ini, dengan kepuasan yang diraih atas mengorbankan moral dan kehidupan nyata anak, para guru ingin sekali mendapatkan pujian dari orang tua dan penonton lainnya, yang tidak tahu apa-apa tentang keadaan sebenarnya, sebagai semacam iklan bergengsi sekolah yang mengistimewakan mereka.

Singkatnya, kami menentang kewajiban mengadakan ujian publik. Di sekolah kami semuanya harus dilakukan berdasarkan keuntungan murid. Segala sesuatu yang tidak mendukung tujuan ini harus diakui sebagai lawan dari semangat alami pendidikan positif. Ujian tidak ada gunanya, dan banyak merugikan anak. Selain penyakit yang telah kita bicarakan, sistem saraf anak turut menderita, dan ada semacam kelumpuhan sementara ditimbulkan pada hati nuraninya karena ujian yang tidak bermoral; keutamaan membuat mereka jadi sombong, iri hati, dan menghina satu sama lain sangat menghambat pertumbuhan yang sehat, dan pada mereka yang gagal, dalam diri mereka menumpuk kuman dari sebagian besar pandangan yang menyebabkan terbentuknya keegoisan.

Di nomor Bulletin berikutnya, saya merasa perlu kembali ke pokok bahasan:

Kami sering menerima surat dari Perkumpulan Pendidikan Pekerja dan Persaudaraan Republik yang meminta agar para guru menghukum anak-anak di sekolah kami. Kami sendiri sudah muak, selama kunjungan singkat kami, dalam menemukan bukti material dari fakta yang menjadi dasar tuntutan ini; kami telah melihat anak-anak berlutut, atau sikap hukuman lainnya.

Praktik-praktik irasional dan sifat lama ini harus dihilangkan. Pedagogi modern sepenuhnya mendiskreditkan mereka. Para guru yang menawarkan jasanya ke Sekolah Modern, atau meminta rekomendasi kami untuk mengajar di sekolah serupa, harus menahan diri untuk tidak menghukum secara moral atau materi, karena hal itu didiskualifikasi secara permanen. Teguran, ketidaksabaran, dan amarah harusnya lenyap dengan sebutan kuno "tuan". Di sekolah gratis semua harus damai, gembira, dan bersaudara. Kami percaya ini akan cukup untuk mengakhiri praktik-praktik ini, paling tidak ini tepat bagi orang-orang yang cita-cita utamanya adalah melatih generasi yang tepat untuk membangun keadaan masyarakat yang benar-benar menciptakan persaudaraan, harmonis, dan adil.

Bab XI. Masyarakat Umum dan Perpustakaan

Dalam upaya mendirikan sekolah rasional yang bertujuan mempersiapkan anak-anak andil dalam solidaritas kemanusiaan yang bebas, masalah pertama yang kami hadapi adalah pemilihan buku. Seluruh bagasi pendidikan dari sistem kuno itu campuran yang tidak koheren antara ilmu pengetahuan dan iman, akal dan tidak masuk akal, baik dan jahat, pengalaman manusia dan wahyu, kebenaran dan kesalahan dalam satu kata, sama sekali tidak cocok memenuhi kebutuhan baru yang muncul dengan formasi sekolah baru.

Jika sekolah ada dari zaman kuno yang sangat lampau tidak bertujuan mengajar dalam arti luas mengkomunikasikan kepada generasi muda inti dari pengetahuan generasi sebelumnya, tetapi tujuan mengajarnya berdasarkan otoritas dan kenyamanan kelas penguasa, membuat anak-anak rendah hati dan tunduk, jelas bahwa tidak ada buku yang selama ini digunakan akan cocok bagi kita. Tetapi parahnya logika dari situasi ini tidak langsung meyakinkan saya. Saya menolak percaya bahwa demokrasi Prancis, yang begitu bersemangat atas pemisahan gereja dan negara, menimbulkan kemarahan para rohaniawan, mengadopsi instruksi sekuler wajib, dan akan mengundurkan diri ke semi-pendidikan atau pendidikan mutakhir. Namun, saya harus menyerah pada bukti, yang bertentangan dengan prasangka saya. Kali pertama saya membaca sejumlah besar karya berkode instruksi sekuler Prancis dan menemukan bahwa Tuhan digantikan oleh negara, kebajikan Kristen dengan kewajiban sipil, agama dengan patriotisme, tunduk kepada raja, aristokrasi, dan pendeta diganti jadi tunduk kepada pejabat, pemilik, dan majikan. Kemudian saya berkonsultasi dengan para pemikir bebas terkemuka yang memegang jabatan tinggi di Kementerian Pendidikan Umum, dan ketika saya mengatakan kepadanya ingin melihat buku-buku yang mereka gunakan, yang maksud saya untuk menyingkirkan kesalahan tradisional, dan menjelaskan rancangan dan cita-cita saya kepadanya, dia mengatakan kepada saya terus terang bahwa mereka tidak memiliki hal semacam itu; semua buku mereka, lebih atau kurang cerdik dan licik, tercemar oleh ketidakbenaran yang merupakan inti perekat ketidaksetaraan sosial.

Melihat mereka telah menggantikan berhala dewa yang membusuk dengan berhala despotisme oligarki, lebih lanjut saya bertanya apakah mereka tidak memiliki setidaknya beberapa buku yang membahas tentang asal mula agama, dia berkata bahwa tidak ada; tapi dia tahu satu yang cocok untukku—milik Malvert Ilmu Pengetahuan dan Agama. Nyatanya, ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol, dan digunakan sebagai buku bacaan di Sekolah Modern, dengan judul Origin of Christianity.

Dalam literatur Spanyol saya menemukan beberapa karya yang ditulis seorang penulis terkemuka, yang memiliki keahlian khusus dalam ilmu pengetahuan, di mana kepentingannya lebih kepada publikasi karya ketimbang bertujuan untuk pendidikan anak-anak. Beberapa di antaranya pada awalnya digunakan di Sekolah Modern, tetapi meskipun orang tidak bisa menuduh mereka itu salah, mereka tidak memiliki inspirasi tentang cita-cita dan metode yang buruk. Saya berkomunikasi dengan penulis ini dengan maksud menarik dia dalam rencana saya dan membujuknya untuk menulis buku untuk saya, tetapi dihalangi penerbitnya karena kontrak tertentu dan dia tidak bisa mengaminkan permintaan saya.

Singkatnya, Sekolah Modern dibuka sebelum satu karya pun terpilih untuk perpustakaan, tetapi tidak lama kemudian yang pertama muncul—sebuah buku brilian oleh Jean Grave[15], yang memiliki pengaruh besar di sekolah kami. Karyanya, The Adventures of Nono, adalah sejenis puisi yang menggambarkan fase tertentu dari masa depan yang lebih bahagia, secara cerdik dan dramatis membandingkan secara kontras dengan realitas kotor tatanan sosial saat ini; nikmatnya lahan otonomi dibandingkan dengan kengerian kerajaan keangkuhan.

Si jenius Grave telah mengangkat karya itu ke ketinggian di mana ia lolos dari batasan skeptis dan konservatif; dia telah menggambarkan kejahatan sosial saat ini dengan jujur tanpa melebih-lebihkan. Membaca buku tersebut membuat anak-anak terpesona, dan pemikirannya yang dalam dengan tepat menyiratkan banyak komentar kepada para guru. Dalam permainan mereka, anak-anak biasa memerankan adegan-adegan sesuai dengan otonomi, dan orang tua mereka mendeteksi apa saja yang menyebabkan mereka sulit jika berada dalam kerajaan keangkuhan.

Diumumkan di Bulletin dan jurnal lain bahwa ada imbalan yang ditawarkan demi intruksi rasional terbaik secara manual, tetapi tidak ada penulis yang maju. Saya menahan diri hanya melihat fakta ini tanpa membahas penyebabnya. Kemudian dua buku diadopsi untuk dibaca di sekolah. Buku tersebut tidak ditujukan khusus untuk sekolah, tetapi dapat ditafsirkan untuk Sekolah Modern dan sangat berguna. Satu berjudul The Note Book, lainnya berjudul Colonisation and Patriotism. Keduanya adalah kumpulan esai dari penulis di setiap negara tentang ketidakadilan yang berkaitan dengan patriotisme, kengerian perang, dan bengisnya penaklukan. Pilihan karya-karya ini dibenarkan karena pengaruhnya yang luar biasa terhadap pemikiran anak-anak, seperti yang akan kita lihat dari esai-esai kecil anak-anak yang muncul di Bulletin, dan kemurkaan mereka yang kemudian dikecam oleh pers reaksioner dan politisi.

Banyak yang berpikir bahwa tidak banyak perbedaan antara pendidikan sekuler dan rasionalis, dan dalam berbagai artikel dan pidato propagandis keduanya dianggap sama. Untuk mengoreksi kesalahan ini saya menerbitkan artikel berikut di Bulletin:

Kata pendidikan tidak bisa disertai kualifikasi apa pun. Ini hanya berarti kebutuhan dan tugas generasi yang sedang mengembangkan dayanya secara penuh untuk mempersiapkan generasi muda dan mengakuinya sebagai warisan pengetahuan manusia. Ini semua adalah cita-cita yang sepenuhnya rasional, dan itu akan terwujud sepenuhnya di masa mendatang, ketika manusia sepenuhnya bebas dari prasangka dan takhayul mereka.

Sebagai upaya mewujudkan cita-cita ini, kita dihadapkan dengan pendidikan agama dan pendidikan politik: itulah alasan kenapa kita dipaksa menentang rasionalitas dan instruksi ilmiah. Jenis pendidikan agama diberikan di sekolah klerikal dan biara di semua negara; jumlah pengetahuan yang berguna sangat kecil dan banyak doktrin Kristen dan sejarah sakral. Jenis pendidikan politik didirikan beberapa waktu lalu di Prancis, setelah jatuhnya kekaisaran, yang tujuannya adalah untuk mengagungkan patriotisme dan merepresentasikan administrasi publik yang ada sebagai instrumen kesejahteraan bersama.

Terkadang kualifikasi bebas atau sekuler diterapkan secara kasar dan jahat pada pendidikan, untuk mengalihkan atau mengasingkan opini publik. Orang-orang ortodoks, misalnya, menyebut sekolah gratis sebagai sekolah tertentu yang mereka dirikan bertentangan dengan kecenderungan yang benar-benar bebas dari pedagogi modern; dan banyak yang disebut sekolah sekuler yang benar-benar politis, patriotik, dan anti-kemanusiaan.

Pendidikan rasional kedudukannya di atas pandangan sempit ini. Pertama-tama, ia tidak menganggap pendidikan agama, karena ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa kisah penciptaan adalah mitos dan para dewa adalah legenda; sebab itulah pendidikan agama mengambil keuntungan dari kepercayaan orang tua dan ketidaktahuan anak-anak, mempertahankan kepercayaan pada makhluk gaib yang kepadanya orang-orang dapat mengucapkan segala jenis doa. Sayangnya, kepercayaan kuno ini masih tersebar luas, menimbulkan banyak kerugian, dan akan terus berlanjut selama itu masih ada. Misi pendidikan adalah untuk menunjukkan kepada anak, dengan metode ilmiah murni, bahwa semakin banyak pengetahuan yang kita miliki tentang produk alami, kualitasnya, dan cara menggunakannya, semakin banyak komoditas industri, ilmiah, dan artistik yang harus kita miliki untuk mendukung dan kenyamanan hidup, dan lelaki dan perempuan dari sekolah kami, akan menyebarkan ini dengan jumlah yang lebih besar guna membudayakan setiap cabang pengetahuan dan tindakan, di bawah bimbingan akal dan inspirasi ilmu pengetahuan dan seni, yang akan menghiasi kehidupan dan reformasi masyarakat.

Sebab itu, kita tidak akan menghabiskan waktu untuk berdoa kepada Tuhan khayalan meminta hal-hal yang dapat diperoleh dengan pengerahan tenaga kita sendiri.

Di sisi lain, ajaran kami tidak ada hubungannya dengan politik. Pekerjaan ini guna membentuk individu dengan kepemilikan penuh atas semua keahlian mereka sementara politik akan menyerahkan keahlian mereka kepada orang lain. Sementara agama, dengan daya ketuhanannya, secara tepat telah menciptakan daya yang melecehkan dan memperlambat perkembangan umat manusia, sistem politik juga memperlambatnya dengan membuat manusia agar segala sesuatunya bergantung pada kemauan orang lain, pada keharusan untuk meniru karakter manusia superior—merujuk mereka yang baik berdasarkan tradisi atau pilihan, menjalankan profesi politik. Ini harus menjadi tujuan sekolah rasional menunjukkan kepada anak-anak bahwa akan ada tirani dan perbudakan selama satu orang bergantung pada orang lain, mempelajari penyebab ketidaktahuan umum, mempelajari asal mula semua praktik tradisional yang menyebabkan terjadinya sistem sosial saat ini, dan mengarahkan perhatian siswa pada hal-hal ini.

Sebab itu, kita tidak akan menghabiskan waktu mencari dari orang lain hal yang sebenarnya dapat kita peroleh untuk diri kita sendiri.

Singkatnya, urusan kami adalah menanamkan gagasan di benak anak-anak bahwa kondisi mereka dalam tatanan sosial akan meningkat sesuai dengan pengetahuan mereka dan dengan daya yang dapat mereka kembangkan; dan bahwa era kebahagiaan bersama akan semakin jelas kalau mereka membuang semua takhayul agama dan lainnya, yang hingga saat ini telah menimbulkan begitu banyak kerugian. Karena itu, tidak ada penghargaan atau hukuman di sekolah kita; tidak ada imbalan, tidak ada medali atau lencana yang meniru sekolah agama dan patriotik, yang mungkin mendorong anak-anak untuk percaya pada jimat daripada pada kekuatan individu dan kolektif dari makhluk yang sadar akan kemampuan dan pengetahuan mereka. Pengetahuan rasional dan ilmiah harus meyakinkan manusia di masa depan bahwa mereka tidak mengharapkan apa pun dari segala makhluk istimewa (fiktif atau nyata); dan bahwa mereka bisa mengharapkan semua yang masuk akal dari diri mereka sendiri dan dari tatanan sosial yang terorganisir dan diterima secara bebas.

Kemudian di Bulletin dan pers lokal saya mengajak para penulis ilmiah yang sangat bersemangat dalam kemajuan ras agar menyuplai buku teks tentang hal ini. Saya sampaikan kepada mereka, “tujuannya membebaskan pikiran murid dari semua kesalahan nenek moyang kita, mendorong mereka mencintai kebenaran dan keindahan, dan menjauhkan mereka dari dogma otoriter, sofisme yang disegani, dan ikatan terhadap biara konyol yang sekarang menodai kehidupan sosial kita." Catatan khusus ini ditambahkan sehubungan dengan pengajaran aritmatika:

Bentuk pengajaran aritmatika yang ada sampai sekarang umumnya membuatnya sebagai instrumen yang ampuh mengesankan murid-murid dengan cita-cita palsu rezim kapitalis yang saat ini sangat memberatkan masyarakat. Oleh karena itu, Sekolah Modern mengundang orang menulis esai tentang reformasi pengajaran aritmatika, dan meminta teman-teman pengajar rasional dan ilmiah yang tentunya berjibaku dengan matematika untuk menyusun serangkaian masalah yang mudah dan praktis, di mana tidak ada referensi mengenai upah, ekonomi, dan pendapatan. Pengajaran ini harus membahas pertanian dan produksi industri, distribusi yang adil dari bahan mentah dan barang-barang yang diproduksi, alat komunikasi, transportasi barang dagangan, mekanisme perbandingan tenaga manusia, manfaat mesin, pekerjaan umum, dan lainnya. Singkatnya, Sekolah Modern menginginkan sejumlah masalah yang menunjukkan apa sebenarnya aritmatika—ilmu ekonomi sosial (menarik kata "ekonomi" dalam arti etimologis "distribusi yang baik").

Pengajaran ini akan membahas empat operasi dasar (integral, desimal, dan pecahan), sistem metrik, proporsi, senyawa dan paduan, kuadrat dan kubus, dan ekstraksi akar kuadrat dan kubus. Maka diharapkan bagi mereka yang menanggapi tawaran ini, lebih terinspirasi atas cita-cita pendidikan yang tepat bagi anak-anak daripada hanya memandang keuntungan semata, dan karena kami ingin menghindari praktik umum seperti itu, kami tidak akan menghakimi atau menawarkan penghargaan dalam bentuk apa pun. Sekolah Modern akan menerbitkan aritmatika yang paling sesuai dengan tujuannya, dan menerapkan kesepakatan bersama dengan penulis mengenai bayarannya.

Catatan selanjutnya di Bulletin yang ditujukan kepada para guru:

Kami akan meminta perhatian semua orang yang mengabdikan diri pada cita-cita mulia dari pengajaran rasional anak-anak dan persiapan kaum muda agar mengambil bagian yang pantas dalam hidup saat mengumumkan Compendium of Universal History oleh Clemence Jacquinet dan The Adventures of Nono oleh Jean Grave, yang dapat diketahui di sampulnya.[16] Karya-karya yang telah diterbitkan atau diusulkan untuk diterbitkan oleh Sekolah Modern ditujukan kepada semua lembaga pengajaran yang bebas dan rasional, pusat studi sosial, dan orang tua, yang tersinggung dengan intelektual karena membatasi penerapan semua jenis dogma—agama, politik, dan sosial—yang diatur demi mempertahankan hak istimewa dengan mengorbankan yang bodoh. Semua yang menentang yesuitisme dan kebohongan konvensional, juga kesalahan yang ditransmisikan oleh tradisi dan rutinitas, akan menemukan kebenaran dalam publikasi kami berdasarkan bukti. Karena kami tidak menginginkan keuntungan, harganya hanya menyesuaikan nilai intrinsik atau biaya materialnya; jika ada keuntungan dari penjualannya, itu akan digunakan untuk publikasi berikutnya.

Di nomor berikutnya dari Bulletin (No. 6, tahun kedua), atas permintaan saya, ahli geografi terkemuka Elisée Reclus menulis artikel panjang perihal pengajaran geografi. Dalam sebuah surat yang ditulis Reclus kepada saya dari Institut Geografis di Brussels, menjawab permintaan saya bahwa dia harus merekomendasikan sebuah buku teks, dia mengatakan bahwa “tidak ada buku teks tentang pengajaran geografi di sekolah dasar”; dia "tidak mengenal seseorang yang bebas dari racun agama atau patriotik, atau yang lebih buruk, rutinitas administratif." Dia merekomendasikan bahwa para guru seharusnya tidak mengajar secara manual di Sekolah Modern, yang dengan hormat dihargainya (26 Februari 1903).

Dalam Bulletin nomor (7) saya menerbitkan catatan berikut tentang asal mula Kekristenan:

Pedagogi yang lebih tua, yang sebenarnya, jika tidak diterima, tujuannya adalah untuk mengesankan anak-anak dengan pengetahuan yang tidak berguna, agar mereka dapat berdamai dengan kondisi sulit mereka dan menghibur diri dengan impian masa depan, menggunakan buku bacaan di sekolah dasar yang dipenuhi cerita, anekdot, catatan perjalanan, permata sastra klasik dan lainnya. Dalam hal ini ada banyak kesalahan yang bercampur dengan yang masuk akal, dan tujuannya tidak sekadar itu saja. Ide mistik mendominasi, yang menyatakan bahwa hubungan dapat dibangun antara makhluk tertinggi dan manusia melalui para imam, dan imamat ini adalah landasan utama keberadaan itu, baik yang memiliki hak istimewa maupun yang tidak memiliki warisan serta penyebab banyaknya kejahatan yang ditanggung mereka.

Di antara buku-buku lain dari kelas sosial ini, semua tercemar kejahatan yang sama, kita juga ingat salah satunya menyisipkan sebuah wacana akademis, keajaiban kefasihan bahasa Spanyol dalam konteks memuji Alkitab. Intinya mengekpresikan pernyataan biadab Umar ketika dia membakar Perpustakaan Alexandria[17]: “Seluruh kebenaran terkandung di dalam kitab suci. Jika buku-buku lain itu benar, itu tidak berguna; jika tidak benar, mereka harus dibakar.”

Sekolah Modern, yang berusaha membentuk pikiran bebas dengan rasa tanggung jawab, cocok untuk mengalami perkembangan lengkap dari kekuatan mereka, dan merupakan satu-satunya tujuan hidup, maka dari itu haruslah mengadopsi jenis buku bacaan yang sangat berbeda di mana selaras dengan metode pengajarannya. Karena alasan ini, dengan mengajarkan kebenaran yang mapan dan tertarik pada pergulatan antara terang dan gelap, itu diperlukan untuk menghasilkan karya kritis yang akan mencerahkan pikiran anak dengan fakta-fakta positif.

Ini mungkin tidak berarti di masa kanak-kanak, tetapi di kemudian hari, di masa dewasa, ketika anak memposisikan diri pada kehidupan sosial dan dalam perjuangan melawan kesalahan, konvensi, kemunafikan, dan keburukan yang menyembunyikan diri mereka di bawah jubah mistisisme, ini sangat berarti. Karya ini mengingatkan bahwa buku kami tidak hanya ditujukan untuk anak-anak; melainkan juga ditujukan untuk digunakan Sekolah Dewasa yang didirikan di mana-mana oleh asosiasi pekerja, pemikir bebas, kooperator, pelajar sosial, dan badan progresif lainnya yang ingin memperbaiki buta huruf bangsa kita, dan menghapus hambatan besar perkembangan.

Kami percaya bahwa bagian dari karya Malvert (Science and Religion) yang kami beri judul "The Origin of Christianity" akan berguna untuk tujuan ini. Karya itu menunjukkan mitos, dogma, dan keaslian seremoni agama Kristen; terkadang sebagai simbol rahasia di mana setelah orang yang mengalaminya akan mengetahui kebenarannya, terkadang sebagai adaptasi atas kepercayaan sebelumnya, yang dipaksa melalui rutinitas belaka dan dilanggengkan oleh kebencian. Karena kami yakin dan memiliki bukti yang cukup tentang manfaat pekerjaan kami, kami menawarkannya kepada publik dengan harapan akan membuahkan hasil sesuai dengan yang kami antisipasi. Kami hanya perlu mengedit bagian tertentu dengan menghilangkannya karena tidak cocok untuk anak-anak; menunjukkan kelalaian, dan orang dewasa tentu saja dapat membaca bagian-bagian tersebut dalam edisi lengkap.

Bab XII. Kuliah Minggu

Sekolah Modern tidak membatasi diri hanya mengajar anak-anak. Tanpa sedikit pun mengorbankan karakter utama dan objek utamanya, ia juga mengajar rakyat. Kami mengatur serangkaian kuliah umum pada Minggu dan dihadiri para siswa dan anggota keluarga lainnya, serta sejumlah besar pekerja yang ingin sekali belajar.

Awal perkuliahan ini kami menginginkan metode dan kontinuitas, karenanya kami harus mempekerjakan dosen yang cukup kompeten di bidangnya masing-masing, tetapi topik perkuliahannya tidak harus mengikuti topik perkuliahan sebelumnya. Di lain situasi, ketika kami tidak memiliki dosen, kami menggantikannya dengan bacaan yang bermanfaat. Masyarakat umum hadir dengan tekun dan iklan kami di pers liberal dari distrik tersebut disalin dengan penuh semangat.

Agar ini berhasil dan untuk menggalakkan disposisi masyarakat umum, saya berkonsultasi dengan Dr. Andrés Martínez Vargas dan Dr. Odón de Buen, Profesor di Universitas Barcelona, ​​tentang topik merancang universitas populer di Sekolah Modern. Dalam hal ini, ilmu yang diberikan—atau, lebih tepatnya, dijual—oleh negara kepada segelintir orang yang memiliki privilese di universitas harus diberikan secara cuma-cuma pada masyarakat umum, sebagai balas dendam, karena setiap manusia memiliki hak untuk mengetahui, dan ilmu pengetahuan, yang dihasilkan oleh pengamat dan pekerja dari segala usia dan negara, tidak boleh dibatasi hanya pada kelas sosial tertentu.

Sejak saat itu perkuliahan jadi berkelanjutan dan teratur, dengan mengindahkan perbedaan cabang ilmu dari kedua dosen tersebut. Dr. Martínez Vargas menjelaskan fisiologi dan kebersihan, dan Dr. Odón de Buen tentang geografi dan ilmu alam, bergantian setiap minggunya sampai kami mulai penat. Pengajaran mereka disambut antusias oleh murid-murid Sekolah Modern, dan banyak audiens gabungan dari anak-anak dan orang dewasa. Salah satu jurnal liberal di Barcelona, menjelaskan kegiatan tersebut dengan berkata fungsinya sebagai "Misa ilmiah."

Para pembenci cahaya abadi yang mempertahankan privilese mereka atas ketidaktahuan orang-orang, sangat jengkel melihat pusat pencerahan ini bersinar begitu kuat, dan mereka tidak menunda lama-lama untuk mendesak pihak berwenang yang siap membantu mereka, untuk memadamkannya secara brutal. Saya sendiri memutuskan memposisikan pekerjaan ini di atas fondasi yang paling kuat yang dapat saya bayangkan.

Saya ingat saat itu, dengan senangnya seminggu sekali kami mengabdikan diri pada persatuan budaya. Saya membuka kuliah pada 15 Desember 1901, ketika Don Ernesto Vendrell berbicara tentang Hypatia sebagai seorang martir bagi cita-cita ilmu pengetahuan dan keindahan, korban dari Uskup Cyril yang fanatik dari Alexandria. Kuliah-kuliah lainnya diberikan pada Minggu berikutnya, seperti yang saya katakan, sampai pada 5 Oktober 1902, perkuliahan diatur secara reguler untuk mata kuliah sains. Pada hari itu Dr. Andrés Martínez Vargas, Profesor Fakultas Kedokteran (penyakit anak) di Universitas Barcelona, ​​memberikan kuliah pertamanya. Dia membahas kebersihan sekolah, dan menjelaskan prinsip-prinsipnya secara sederhana yang disesuaikan dengan pikiran para pendengarnya. Dr. Odón de Buen, Profesor Fakultas Sains, membahas tentang kegunaan studi sejarah alam.

Umumnya pers bersolidaritas dengan Sekolah Modern, tetapi ketika program tahun ajaran ketiga muncul, beberapa jurnal lokal Noticiero Universal dan Diario de Barcelona, putus. Berikut adalah bagian yang patut dicatat sebagai ilustrasi cara jurnal konservatif berurusan dengan mata pelajaran progresif:

Kami telah melihat prospek sebuah pusat pendidikan yang didirikan di kota ini, yang mengaku tidak ada hubungannya dengan “dogma dan sistem”. Itu bertujuan untuk membebaskan semua orang dari "dogma otoriter, sofisme terhormat, dan konvensi konyol". Bagi kami ini berarti bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah memberi tahu anak laki-laki dan perempuan—ini adalah sekolah campuran—bahwa tidak ada Tuhan, cara yang mengagumkan untuk membentuk anak-anak yang baik, terutama remaja putri yang ditakdirkan menjadi istri dan ibu.

Penulis melanjutkan dengan cara yang ironis dalam beberapa waktu, dan berakhir sebagai berikut:

Sekolah ini mendapat dukungan dari seorang profesor Ilmu Pengetahuan Alam (Dr. Odón de Buen) dan seorang lagi dari Fakultas Kedokteran. Kami tidak menyebutkan nama yang terakhir, karena mungkin ada beberapa kesalahan dalam menyertakannya di antara orang-orang yang memberikan dukungan mereka untuk pekerjaan semacam itu.

Serangan pastor yang berbahaya ini dijawab oleh jurnal anti-pastor Barcelona pada saat itu.

Bab XIII. Hasil

Pada awal tahun ajaran kedua saya sekali lagi membuat program. Mari kita, kataku, mengonfirmasi program kita sebelumnya; mempertahankan hasil, berlandaskan teori dan praktik, prinsip yang sejak pertama menginformasikan pekerjaan kita dan mengatur Sekolah Modern menjadi tak tergoyahkan seperti sekarang.

Sains adalah satu-satunya nyonya dalam hidup kita. Terinspirasi pemikiran ini, Sekolah Modern mengemukakan untuk memberi anak-anak kepercayaan kepada mereka sendiri tentang vitalitas mental mereka sendiri, sehingga ketika mereka beranjak dari kendali kita mereka akan terus menjadi musuh bebuyutan dari semua jenis prasangka dan akan membentuk ide-ide mereka sendiri, secara individu dan serius, pada semua mata pelajaran.

Selanjutnya, karena pendidikan tidak hanya melatih pikiran, melainkan harus melibatkan emosi dan kemauan, kita harus sangat berhati-hati dalam mendidik anak agar kesan intelektualnya diubah menjadi getah pemikiran. Ketika ini mencapai tingkat intensitas tertentu, ini akan menyebar ke seluruh makhluk hidup, mewarnai dan menyempurnakan karakter individu. Kemudian karena tingkah laku pemuda sepenuhnya berputar pada karakter, dia harus belajar menggunakan sains sebagai satu-satunya wanita simpanan dalam hidupnya.

Untuk melengkapi prinsip, kami harus menyatakan bahwasanya dengan antusias kami mendukung pendidikan campuran, sehingga, dengan pendidikan yang sama, perempuan dapat menjadi rekan sejati lelaki, dan bekerjasama meregenerasi masyarakat. Sampai sekarang tugas ini hanya pada lelaki; sudah saatnya pengaruh moral perempuan andil di dalamnya. Sains akan menerangi dan membimbing nadinya yang penuh sentimen itu, dan memanfaatkan karakternya demi kesejahteraan bangsa. Mengetahui bahwa kebutuhan utama bangsa ini adalah pengetahuan perihal ilmu alam dan kebersihan, Sekolah Modern bermaksud membantu menyediakannya. Dalam hal ini mendapat dukungan dari Dr. de Buen dan Dr. Vargas, yang secara bergantian memberikan kuliah pada mata pelajaran mereka masing-masing.

Pada 30 Juni 1903, saya menerbitkan pernyataan berikut dalam Bulletin:

Kami sudah dua tahun menguraikan prinsip-prinsip yang dibuktikan dengan praktik, dan merasakan manfaat dari semua orang yang menghargai kami dan telah bekerja sama dalam pekerjaan ini. Dalam hal ini, kami tidak peduli pencapaian lain selain bahwa kami dapat memastikan dengan yakin semua pernyataan kami sebelumnya. Kami telah mengatasi rintangan yang menghalangi kami seperti kepentingan dan prasangka, dan kami berniat mempertahankannya dengan selalu mengandalkan persahabatan progresif yang menghalau gelapnya ketidaktahuan dengan cahayanya yang kuat. Kami melanjutkan pekerjaan September depan, setelah liburan musim gugur. Kami senang bisa mengulangi apa yang kami katakan tahun lalu. Sekolah Modern dan Bulletin-nya memperbarui hidup mereka, karena mereka telah mendapatkan kebutuhan yang sangat dirasakan, dengan tingkat kepuasan tertentu. Tanpa iming-iming, kami akan bertahan sampai batas kemampuan kami.

Dalam nomor Bulletin yang sama diterbitkan daftar siswa berikut yang telah bersekolah selama dua tahun pertama:

f-f-francisco-ferrer-asal-usul-dan-cita-cita-sekol-2.png
TABEL 1

Pada awal tahun ketiga saya dengan senang hati menerbitkan artikel berikut di Bulletin tentang perkembangan sekolah:

Pada tanggal delapan bulan ini kami membuka tahun ajaran baru. Sejumlah besar murid, kerabat mereka, dan anggota masyarakat umum yang turut dalam pekerjaan dan kuliah kami, memenuhi ruangan yang baru-baru ini diperbesar, dan sebelum dimulainya acara, mereka melihat-lihat koleksi yang membuat sekolah tampak seperti sebuah museum ilmu pengetahuan. Acara dimulai dengan pidato singkat dari direktur, yang secara resmi menyatakan pembukaan tahun ketiga berjalannya sekolah, dan mengatakan bahwa mereka akan melaksanakan keidealan Sekolah Modern dengan penuh semangat, karena mereka sekarang memiliki lebih banyak pengalaman dan dipacu kesuksesan yang diperoleh.

Dr. de Buen mengucapkan selamat kepada kami atas perluasan Sekolah dan mendukung tujuannya. Katanya, pendidikan harus merefleksikan sifat dasar, karena pengetahuan hanya bisa berdiri dari persepsi kita tentang apa yang sebenarnya ada. Teruntuk anak-anak, yang belajar di sekolah dan tinggal di lingkungan sekitar, dia memberikan penghormatan kepada persahabatan yang baik di antara para murid, dengan mereka yang bermain dan belajar sangat alamiah. Dia mengatakan bahwa bahkan dalam pendidikan ortodoks, atau lebih tepatnya pada para profesor yang terlibat di dalamnya, untuk semua fitur kuno, ada kecenderungan tertentu yang mirip dengan yang diwujudkan di Sekolah Modern. Ini mungkin terdiri dari kehadirannya sendiri, dan kehadiran Dr. Vargas dan profesor lainnya. Dia mengumumkan bahwa sudah ada sekolah serupa di Guadalajara, atau akan segera dibuka di sana, dibangun melalui warisan yang ditinggalkan oleh seorang humanis. Dia ingin berkontribusi menyelamatkan anak-anak dan membebaskan mereka dari kebodohan dan takhayul; dan dia mengungkapkan harapan dan keinginan yang sangat kuat agar orang-orang kaya, pada saat kematian mereka, mengembalikan harta benda mereka dengan cara ini ke tubuh sosial, alih-alih meninggalkan mereka untuk mendapatkan kebahagiaan imajiner setelah kematian.

Dr. Martínez Vargas berdiri kokoh, melawan semua orang yang berpikir sebaliknya, bahwa pendidikan yang murni ilmiah dan rasional yang diberikan di Sekolah Modern adalah dasar pengajaran yang tepat; tidak ada yang lebih baik dapat dipahami dalam menjaga hubungan anak-anak dengan keluarga dan masyarakat mereka, dan itu adalah satu-satunya cara untuk membentuk manusia masa depan secara moral dan intelektual. Dia senang mendengar bahwa ajaran mengenai kebersihan telah dipraktikkan di Sekolah Modern selama dua tahun sebelumnya, yang mencakup pengecekan berkala pada anak-anak, dan seperti yang diuraikan dalam kuliah umum, telah menerima sanksi serius dari Hygienic Congress yang baru-baru ini diadakan di Brussel.

Melanjutkan perkuliahannya, dan sebagai sarana menegakkan instruksi lisan melalui visual, ia memamerkan serangkaian slide lentera yang menggambarkan berbagai latihan kebersihan, jenis penyakit tertentu, organ tidak sehat, dan lainnya, yang dijelaskannya secara rinci. Kerusakan pada lentera mengganggu gambar-gambar itu; tetapi profesor melanjutkan penjelasannya, berbicara tentang efek jahat korset, bahaya infeksi mikroba yang tertinggal di pakaian atau anak-anak yang bermain dengan tanah, rumah dan bengkel yang tidak sehat, dan lainnya, dan berjanji untuk melanjutkan penjelasan medisnya selama tahun mendatang.

Peserta mengungkapkan kegembiraannya di penutupan pertemuan, dan kegembiraan luar biasa yang terlihat dari para murid merupakan hiburan di tengah kesulitan saat ini, dan pertanda baik untuk masa depan.

Bab XIV. Bagian Defensif

Program kami untuk tahun ajaran ketiga (1903-1904) adalah sebagai berikut:

Untuk mempromosikan evolusi progresif masa kanak-kanak dengan menghindari semua praktik anakronistik, yang merupakan hambatan dari masa lalu atas kemajuan nyata menuju masa depan, tepatnya tujuan utama dari Sekolah Modern. Baik dogma maupun sistem, cap yang membatasi vitalitas atas urgensi sempit dari bentuk masyarakat sementara, tidak akan diajarkan. Hanya solusi yang faktual, teori yang diterima akal, dan kebenaran yang terbukti yang akan dimasukkan dalam pelajaran kami, sehingga setiap pikiran harus dilatih mengendalikan sebuah kehendak, dengan begitu kebenaran akan menyinari kecerdasan, dan ketika dipraktikkan bakal menguntungkan seluruh umat manusia tanpa ada yang dianggap tidak layak dan eksklusivitas yang memalukan.

Dua tahun kesuksesan cukup menjamin kami. Di tahap awal itu membuktikan keunggulan pendidikan campuran, hasil yang cemerlang—kemenangan, hampir bisa kita katakan—dari dasar akal sehat atas prasangka dan tradisi. Agar anak mengetahui apa yang terjadi tentang hal itu, menurut pendapat kami sebaiknya harus mengajarkan ilmu fisika dan alam serta kebersihan, Sekolah Modern akan terus mendapat layanan dari Dr. de Buen dan Dr. Vargas. Mereka akan bergantian memberikan kuliah pada tiap Minggu, dari pukul sebelas sampai dua belas. Kuliah-kuliah ini akan melengkapi dan menjelaskan lebih lanjut kelas-kelas sains yang diadakan selama seminggu di ruang kelas.

Ini hanya mengingatkan agar selalu memperhatikan keberhasilan pekerjaan reformasi kami, kami telah memperkaya materi ajaran kami dengan akuisisi koleksi baru yang akan segera membantu pemahaman dan memberikan daya tarik pada pengetahuan ilmiah; dan bahwa, karena ruang kami sekarang tidak cukup besar untuk menampung murid, kami telah mendapatkan tempat lain agar bisa menyediakan lebih banyak ruang dan sekaligus memberikan jawaban atas petisi yang telah kami terima.

Publikasi program ini menarik perhatian pers reaksioner, seperti yang saya katakan. Untuk memberi mereka bukti kekuatan logis dari posisi Sekolah Modern, saya memasukkan artikel berikut ke dalam Bulletin:

Pedagogi modern yang terlepas dari tradisi dan konvensi, harus mengangkat dirinya sendiri ke puncak konsepsi rasional manusia, keadaan pengetahuan aktual, dan konsekuensi cita-cita umat manusia. Jika segala kecenderungan yang berbeda diberikan dalam pendidikan dan guru tidak melakukan tugasnya, itu hanya akan membentuknya menjadi impostor; pendidikan tidak boleh menjadi sarana untuk mendominasi manusia demi keuntungan penguasa mereka. Sayangnya, justru inilah yang terjadi. Masyarakat diatur, bukan sebagai jawaban atas kebutuhan bersama dan untuk mewujudkan cita-cita, tetapi sebagai lembaga dengan tekad yang kuat untuk mempertahankan bentuk-bentuk primitifnya, dengan semangat mempertahankan itu dari berbagai reformasi, sejauh itu dianggap memungkinkan.

Unsur imobilitas ini menyebabkan kesalahan kuno watak keyakinan suci, menanamkannya dengan gengsi besar dan otoritas dogmatis, dan menimbulkan konflik dan gangguan yang menghilangkan kemanjuran kebenaran ilmiah atau membuatnya tetap dianggap tak meyakinkan. Alih-alih dipercaya mampu menerangi pikiran semua orang dan menyadari diri mereka dalam institusi dan kegunaan sehari-hari, malah sayangnya mereka dibatasi lingkungan di mana segelintir orang memiliki privilese. Dampaknya adalah, seperti pada zaman teokrasi Mesir, ada doktrin estoerik untuk kelas yang dibudidayakan dan eksoteris untuk kelas bawah—kelas yang ditakdirkan untuk bekerja, bertahan, dan menderita.

Dalam hal ini kami mengesampingkan doktrin mistik dan mitos, yang dominasi dan penyebarannya hanya sesuai dengan abad-abad awal sejarah manusia, dan merangkul ajaran ilmiah berlandaskan buktinya. Hal ini, sekarang terbatas di lingkup sempit kaum intelektual, atau paling banyak diterima secara diam-diam oleh orang-orang munafik tertentu yang malah menyatakan sebaliknya agar posisinya tidak terancam punah. Tidak ada yang memperjelas antagonisme absurd ini selain melalui paralel berikut, di mana kita dengan kontras melihat antara mimpi imajinatif dari orang bodoh yang gampang percaya dan kesederhanaan rasional para ilmuwan:

Alkitab.

Alkitab berisi sejarah langit, bumi, dan umat manusia; seperti Dewa itu sendiri, itu semua berisi tentang yang dulu, sekarang, dan akan datang. Pada halaman pertamanya kita membaca permulaan waktu dan hal-hal, dan pada halaman terakhirnya tentang akhir waktu dan hal-hal. Ini dimulai dengan Kejadian, yang merupakan syair suci dan diakhiri dengan Kitab Wahyu, yang merupakan nyanyian pemakaman. Kejadian laiknya angin segar yang dengan indah menyapu dunia; laiknya cahaya fajar pertama di langit; laiknya bunga pertama yang mekar di padang rumput; laiknya kata cinta pertama yang diucapkan oleh pria; laiknya pemandangan awal terbitnya matahari di ufuk timur. Kitab Wahyu kesedihan seperti debaran alam terakhir; seperti sinar terakhir matahari; seperti nafas terakhir dari orang yang sekarat. Dan di antara nyanyian pemakaman dan syair suci, itu dilakukan secara terus-menerus di hadapan Tuhan oleh orang-orang dari beragam generasi. Kesukuan dan patriarkal berlalu begitu saja; republik dan hakim; para monarki dan rajanya; kekaisaran dan kaisar mereka. Babilon dan semua kekejiannya berlalu begitu saja; Niniwe dan segala kemegahannya; Memphis dan para pendetanya; Yerusalem dan para nabi dan kuilnya; Athena dan seni serta pahlawannya; Roma dan mahkota penakluk dunia. Tidak ada yang bertahan kecuali Tuhan; semua yang lain lewat dan mati, seperti buih yang menebarkan gelombang

...

Sebuah kitab luar biasa, yang mulai dibaca manusia tiga atau tiga puluh abad yang lalu, dan yang jika dibaca sepanjang siang dan malam, tidak akan selesai menggali ‘kekayaannya’. Sebuah kitab luar biasa di mana semuanya dihitung sebelum ilmu aritmatika ditemukan; di mana asal mula bahasa dituturkan tanpa ada pengetahuan filologi; di mana revolusi bintang-bintang digambarkan tanpa sepengetahuan astronomi; di mana sejarah dicatat tanpa dokumen sejarah; di mana hukum-hukum alam disingkapkan tanpa pengetahuan fisika apa pun. Sebuah kitab yang luar biasa, yang melihat segalanya dan mengetahui segalanya; yang mengetahui pikiran-pikiran yang tersembunyi di dalam hati manusia dan mereka yang ada dalam pikiran Tuhan; yang melihat apa yang terjadi di jurang laut dan di perut bumi; yang mencatat atau meramalkan semua bencana bangsa, dan di dalamnya terkumpul semua harta belas kasihan, peradilan, dan pembalasan. Sebuah kitab, dengan halus, yang ketika langit terlipat seperti kipas raksasa, atau bumi tenggelam, atau matahari menarik cahayanya, atau bintang-bintang padam, Tuhan akan tetap utuh, karena itu adalah firman-Nya yang kekal, bergema bahwa pernah berada di ketinggian.[18]

Antropisme.

Salah satu penunjang utama sistem reaksioner adalah apa yang kita sebut "antropisme". Saya merujuk istilah ini karena kelompok dengan opini keliru yang kuat dan tersebar di seluruh dunia di mana mereka menentang organisme manusia terhadap seluruh alam lainnya, dan merepresentasikannya sebagai takdir dari ciptaan organik yang telah ditentukan sebelumnya, suatu entitas yang pada dasarnya berbeda dari itu, Tuhan—maka jadilah. Pengupasan lebih dekat terhadap kelompok ide ini menunjukkan bahwa ia terdiri dari tiga dogma yang berbeda, yang dapat kita bedakan sebagai antroposentris, antropomorfik, dan antropolatrous.

  1. Dogma antroposentris mencapai puncak pada gagasan bahwa manusia adalah pusat dari takdir itu sendiri dan tujuan dari seluruh kehidupan duniawi—atau, dalam arti yang lebih luas, dari seluruh alam semesta. Karena kesalahan ini sangat kondusif bagi kepentingan manusia, dan tentu ini berkaitan erat dengan mitos penciptaan tiga agama besar Mediterania dan dengan dogma teologi Mosaik, Kristen, dan Islam, kesalahan ini masih mendominasi sebagian besar dunia yang beradab.

  2. Dogma antropomorfik juga berkaitan dengan mitos-penciptaan dari tiga agama yang disebutkan di atas dan banyak lainnya. Ini menyamakan penciptaan dan penguasaan dunia oleh Tuhan dengan ciptaan buatan dari seorang insinyur atau mekanik yang cakap, dan dengan administrasi dari seorang penguasa yang bijaksana. Tuhan, sebagai pencipta, pemelihara, dan penguasa dunia, adalah bentuk representasi dari kemurnian manusia untuk berpikir dan berkegiatan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa masing-masing manusia adalah seperti Tuhan. "Tuhan menciptakan manusia menurut gambaran dan rupa-Nya sendiri." Teologi yang lebih tua dan naif adalah "homoteisme" murni, yang menghubungkan wujud, badan, dan darah manusia dengan para Dewa. Ini lebih bisa dipahami dibanding teosofi mistik modern yang memuja Tuhan sebagai makhluk yang tidak terlihat—berbicara dengan tepat, berbentuk gas, namun membuatnya berpikir, berbicara, dan bertindak dengan cara manusia; ia memberi kita gambaran paradoks dari vertebrata berbentuk gas.

  3. Dogma antropolatrous secara alami hasil dari perbandingan aktivitas Tuhan dan manusia; hasilnya itu adalah pendewaan sifat manusia. Hasil selanjutnya adalah kepercayaan pada keabadian jiwa, dan dogma dualistik dari dua kodrat manusia, yang jiwa “abadinya” dipahami sebagai penghuni sementara dari kerangka fana. Dengan demikian, ketiga dogma antropistik ini, yang dengan beragam menyesuaikan masing-masing agama yang berbeda, pada akhirnya malah memberikan kepentingan yang luar biasa, dan terbukti menjadi sumber kesalahan yang paling berbahaya.[19]

Dalam menghadapi antagonisme ini, yang dipertahankan oleh ketidaktahuan dan kepentingan pribadi, pendidikan positif, yang mengusulkan mengajarkan kebenaran yang menjadi masalah dalam keadilan praktis, harus mengatur dan mensistematisasikan hasil penelitian alam yang telah ada, mengkomunikasikannya kepada anak-anak, kemudian memberi jalan untuk keadaan masyarakat yang lebih adil, di mana itu harus bekerja demi kepentingan semua dan juga individu, sebagai ekspresi sosiologi yang tepat. Moses, atau siapa pun penulis Kejadian dan semua dogmatis, dengan enam hari penciptaan dari semula ketiadaan setelah Sang Pencipta melewati keabadian tanpa melakukan apa-apa, harus menganggap Copernicus, yang menunjukkan revolusi planet-planet mengelilingi matahari; menganggap Galileo, yang menyatakan bahwa matahari bukan bagian dari bumi, melainkan pusat planet semesta; menganggap Columbus dan orang lain yang percaya bahwa bumi berbentuk bulat, mengemukakan untuk mencari orang satu sama lain, dan memberikan dasar praktis doktrin persaudaraan manusia; menganggap Linnaeus dan Cuvier, pendiri sejarah alam; juga Laplace, penemu kosmogoni yang sudah ada; kemudian Darwin, penulis doktrin evolusi, yang menjelaskan pembentukan spesies melalui seleksi alam; dan kepada semua orang yang melalui observasi dan eksperimen telah mendiskreditkan wahyu sebagaimana mestinya, dan memberitahu kita kodrat sebenarnya dari alam semesta, bumi, dan kehidupan.

Melawan kejahatan yang ditimbulkan generasi-generasi yang tenggelam dalam ketidaktahuan dan takhayul, yang darinya begitu banyak orang sekarang dibebaskan, hanya untuk jatuh ke dalam skeptisisme anti-sosial, solusi terbaik tanpa mengecualikan yang lain, adalah dengan menginstruksikan generasi muda dalam prinsip-prinsip humanis murni dan dalam pengetahuan positif dan rasional pada ilmu pengetahuan. Wanita yang dididik dengan demikian akan menjadi ibu dalam arti sebenarnya dari kata tersebut, bukan warisan takhayul tradisional; mereka akan mengajari integritas hidup pada anak-anak mereka, martabat hidup, solidaritas sosial, alih-alih beragam dogma yang usang dan hampa serta tunduk pada hierarki palsu. Dengan demikian, manusia terbebas dari misteri, mukjizat, dan ketidakpercayaan pada diri mereka sendiri dan sesamanya, dan yakin bahwa mereka dilahirkan bukan untuk mati, seperti yang dikatakan oleh ajaran mistik yang malang, melainkan untuk hidup, yang fungsinya mempercepat mewujudkan perkembangan sebesar-besarnya pada kondisi sosial dalam kehidupan ini. Dengan cara ini, dengan melestarikan memori generasi sebelumnya dan kerangka pikiran lainnya sebagai pelajaran dan peringatan, kita akan menutup periode religius, dan masuk dengan mantap ke dalam akal dan watak.

Pada Juni 1904, Bulletin menerbitkan daftar berikut sehubungan dengan kehadiran di sekolah. Pada saat itu terbitan Sekolah Modern digunakan di tiga puluh dua sekolah lain di seluruh negeri, dan pengaruhnya begitu terasa di Seville dan Malaga, Tarragona dan Cordova, dan kota-kota lain, serta Barcelona dan sekitarnya. Jumlah lulusan dari sekolah kami juga terus meningkat, seperti yang ditunjukkan tabel berikut:

Daftar murid di sekolah modern selama tiga tahun pertama.
f-f-francisco-ferrer-asal-usul-dan-cita-cita-sekol-1.png
TABEL 2

Bab XV. Kecerdasan Anak

Dalam Buletin 30 September 1903, kami menerbitkan karya siswa dari berbagai kelas Sekolah Modern, yang telah dibacakan pada hari penutupan tahun ajaran kedua. Dalam tulisan-tulisan itu, anak-anak diminta memberikan opini awal pada beberapa subjek tertentu, pengaruh pikiran atas kekuatan penalaran yang pas-pasan yang diilhami oleh pandangan keadilan dan cenderung mengenyampingkan akan taat aturan. Dari sudut pandang logis opini ini tidak sempurna karena anak tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk membentuk opini yang sehat secara sempurna. Tetapi ini kebalikan dari apa yang biasanya kita temukan, karena opini umumnya hanya didasarkan pada prasangka yang timbul dari tradisi, minat, dan dogma.

Seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun, misalnya, memberikan prinsip berikut untuk menilai nilai suatu bangsa:

Agar bisa dikatakan beradab, suatu bangsa atau negara harus bebas dari berikut ini

Izinkan saya menyela sejenak untuk menunjukkan bahwa penulis muda mengidentifikasikan "beradab" dengan "adil," dan terutama, dengan mengesampingkan prasangka, dia menggambarkan kejahatan tertentu sebagai sesuatu yang dapat disembuhkan, dan menganggap penyembuhannya sebagai kondisi esensial keadilan. Kejahatan ini adalah

  1. Hidup berdampingan antara orang miskin dan kaya, dan eksploitasi yang diakibatkannya.

  2. Militerisme, alat pemusnah yang digunakan oleh satu bangsa terhadap bangsa lain, karena itu merupakan organisasi masyarakat yang buruk.

  3. Ketidaksetaraan, yang memungkinkan segelintir untuk menguasai dan memerintah, dan mewajibkan yang lain untuk merendahkan diri dan menaati.

Prinsip ini fundamental dan sederhana, seperti yang diekspektasikan akan ditemukan dalam pikiran yang tidak terinformasi secara sempurna, dan tidak akan memungkinkan seseorang menyelesaikan masalah sosiologis dengan lengkap; tetapi segi menguntungkannya ini dapat melanggengkan pikiran tetap terbuka terhadap pengetahuan baru. Seolah-olah seseorang bertanya: Apa yang dibutuhkan orang yang sakit agar bisa sembuh? Dan jawabannya adalah: Penderitaannya harus lenyap. Ini adalah jawaban yang naif dan wajar, dan tentunya bukan jawaban dari anak yang dibesarkan dengan cara biasanya; anak yang diajari untuk mempertimbangkan kehendak makhluk gaib terlebih dahulu. Jelas bahwa cara sederhana untuk menyelesaikan masalah kehidupan ini dengan solusi yang masuk akal; memang, yang satu secara logis menuntut yang lain, seperti yang ditunjukkan oleh esai anak ini:

Saya tidak bermaksud bahwa jika tidak ada orang kaya, atau tentara, atau penguasa, atau upah, orang akan menyalahgunakan kebebasan dan kesejahteraan mereka, tetapi bahwa, dengan setiap orang menikmati tingkat peradaban yang tinggi, akan ada keramahan dan persahabatan universal, dan ilmu pengetahuan akan membuat kemajuan yang jauh lebih besar, bebas dari perang dan stagnasi politik.

Seorang gadis berusia sembilan tahun membuat pengamatan yang masuk akal berikut ini, di mana kami mempertahakan bahasanya yang salah:

Seorang penjahat dihukum mati; jika pembunuhnya layak menerima hukuman ini, orang yang mengutuknya dan orang yang membunuhnya juga adalah pembunuh; logisnya, mereka juga harus mati, sehingga umat manusia akan berakhir. Daripada menghukum penjahat dengan melakukan kejahatan lain, lebih baik memberinya nasehat yang baik agar dia tidak akan melakukannya lagi. Selain itu, jika kita semua setara, tidak akan ada pencuri atau pembunuh, orang kaya atau miskin, melainkan semuanya setara dan mencintai pekerjaan dan kebebasan.

Kesederhanaan, kejelasan, dan ketepatan pengamatan ini tidak perlu dikomentari. Seseorang dapat memahami keheranan kita mendengarnya dari bibir seorang gadis kecil yang lembut dan sangat cantik, yang lebih tampak seperti representasi simbolis dari kebenaran dan keadilan daripada kenyataan hidup.

Seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun membahas kejujuran, dan berkata:

Orang yang tidak jujur tidak hidup dengan damai; ia selalu takut ketahuan: ketika seseorang jujur, jika ia melakukan kesalahan dan mengakuinya dengan jujur akan melegakan hati nurani. Jika seseorang mulai berbohong pada masa kanak-kanak, dia akan mengatakan kebohongan yang lebih besar saat dia besar nanti, dan mungkin akan menimbulkan banyak kerugian. Ada kasus di mana seseorang tidak perlu jujur. Misalnya, jika seseorang datang ke rumah kami, dikejar-kejar polisi, kemudian kami ditanya apakah kami melihatnya, kami harus menyangkalnya, mengatakan tidak dan sebagainya; jika kami melakukan sebaliknya itu akan menjadi pengkhianatan dan pengecut.

Sungguh menyedihkan jika pikiran seorang anak yang menganggap ‘kebenaran’ sebagai kebaikan yang tak tertandingi, “yang tanpanya tidak mungkin untuk hidup,” takut akan pelanggaran berat tertentu untuk mempertimbangkan kebohongan dalam beberapa kasus.

Seorang gadis berusia tiga belas tahun menulis tentang fanatisme, dan menganggapnya sebagai karakteristik dari negara-negara terbelakang, dia melanjutkan untuk mencari penyebabnya:

Fanatisme adalah hasil dari ketidaktahuan dan keterbelakangan perempuan; sebab itulah umat Katolik tidak ingin melihat perempuan dididik, karena mereka adalah pendukung utama sistem tersebut, sistem mereka sendiri.

Pengamatan mendalam tentang penyebab fanatisme, dan penyebab penyebabnya. Gadis lain berusia tiga belas tahun menunjukkan solusi terbaik atas kejahatan di baris berikut:

Sekolah campuran untuk kedua jenis kelamin, sangat diperlukan. Anak laki-laki yang belajar, bekerja, dan bermain di lingkungan perempuan belajar secara bertahap untuk menghormati dan membantunya, dan begitu juga sebaliknya; sedangkan, jika mereka dididik secara terpisah, dan anak laki-laki diberitahu bahwa gadis itu bukan teman yang baik dan dia lebih buruk daripada laki-laki, anak laki-laki tidak akan menghormati wanita ketika dia sudah menjadi pria, dan akan menganggapnya sebagai subjek atau budak, dan itulah posisi wanita yang kami temukan. Jadi kita semua harus bekerja demi validitas sekolah campuran, selagi itu memungkinkan, dan jika tidak memungkinkan, kita harus berusaha menghilangkan kesulitan.

Seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun menganggap sekolah itu, semuanya layak dihormati, karena kita belajar di dalamnya untuk membaca, menulis, dan berpikir, dan itu adalah dasar moralitas dan ilmu pengetahuan; dia menambahkan:

Kalau bukan karena sekolah kita sudah hidup seperti orang biadab, berjalan telanjang, makan ramu-ramuan dan daging mentah dan tinggal di gua dan pohon; artinya, kita harus menjalani kehidupan yang brutal. Pada waktunya, sebagai hasil dari sekolah, setiap orang akan menjadi lebih cerdas dan tidak akan ada perang atau populasi yang meradang, dan orang-orang akan melihat kembali perang itu menyeramkan, pekerjaan untuk kematian dan kehancuran. Sangat memalukan bahwa ada anak-anak yang berkeliaran di jalanan dan tidak bersekolah, dan ketika mereka menjadi dewasa akan lebih memalukan. Jadi marilah kita berterima kasih kepada guru kita atas kesabarannya dalam mengajar kita, dan marilah kita menghargai sekolah dengan hormat.

Jika anak itu menjaga dan mengembangkan kemampuan yang ditunjukkannya, ia akan tahu bagaimana menyelaraskan egoisme dan altruisme untuk kebaikannya sendiri dan masyarakat. Seorang gadis berusia sebelas tahun menyesalkan bahwa bangsa-bangsa saling menghancurkan dalam perang, dan menyesali perbedaan kelas sosial dan kenyataan bahwa orang kaya hidup dari pekerjaan dan privasi orang miskin. Dia mengakhiri:

Mengapa manusia tidak, alih-alih membunuh satu sama lain dalam perang dan saling memukul karena perbedaan kelas, dengan riang mengabdikan dirinya untuk bekerja dan menemukan hal-hal guna kebaikan umat manusia? Manusia harus bersatu saling mencintai dan hidup layaknya persaudaraan.[20]

Seorang anak berusia sepuluh tahun, dalam sebuah esai yang sangat bagus sehingga saya akan memasukkannya secara utuh jika ruangnya memungkinkan, dan jika bukan karena identitasnya dalam pandangan dengan bagian-bagian sebelumnya, berbicara tentang sekolah dan murid:

Berkumpul lagi di bawah satu atap, bersemangat untuk mempelajari apa yang tidak kita ketahui, tanpa perbedaan kelas (ada anak profesor universitas di antara mereka, itu perlu diingat), kita adalah anak-anak dari satu keluarga yang dibimbing ke tujuan yang sama .... orang bodoh adalah orang yang tak dianggap; sedikit atau tidak ada yang bisa diharapkan darinya. Dia adalah peringatan bagi kita untuk tidak membuang waktu; sebaliknya, marilah kita mengambil manfaatnya dan pada waktunya kita akan dihargai. Janganlah kita melewatkan buah dari sekolah yang bagus, dan dengan menghormati guru kita, keluarga kita, dan masyarakat, kita akan hidup bahagia.

Seorang anak berusia sepuluh tahun berfilsafat perihal kesalahan umat manusia, yang menurutnya dapat dihindari dengan instruksi dan niat baik:

Kesalahan-kesalahan umat manusia adalah kebohongan, kemunafikan, dan egoisme. Jika laki-laki dan terutama perempuan diinstruksikan dengan lebih baik, dan perempuan sepenuhnya setara dengan laki-laki, kesalahan ini akan hilang. Orang tua tidak akan mengirim anak-anak mereka ke sekolah agama yang menanamkan ide-ide palsu, melainkan ke sekolah rasional di mana tidak ada ajaran supernatural, yang mana itu memang tidak ada; atau untuk berperang; melainkan untuk hidup dalam solidaritas dan bekerja bersama.

Kami akan menutup dengan esai berikut, yang ditulis oleh nona muda enam belas tahun, yang isinya cukup tepat untuk dikutip secara keseluruhan:

Betapa ada ketidaksetaraan dalam tatanan sosial saat ini! Beberapa bekerja dari pagi hingga malam tanpa keuntungan lebih melainkan hanya cukup untuk membeli makanan yang sebenarnya tidak mencukupi; di mana yang lainnya menerima produk dari para pekerja untuk dinikmati sendiri secara berlebihan. Mengapa demikian? Bukankah kita semua sama? Tidak diragukan lagi itulah kita; tetapi masyarakat tidak menyadarinya sementara beberapa ditakdirkan untuk bekerja dan menderita, dan yang lainnya untuk bermalas-malasan dan bersenang-senang. Jika seorang pekerja menunjukkan kesadarannya akan eksploitasi yang dirasakannya, dia disalahkan dan dihukum dengan kejam, sementara yang lain dengan sabar menderita ketidaksetaraan ini. Pekerja harus mendidik dirinya sendiri dan agar ini terlaksana perlu didirikan sekolah gratis, yang dibiayai oleh upah yang diberikan orang kaya. Dengan cara ini pekerja akan semakin maju, sampai dianggap layak, karena misi masyarakat yang paling berguna bergantung padanya.

Apapun nilai logis dari ide-ide ini, kumpulan ini menunjukkan tujuan utama dari Sekolah Modern—yaitu, bahwa pikiran anak, dipengaruhi atas apa yang dilihat dan diinformasikan dari pengetahuan positif yang diperolehnya, akan bekerja dengan bebas, tanpa prasangka atau tunduk pada segala jenis sekte, dengan otonomi yang sempurna dan tidak ada pedoman lain selain alas an setara dalam semua, dan didukung oleh bukti yang meyakinkan, yang sebelumnya menghilangkan suramnya kesesatan dan pemaksaan dogmatis.

Pada Desember 1903, Kongres Pekerja Kereta Api yang kemudian diadakan di Barcelona, ​​menginformasikan kepada kami bahwa sebagai bagian dari programnya, para delegasi akan mengunjungi Sekolah Modern. Murid-murid sangat senang, dan kami mengajak mereka untuk menulis esai untuk dibaca pada kesempatan kunjungan tersebut. Kunjungan tersebut dicegah oleh keadaan yang tidak terduga; tetapi kami menerbitkan esai anak-anak dalam Bulletin, yang mengembuskan aroma ketulusan yang lembut dan penilaian yang tidak berprasangka buruk, yang dianugerahi oleh kecerdasan naif para penulisnya. Tidak ada saran yang dibuat untuk mereka, dan tidak ada catatan perbandingan, namun ada kesepakatan yang luar biasa dalam pandangan mereka. Di lain waktu, siswa Sekolah Pekerja di Badalona mengirim ucapan selamat kepada siswa kami, dan mereka kembali menulis esai, dari situ kami menyusun surat balasan ucapan selamat.[21]

Bab XVI. "Bulletin"

Sekolah Modern membutuhkan dan menjadi bagian pers. Pers awam dan politik, yang pada satu waktu mendukung kami dan pada waktu lain mencela kami dengan mengatakan berbahaya, tidak dapat mempertahankan sikap untuk tidak memihak. Itu bisa memberikan pujian yang berlebihan atau tidak pantas, atau kecaman yang menghujat. Satu-satunya solusinya adalah ketulusan dan kejelasan indikasi kami sendiri. Tidak mengoreksi dan mengabaikan fitnah ini berlalu begitu saja akan sangat merugikan kami, dan Bulletin lah yang memungkinkan kami berinteraksi dengan mereka.

Di dalamnya direktur menerbitkan program sekolah, catatan menarik tentang itu, rincian statistik, artikel pedagogis asli oleh para guru, laporan perkembangan pendidikan rasional di negara kita sendiri dan negara lain, terjemahan artikel penting dari ulasan asing dan majalah yang selaras dengan karakter utama pekerjaan kami, laporan kuliah Minggu, dan mengumumkan kompetisi publik untuk terlibat sebagai guru dan perpustakaan kami.

Salah satu bagian Bulletin yang paling sukses adalah yang dikhususkan untuk publikasi ide-ide para murid. Selain menunjukkan ide masing-masing, itu mengungkapkan manifestasi spontan akal sehat. Kecerdasan anak perempuan dan laki-laki diakui tanpa melihat perbedaan jenis kelamin, hubungan dengan realitas kehidupan seperti yang diajarkan para guru, mengekspresikan diri mereka dalam esai sederhana yang meskipun terkadang tidak dewasa dalam penilaian, tapi sering menunjukkan logika mereka pahami dengan jelas seperti pertanyaan filosofis, politik, atau sosial yang cukup penting.

Jurnal tersebut pada awalnya didistribusikan gratis antar para siswa, dan dipertukarkan dengan terbitan berkala lainnya; tetapi karena permintaan yang meningkat, dibukalah sistem berlangganan untuk publik. Saat ini selesai, Bulletin menjadi tinjauan filosofis, serta menjadi bagian Sekolah Modern; dan mempertahankan karakter ini sampai ada tekanan dan sekolah ditutup. Sebuah contoh dari misi penting Bulletin dapat ditemukan di artikel berikut, yang saya tulis di No. 5 tahun keempat, untuk mengoreksi beberapa guru sekuler yang tersesat:

Sekolah Pekerja tertentu telah memperkenalkan kebaruan mendirikan bank tabungan, yang dikelola oleh para siswa. Sepotong informasi ini, yang direproduksi dalam bentuk pujian yang besar dari pers sebagai hal yang harus ditiru, mendorong kami untuk mengungkapkan pendapat tentang masalah tersebut. Ketika orang lain memiliki hak mereka sendiri untuk memutuskan dan bertindak, kami memiliki hak yang sama untuk mengkritik, dan dengan demikian menciptakan opini publik yang rasional.

Pertama-tama kita akan mengamati bahwa kata ekonomi sangat berbeda dari, jika bukan kebalikan dari, gagasan menabung. Seseorang dapat mengajari anak-anak pengetahuan dan praktik ekonomi tanpa perlu mengajari mereka untuk menabung. Ekonomi berarti penggunaan barang seseorang secara bijaksana dan metodis; menabung berarti pembatasan penggunaan barang seseorang. Dengan menghemat, kita menghindari pemborosan; dengan menabung, orang yang pas-pasan akan mengurangi lagi apa yang diperlukannya.

Apakah anak-anak diajarkan menyimpan properti yang tidak berguna? Masyarakat yang dimaksud itu meyakinkan kita bahwa mereka belum melakukannya. Pekerja yang menyekolahkan anak-anaknya hidup dari upah mereka, upah minimum yang ditentukan berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, jadi bayaran mereka sesuai dengan pekerjaan yang diberikan oleh majikan; dan karena upah ini pas-pasan, lalu kekayaan sosial dimonopoli oleh kelas-kelas yang memiliki privilese, para pekerja masih jauh dari kata cukup untuk menjalani kehidupan yang selaras dengan kemajuan peradaban. Oleh karena itu, ketika anak-anak pekerja ini dan calon pekerja itu sendiri diajari menabung—yang merupakan privasi sukarela yang terlihat menarik—mereka diajari untuk mempersiapkan diri sendiri agar tunduk pada hak istimewa. Sementara niatnya untuk menginisiasi praktik ekonomi mereka, malah yang sebenarnya dilakukan adalah menjadikan mereka korban dan kaki tangan dari tatanan yang tidak adil saat ini.

Anak kelas pekerja adalah anak manusia, dan dengan demikian, ia memiliki hak untuk mengembangkan semua kemampuannya, memenuhi semua kebutuhannya, moral dan fisiknya. Untuk tujuan itu lah adanya masyarakat. Fungsinya ini bukan untuk menekan atau menundukkan individu, seperti yang bisa dikatakan egois yang melekat pada kelas yang memiliki privilese dan reaksioner, dan semua yang menikmati apa yang dihasilkan orang lain; melainkan harus menjaga keseimbangan secara adil antara hak dan kewajiban semua anggota persemakmuran.

Sebagaimana adanya, individu diminta untuk mengorbankan hak, kebutuhan, dan kesenangannya kepada masyarakat; dan karena gangguan ini menuntut kesabaran, penderitaan, dan penalaran yang rumit, marilah kita memuji ekonomi dan menyalahkan tabungan. Menurut kami tidaklah benar mengajarkan anak-anak untuk berharap menjadi pekerja dalam tatanan sosial di mana rata-rata kematian berasal dari orang miskin, yang hidup tanpa kebebasan, instruksi, atau kegembiraan, bahkan bisa dikatakan mengerikan dibandingkan dengan kelas yang kehidupannya memanfaatkan kerja orang miskin. Mereka yang, dari sosialisasi saja merendahkan hak-hak manusia, harus membaca kata-kata yang halus dan tegas dari Pi y Margall: “Siapakah engkau yang mencegah saya menggunakan hak asasi manusia saya? Masyarakat durhaka dan tirani, engkau diciptakan untuk membela bukan untuk menindas kami. Kembali ke jurang tempat di mana kau berasal.”

Mulai dari prinsip-prinsip ini dan menerapkannya pada pedagogi, kami pikir perlu untuk mengajari anak-anak bahwa menyia-nyiakan kelas objek apa pun bertentangan dengan kesejahteraan umum; bahwa jika seorang anak merusak kertas, kehilangan pulpen, atau menghancurkan buku, itu merupakan ketidakadilan bagi orang tua dan sekolahnya. Tentunya seseorang mengarahkan anak betapa perlunya berhati-hati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan mengingatkannya tentang kurangnya lapangan pekerjaan, penyakit, atau usia; tetapi tidak benar memaksakan menabung dari gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Itu aritmatika yang buruk.

Para pekerja tidak memiliki pendidikan universitas; mereka tidak pergi ke teater atau ke konser; mereka tidak pernah bersuka cita bahkan untuk menikmati keajaiban seni, industri, atau alam; mereka tidak punya hari libur untuk menghirup oksigen segar yang memberi kehidupan; mereka tidak punya akses untuk membaca buku atau ulasan. Sebaliknya, mereka menderita segala macam kekurangan, dan mungkin harus menanggung krisis karena produksi yang berlebihan. Kebenaran yang menyedihkan ini bukanlah suatu hal yang harus disembunyikan para guru dari anak-anak, dan untuk memberitahu mereka bahwa jumlah yang lebih kecil sama dengan, bahkan tidak lebih baik dari, yang lebih besar. Agar ilmu pengetahuan dan industri tersebar merata, dan semua turut mengambil bagian dalam perjamuan kehidupan, kita tidak boleh mengajar di sekolah hanya demi kepentingan para privilese, dan menyebabkan orang miskin harus mengelola keuntungan dari remah-remah dan sisa-sisa. Kita tidak harus melacurkan pendidikan.

Pada kesempatan lain saya harus mengecam penyimpangan lainnya dari prinsip kita:

Kami tertekan dan marah membaca daftar kontribusi yang dipilih oleh Dewan Barcelona untuk masyarakat populer tertentu yang tertarik pada pendidikan. Kami membaca tentang jumlah yang ditawarkan kepada Persaudaraan Republik dan masyarakat serupa; dan kami menemukan bahwa, alih-alih menolak mereka, mereka meneruskan ucapan terima kasih kepada Dewan.

Makna dari hal-hal ini dalam negara Katolik dan ultra-konservatif sudah jelas. Gereja dan sistem kapitalis hanya mempertahankan kekuasaan mereka dengan sistem amal dan perlindungan yang bijaksana. Dengan ini mereka memuaskan kelas yang tidak memiliki hak waris, dan terus menikmati rasa hormatnya. Tetapi kita tidak dapat melihat kaum republik bertindak seolah-olah mereka adalah orang Kristen yang rendah hati tanpa menimbulkan seruan peringatan.

Waspadalah, kami ulangi, waspadalah! Anda mendidik anak-anak Anda dengan buruk dan mengambil jalan yang salah menuju reformasi, dengan menerima sedekah. Anda tidak akan membebaskan diri sendiri maupun anak-anak Anda jika Anda percaya pada kekuatan orang lain, dan mengandalkan dukungan resmi atau personal. Biarlah umat Katolik yang mengabaikan realitas kehidupan, mengharapkan segala sesuatu dari Tuhan, atau St. Joseph, atau makhluk serupa, karena mereka tidak memiliki jaminan bahwa doa mereka akan didengar dalam hidup ini dan memilih percaya untuk menerima pahala setelah kematian.

Biarkan penjudi dalam lotere gagal agar melihat bahwa secara moral dan material mereka korban penguasa, dan percaya mendapatkan keberuntungan secara kebetulan, suatu hal yang tidak diperoleh dengan energi mereka sendiri. Tapi sedih melihat manusia mengulurkan tangan, seorang pengemis yang bersatu dalam protes revolusioner melawan sistem saat ini; melihat mereka mengakui dan mengucap syukur atas hadiah yang memalukan, alih-alih mempercayai energi, kecerdasan, dan kemampuan mereka sendiri.

Maka waspadalah, semua orang yang beritikad baik! Itu bukanlah cara mendidik anak yang benar, tapi cara untuk memperbudak mereka.

Bab XVII. Penutupan Sekolah Modern

Saya telah mencapai puncak hidup dan pekerjaan saya. Musuh saya, yang semuanya adalah kaum reaksioner di dunia, direpresentasikan oleh kaum reaksioner Barcelona dan Spanyol, menegaskan kemenangan mereka dengan menuduh saya terlibat atas percobaan pembunuhan. Namun kemenangan mereka ternyata hanya sebuah episode dalam perjuangan rasionalisme praktis melawan reaksi. Sikap kepengecutan dengan mengklaim saya dengan hukuman mati (klaim yang ditolak karena saya secara terang-terangan memang tak bersalah bukan karena adilnya pengadilan) menarik simpati semua orang liberal—semua progresif sejati—di seluruh penjuru dunia, dan memusatkan perhatian pada makna dan cita-cita Sekolah Rasional. Ada gerakan protes dan kekaguman yang universal dan tidak habis-habis selama setahun penuh—dari Mei 1906 hingga Mei dan Juni 1907—bergema di pers setiap negara beradab, dan dalam pertemuan dan manifestasi populer lainnya.

Pada akhirnya terbukti bahwa musuh bebuyutan kami adalah pendukung paling efektif, karena mereka mengarahkan pembentukan rasionalisme internasional..

Saya merasakan kelemahan saya sendiri dalam menghadapi manifestasi yang luar biasa ini. Dengan selalu dituntun cahaya cita-cita, saya menyusun dan menjalankan Liga Internasional untuk Pendidikan Rasional Anak-anak, di berbagai cabangnya yang tersebar di dunia, dan ditemukanlah orang-orang berbudaya di barisan depan (Anatole France, Ernst Haeckel, dll). Itu ada tiga organ, L'Ecole Renovée di Prancis, Bulletin di Barcelona, ​​dan La Scuola Laica di Roma, yang menguraikan, membahas, dan menyebarkan semua upaya pedagogi terbaru untuk memurnikan ilmu pengetahuan dari semua kekotoran batin, untuk menghilangkan semua kepercayaan, untuk mengharmonisasikan secara sempurna antara keyakinan dan pengetahuan, dan untuk menghancurkan sistem esoterik istimewa yang selalu meninggalkan doktrin eksoterik kepada massa.

Konsentrasi pengetahuan dan penelitian yang besar ini harus mengarah pada tindakan yang kuat yang akan mengantarkan pada revolusi masa depan karakter manifestasi praktis dari sosiologi terapan, tanpa hasrat atau tuntutan balas dendam, tanpa tragedi yang mengerikan atau pengorbanan heroik, tidak ada gerakan mandul, tidak ada kekecewaan orang-orang fanatik, tidak ada reaksi balik yang berbahaya. Karena pendidikan ilmiah dan rasional akan merasuki massa, membuat setiap lelaki dan perempuan menjadi makhluk yang sadar diri, aktif, dan bertanggung jawab, membimbing kehendaknya sesuai dengan kemampuannya, selamanya bebas dari hasrat yang diilhami mereka yang mengeksploitasi penghormatan terhadap tradisi dan untuk tipu muslihat para perumus modern atas agenda politik.

Dengan demikian, jika kemajuan kehilangan karakter dramatis revolusi ini, ia akan memperoleh keteguhan, stabilitas, dan kontinuitas, wujud dari evolusi. Visi masyarakat rasional, yang diramalkan oleh kaum revolusioner di segala usia dan yang dijanjikan oleh para sosiolog dengan yakin, akan hadir di depan mata penerus kita, bukan sebagai khayalan fatamorgana utopia, tetapi sebagai kemenangan positif dan pantas yang dimenangkan oleh kekuatan revolusioner akal dan ilmu pengetahuan.

Reputasi baru pendidikan Sekolah Modern menarik perhatian semua orang yang menghargai nilai pengajaran yang baik. Ada permintaan umum akan pengetahuan tentang sistem. Ada sejumlah sekolah sekuler swasta, atau lembaga serupa yang didukung oleh masyarakat, dan direktur mereka menanyakan tentang perbedaan metode kami dari mereka. Ada permintaan konstan untuk mengunjungi sekolah dan berkonsultasi dengan saya. Saya dengan senang hati memuaskan mereka, menghilangkan keraguan mereka, dan mendorong mereka masuk ke jalan yang baru; dan sekaligus upaya untuk mereformasi sekolah yang ada, dan menciptakan sekolah lain dengan model Sekolah Modern.

Ada antusiasme yang besar dan menjanjikan akan hal-hal yang hebat; tetapi satu kesulitan serius menghadang: kami kekurangan guru, dan tidak punya cara untuk menciptakan mereka. Guru profesional memiliki dua kelemahan—kebiasaan tradisional dan ketakutan akan kemungkinan masa depan. Sangat sedikit ada yang, berdasarkan cinta yang tidak egois terhadap cita-cita, mengabdikan diri untuk tujuan progresif. Para remaja putra dan putri yang sudah diajari dapat mengisi kekosongan; tapi bagaimana kita melatih mereka? Di mana mereka bisa lulus magang? Kadang-kadang saya mendengar dari masyarakat pekerja atau politik bahwa mereka telah memutuskan untuk membuka sekolah; mereka akan menemukan ruangan dan peralatan, dan kami dapat mengandalkan mereka menggunakan manual sekolah kami. Tetapi setiap kali saya bertanya apakah mereka memiliki guru, mereka menjawab dengan negatif, dan berpikir akan mudah memenuhi kebutuhan tersebut. Saya harus menyerah.

Keadaan telah menjadikan saya direktur pendidikan rasionalis, dan saya terus menerus berkonsultasi dan menuntut dari para calon guru. Ini membuat saya menyadari kekurangannya, dan saya berusaha untuk memenuhinya dengan nasihat pribadi dan dengan menerima asisten muda di Sekolah Modern, hasilnya secara alami beragam. Sekarang ada guru yang layak yang akan melanjutkan pekerjaan pendidikan rasional di tempat lain; yang lain gagal karena ketidakmampuan moral atau intelektual.

Tidak merasa bahwa siswa Sekolah Modern yang mengabdikan diri mengajar akan menemukan waktu untuk pekerjaan mereka, saya mendirikan Sekolah Normal, yang telah saya bicarakan. Saya yakin bahwa, jika kunci dari masalah sosial ada di sekolah ilmiah dan rasional, maka penting untuk menggunakan kunci tersebut dengan tepat, bahwa guru yang sesuai harus dilatih untuk tujuan yang begitu besar.

Sebagai hasil praktis dan positif dari pekerjaan saya, saya dapat mengatakan bahwa Sekolah Modern Barcelona adalah eksperimen yang paling sukses, dan dibedakan menjadi dua karakter:

1. Meskipun berturut-turut direvisi, ia menetapkan standar tentang pendidikan yang seharusnya dalam keadaan masyarakat yang direformasi.

2. Ini memberi dorongan untuk menyebarkan pendidikan semacam ini.

Sampai saat itu tidak ada pendidikan dalam artian sebenarnya dari kata tersebut. Ada, bagi segelintir orang yang memiliki privilese di universitas, kesalahan dan prasangka tradisional, dogma otoriter, bercampur dengan kebenaran yang diungkapkan oleh penelitian modern. Bagi orang-orang ada instruksi utama, yang dulu, dan sekarang, metode menjinakkan anak-anak. Sekolah itu semacam sekolah berkuda, di mana energi alamiah diredam agar orang miskin bisa menderita dalam kebisuan. Pendidikan nyata, terpisah dari iman—pendidikan yang menerangi pikiran dengan cahaya bukti—adalah ciptaan Sekolah Modern.

Selama keberadaannya yang fana[22], ia melakukan banyak kebaikan yang luar biasa. Anak yang diterima di sekolah dan terus berhubungan dengan teman-temannya dengan cepat mengubah kebiasaannya, seperti yang telah saya amati. Ia memupuk kebersihan, menghindari pertengkaran, berhenti menjadi kejam terhadap hewan, tidak tertarik menonton permainan biadab yang kita sebut hiburan nasional (pertarungan banteng), dan karena pikirannya yang maju dan pandangan yang diasah, ia menyesalkan ketidakadilan sosial yang berlimpah di wajah kehidupan. Ia membenci perang dan tidak akan mengakui bahwa kemuliaan nasional, alih-alih terdiri dari perkembangan moral dan kebahagiaan setinggi mungkin dari suatu bangsa, harus ditempuh dalam bentuk penaklukan dan kekerasan.

Pengaruh Sekolah Modern meluas ke sekolah-sekolah lain yang didirikan berdasarkan modelnya dan dipertahankan oleh berbagai masyarakat pekerja-lelaki, menembus keluarga melalui anak-anak. Begitu mereka tersentuh oleh pengaruh nalar dan sains, mereka secara tidak sadar diubah menjadi guru dari orang tua mereka sendiri, dan ini pada gilirannya menyebarkan standar yang lebih baik di antara teman dan kerabat mereka.

Penyebaran pengaruh kami ini menimbulkan kebencian terhadap Yesuitisme dari semua jenis dan di seluruh tempat, dan kebencian ini mengilhami rancangan yang berakhir dengan penutupan Sekolah Modern. Itu ditutup; tetapi pada kenyataannya ia memusatkan kekuatannya, mendefinisikan dan meningkatkan rencananya, dan mengumpulkan kekuatan untuk upaya baru dalam mempromosikan penyebab kemajuan yang sebenarnya.

Itu adalah kisah tentang Sekolah Modern dulu, sekarang, dan seharusnya.

Epilog oleh Joseph McCabe

“Itu adalah kisah tentang Sekolah Modern dulu, sekarang, dan seharusnya.” Ketika Ferrer menulis ini, pada musim panas 1908, dia penuh dengan rencana melanjutkan pekerjaannya dengan berbagai cara. Dia membina sekolah gratis seperti yang masih diizinkan oleh pemerintah. Dia mempromosikan "universitas populer"-nya dan melipatgandakan karya sains dan sosiologi untuk jutaan orang. Pengaruhnya tumbuh, dan dia melihat dengan mata gembira cahaya menyinari massa yang tidak tahu apa-apa terdiri dari rekan-rekannya. Pada musim panas 1909 ia datang ke Inggris untuk mempelajari sistem pengajaran moral, di bawah pengaruh Liga Pengajaran Moral, yang digunakan di ribuan sekolah Inggris. Seorang teman di London memintanya untuk tidak pernah kembali ke Spanyol, karena hidupnya dicari-cari. Dia tahu itu, tetapi tidak ada yang akan mengalihkannya dari cita-citanya. Dan tiga bulan kemudian dia ditembak, di antara kuburan penjahat, di parit Montjuich.

Bentuk opini Anda sendiri tentang dia dari kata-katanya. Dia tidak menyembunyikan apa pun. Dia adalah seorang pemberontak terhadap tradisi agama dan ketidaksetaraan sosial; dia ingin anak-anak membenci kemiskinan dan takhayul seperti dia. Tidak ada hukum Spanyol, atau negara lain, yang melarang instansi seperti miliknya. Dia mungkin akan ditembak di Rusia, tentu saja; karena hukum telah ditangguhkan di sana selama lebih dari satu dekade. Di Spanyol manusia harus berbohong untuk mengambil nyawanya.

Dengan nilai khusus skema pendidikannya, saya tidak khawatir. Dia sangat mengenal literatur pedagogis, dan hanya ada sedikit sekolah dasar di Spanyol yang bisa menyamainya. Para penulis yang telah meremehkan sekolahnya, terlepas dari dogma sosialnya, tahu sedikit atau tidak sama sekali tentang sekolah itu. Ferrer memiliki hubungan yang erat dan konstan dengan dua profesor paling piawai di universitas Barcelona, ​​salah satunya menyekolahkan anak-anaknya di Sekolah Modern, dan dengan para cendekiawan terkemuka di negeri lain. Ada kegiatan yang lebih merangsang yang dilakukan di Sekolah Modern daripada, mungkin, di sekolah dasar lain di Spanyol, jika tidak di tempat lain. Yang bisa dipertanyakan hanyalah ajaran tentang keyakinan sosial yang eksplisit kepada anak-anak. Ferrer akan menyimpulkan bahwa tidak ada sekolah di Eropa yang tidak mengajarkan kredo sosial secara eksplisit. Tetapi, bagaimanapun kita mungkin berbeda dari keyakinannya, tapi kita tidak bisa gagal memahami idealisme yang tinggi dan tidak egois dari pria tersebut, dan menyesalkan kebrutalan dan ilegalitas yang menyebabkan kehidupan ramahnya diakhiri sebelum waktunya.


TAMAT

[1] Indulgensi dapat diartikan sebagai penghapusan hukuman atau siksa dosa sementara (temporal) karena dosa-dosa sebelumnya telah mendapat ampunan. Pada praktiknya indulgensi berhubungan erat dengan daya guna pengampunan dosa dari Sakramen Tobat (salah satu dari tujuh sakramen dalam Gereja Katolik) –Penerj.

[2] Ini terjadi di awal tahun 1880-an, ketika Ferrer berusia awal dua puluhan, menjadi sekretaris pemimpin republik Ruiz Zorrilla. Pada fase karirnya ini, yang berkembang pesat, termasuk dokumen revolusioner yang digunakan secara kejam dan tidak jujur terhadapnya dua puluh lima tahun kemudian –Joseph McCabe.

[3] Kejadian di sini maksudnya Kitab Kejadian pada Alkitab dan Taurat Musa/Tanakh –Penerj.

[4] Kuk dalam artian agama terdapat dalam Matius 11:28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. Saya mengartikan “kuk” yang digunakan Ferrer sebagai belenggu atau aturan yang mengikat –Penerj.

[5] Nona Meunier meninggal, meninggalkan sekitar £ 30.000 tanpa syarat kepada Ferrer, sebelum dia kembali ke Spanyol pada tahun 1900 –Joseph McCabe.

[6] Esperanto adalah bahasa buatan yang diciptakan oleh L.L. Zamenhof, dan merupakan bahasa buatan yang paling banyak diucapkan di seluruh dunia. Tujuan utamanya untuk membuat bahasa netral yang mudah dipelajari dan digunakan sebagai bahasa perantara oleh berbagai orang yang memiliki bahasa ibu yang bermacam-macam –Penerj.

[7] El Diluvio adalah surat kabar republik yang agak bersimpati pada anarkisme –Penerj.

[8] Selanjutnya isi buku ini banyak mengutip Bulletin Sekolah Modern, di mana gagasan-gagasan Ferrer diterbitkan di buletin tersebut –Penerj.

[9] Metode Socrates, yaitu suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan percakapan, perdebatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling berdiskusi dan dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu/dapat menemukan jawabannya –Penerj.

[10] Dalam bahasa Indonesia artinya Kumpulan pemikiran dan prinsip moral untuk digunakan oleh keluarga dan sekolah. Buku ini ditulis oleh Vincent Martel, terbit pertama kali dalam Bahasa Prancis pada 1895 –Penerj.

[11] Masyarakat ini sangat banyak di Spanyol, di mana sistem pendidikan pemerintahnya menyedihkan, dan sekolah sering kali didirikan demi kepentingan mereka –Joseph McCabe.

[12] Secara khusus ‘memuji’ kehidupan Benediktus J. Labré dan yang lainnya bahwa mereka dengan sengaja memupuk kekotoran dan kelicikkan seseorang –Penerj.

[13] Artikel-artikel ini direproduksi dalam edisi Bahasa Spanyol. Karena bukan tulisan Ferrer, saya mengabaikannya –Joseph McCabe.

[14] £ 20 setahun bukanlah gaji yang luar biasa bagi para majikan dan nyonya di Spanyol, dan banyak yang bahkan tidak dapat memperolehnya –Joseph McCabe.

[15] Jean Grave (1854-1939) adalah seorang aktivis anarkis Prancis dan gerakan anarkis-komunis internasional. Dia juga editor dari tiga majalah utama anarkis di Prancis, Le Révolté, La Révolte dan Les Temps Nouveaux, dan menulis lusinan pamflet dan sejumlah buku anarkis penting –Penerj.

[16] Harus ditegaskan bahwa kedua penulisnya adalah Anarkis, dalam arti yang telah saya indikasikan dalam Kata Pengantar. Kecuali pada subjek khusus—ahli geografi terkenal Odón de Buen, misalnya bekerja sama dengan Ferrer dalam hal geografi—tidak ada penulis lain yang mungkin mewujudkan cita-cita Ferrer. Semua, bagaimanapun, adalah sebagai kekerasan seperti yang Ferrer sendiri, dan Mr. W. Archer telah menunjukkan dalam Life of Ferrer bahwa tuduhan yang diajukan terhadap Nyonya Jacquinet oleh yang menganiaya Ferrer di persidangannya secara resmi ditolak oleh otoritas orang Mesir kami. –Joseph McCabe.

[17] Perpustakaan Alexandria berada di Alexandria, Mesir. Ferrer merujuk pembakaran perpustakaan ini dilakukan oleh Umar, seorang khalifah muslim. Pada tahun 640 M, kaum muslim merebut Kota Alexandria. Fakta-fakta yang mengutuk Umar ini ditulis oleh Uskup Gregory Bar Hebræus, seorang Kristen yang menghabiskan banyak waktu menulis tentang kekejaman Muslim tanpa banyak dokumentasi sejarah. Ada beberapa versi sejarah mengenai penyebab dan pelaku pembakaran Perpustakaan Alexandria. Intinya ada begitu banyak sejarah, literatur, dan pembelajaran yang musnah –Penerj.

[18] Kutipan dari pidato yang disampaikan oleh Donoso Cortés saat masuk ke Akademi.

[19] Haeckel, Riddle of the Universe, Bagian 1.

[20] Saya menghilangkan beberapa komentar singkat Ferrer tentang spesimen penalaran dan pandangan ini, sebagaimana dia menganggapnya. Seseorang dapat mengenali gema kata-kata guru itu. Anak-anak mengulangi katekismus mereka. Tetapi (1) ini bukanlah katekismus kekerasan dan kebencian kelas, dan (2) ada apresiasi yang berbeda terhadap gagasan dan pandangan di pihak anak-anak. Saya menerjemahkan bagian-bagian itu sebisa mungkin secara literal –Joseph McCabe.

[21] Surat ini dan esai sebelumnya diberikan dalam edisi bahasa Spanyol. Karena itu adalah pengulangan dari pandangan yang diungkapkan dalam kutipan yang sudah diberikan, tidak perlu mereproduksinya di sini. Kecuali bahwa saya telah menghilangkan makalah yang dimasukkan oleh Ferrer, tetapi tidak ditulis olehnya, ini adalah satu-satunya modifikasi yang saya izinkan untuk diri saya sendiri –Joseph McCabe.

[22] Sekolah Modern ditutup setelah penangkapan Ferrer pada tahun 1906 –Joseph McCabe.