Title: Seni Sabotase
Author: Hakim Bey
Language: Bahasa Indonesia
Notes: Diterjemahkan secara bebas oleh Rifki Syarani Fachry

Seni Sabotage berusaha untuk menjadi teladan sempurna akan tetapi pada saat bersamaan masih mempertahankan elemen kegelapan — bukan propaganda tetapi kejutan estetika — mengejutkan dengan begitu sangat halus — tindakan-sebagai-metafora.

Seni Sabotase adalah sisi gelap dari Terorisme Puitis — penciptaan-melalui-kehancuran — tak dapat melayani Partai apa pun, baik itu nihilisme, atau bahkan seni itu sendiri. Sama seperti pembuangan ilusi yang mampu meningkatkan kesadaran, demikian juga penghancuran penyakit estetika yang mempermanis suasana dunia wacana, yang lain. Seni Sabotase hanya melayani kesadaran, perhatian, dan pemahaman.

A-S (Seni Sabotase) melampaui paranoia, melampaui dekonstruksi — kritik utama — serangan fisik pada seni ofensif — jihad estetika. Noda sekecil apa pun tentang keegoisan kecil atau bahkan selera personal akan merusak kemurniannya & melemahkan kekuatannya. A-S tidak pernah meminta kekuatan — A-S hanya melepaskannya.

Karya seni individu (bahkan yang terburuk) sebagian besar tidak relevan --A-S berusaha merusak institusi yang menggunakan seni untuk mengurangi kesadaran & mendapat untung dari sebuah khayalan. Penyair atau pelukis ini atau itu tidak dapat dikutuk karena kurangnya penglihatan — tetapi Ide-ide jahat dapat diserang melalui artefak yang mereka hasilkan. MUZAK[1] dirancang untuk menghipnotis & mengontrol — alatnya dapat dihancurkan.

Pembakaran buku publik — mengapa harus redneck[2] & Petugas Bea Cukai yang memonopoli senjata ini? Novel tentang anak-anak yang kerasukan setan; daftar buku terlaris New York Times; risalah feminis yang menentang pornografi; buku sekolah (terutama Studi Sosial, Kewarganegaraan, Kesehatan); tumpukan New York Post, Village Voice & koran supermarket lainnya; daftar pilihan penerbit Xtian; beberapa Roman Harlequin — suasana meriah, botol-botol anggur & sendi-sendi yang lemas di sore musim gugur yang cerah.

Menghambur-hamburkan uang di Bursa Efek adalah Terorisme Puitis yang lumayan — tetapi menghancurkan uang itu akan menjadi A-S yang bagus. Untuk merebut siaran TV & menyiarkan beberapa menit penghasutan dari seni Chaote akan menjadi prestasi PT — tetapi sederhannya meledakkan menara transmisi saja akan menjadi A-S yang cukup sempurna. Jika galeri & museum tertentu layak mendapatkan lemparan batu bata sesekali melalui jendelanya — bukan penghancuran, tetapi gertakan yang dilakukan untuk kepuasan — lalu bagaimana dengan BANK? Galeri mengubah keindahan menjadi komoditas sedangkan bank mentransmisikan Imajinasi menjadi kotoran dan utang. Bukankah dunia akan mendapatkan tingkat keindahan dengan setiap bank yang bisa dibuat gemetar... atau jatuh? Tapi bagaimana caranya? A-S mungkin harus menjauh dari politik (yang sangat membosankan) — tetapi tidak dari bank.

Jangan jaga — yang merusakkan. Jangan protes — perusakkan. Ketika keburukan, desain yang jelek & sampah yang bodoh dipaksakan padamu, bagian Luddite[3], lempar sepatumu ke dalam karya, balas dendamlah. Hancurkan simbol-simbol Kekaisaran tanpa alasan apa pun selain kerinduan hati akan sebuah rahmat.

[1] Rekaman musik latar yang tenang dan diputar berulang-ulang melalui speaker di tempat umum, seperti bandara, hotel, dan toko-toko yang dimaksudkan untuk membuat orang merasa santai — Penerj.

[2] Orang kulit putih — kelas pekerja, terutama yang reaksioner secara politis dari daerah pedesaan — Penerj.

[3] Salah satu dari sekelompok pekerja Inggris awal abad ke-19 yang menghancurkan mesin-mesin penghemat tenaga kerja sebagai sebuah protes — Penerj.