Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

      Ikonoklastik Individualisme-ku

        1

        2

        3

        4

        5

        6

        7

Prawacana Oleh Penerjemah Indonesia

Pamflet ini adalah kumpulan tulisan-tulisan dari sang egois ekstrimis dan illegalist Renzo Novatore. Seorang anarkis individualis murni yang memberontak melawan pemerintahan kristian dan rezim fasis Italia yang sedang bergejolak pada saat itu. Berisikan 15 karya-karyanya yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, juga tulisan dari Enzo Martucci (seorang sahabat dari Renzo Novatore) tentang perjalanan hidup sang iconoclast Novatore dan kenangannya bersamanya, serta dilengkapi dengan catatan biografis dan pengantar dari Wolfi Landstreicher. Novatore pada masa itu dengan tegas menentang gereja beserta nilai-nilainya di masyarakat. Tak heran jika ia menjadi musuh nomor satu yang dicari-cari oleh otoritas dan orang-orang yang membencinya. Hingga akhir hayatnya, hari-harinya ia isi dengan pelarian dan pemberontakan, berpindah-pindah, menyebut dirinya sebagai pengembara intelektual yang kemudian ia tuangkan di salah satu karyanya. Salah satu tulisannya yang terkenal; Menuju Ketiadaan Kreatif. 1924. berisikan syair-syair puitis revolusioner yang menghentak. Penuh kritikan dan hinaan terhadap pemerintahan borjuis-kristian, peradaban demokratis, komunis, sosialis, hingga kaum proletar yang kemudian ia sebut sebagai katak-katak proletar yang menyedihkan. Ia mengatakan bahwa, untuk keluar dari jurang terdalam pembusukan sosial, masyarakat perlu untuk menegaskan individualitasnya, yang kemudian akan mengangkat manusia keluar dari batas-batas menuju puncak tertinggi kerohanian.

Tulisannya yang pertama saya baca adalah Menuju Badai. 1919. yang saya dapat dari seorang sahabat yang juga menjadi rekan saya dalam menterjemahkan Jeritan Pemberontakan. Ucapan terima kasih yang sangat saya persembahkan untuk sahabat saya Thomas. Dari sinilah kemudian muncul niat kuat saya untuk menterjemahkan karya-karyanya yang lain dan menerbitkannya ke dalam sebuah pamflet. Sebab, sulit untuk menemukan karya-karya anarkis kontemporer seperti ini, dengan gaya penulisan yang khas dan sangat agresif, tanpa romantisme atau moralisme, bisa disebut Futurisme, gaya sastra yang muncul pada awal abad kedua puluh, yang bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan abad lalu dan menciptakan gaya baru yang sesuai dengan perubahan besar dalam dunia baru.

Mulai saya terjemahkan ke dalam bahasa indonesia sejak pertengahan tahun 2010 dan akhirnya berhasil saya rangkumkan menjelang akhir tahun 2011. Walaupun begitu, banyak kendala yang saya temui selama proses penerjemahan teks ini. Beberapa terminologi klasik dalam bahasa itali agak sulit untuk menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Inilah kendala utama yang paling sering dihadapi saat menterjemahkan teks-teks berbahasa inggris ke dalam bahasa indonesia. Oleh karena itu, beberapa kalimat diubah untuk mencari pengganti kata yang sesuai agar lebih memudahkan menanggapi, tetapi bersamaan dengan itu saya mencoba untuk tidak meninggalkan esensinya. Pamflet ini juga merupakan revisi terjemahan yang ke tiga dari bahasa itali ke bahasa inggris yang saya dapat kembali dari situs anarchyinitaly. Besar kemungkinan terjadi proses distorsi atau perubahan-perubahandi dalam karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa selama beberapa tahun terakhir ini oleh berbagai kelompok dan individu-individu. Begitu pun pamflet ini, juga akan kehilangan originalitasnya. Saya tidak bisa memastikan atau menjanjikan kesempurnaan sejak saya menyadari kemampuan dan keterbatasan saya seorang diri.

Menentukan padanan kata yang paling tepat untuk menterjemahkan Toward The Creative Nothing yang aslinya dalam bahasa italia berjudul Verso il Nulla Creatore ternyata tidak mudah. Butuh waktu yang lumayan lama dengan sedikit banyak pertimbangan-pertimbangan hingga akhirnya saya memutuskan Menuju Ketiadaan Kreatifsebagai terjemahan dan judul yang paling tepat dan sekaligus mewujudkan dan merefleksikan teks-teks syair di dalamnya, seperti terlihat dalam sepenggal kalimat berikut ini “The abyss awaits us, we leap into it in the end: Toward the creative nothing”.

Novatore dalam beberapa karyanya menghina dengan sangat katak-katak proletar, yaitu mereka yang terus tereksploitasi dan tertindas oleh kaum borjuis tapi tetap tenang dan mengamininya seakan-akan itu menjadi sesuatu yang semestinya. Tapi, mengapa demikian? apakah ini kenapa Ia menyebut dirinya sebagai seorang anarkis individualis? Seorang egois? atau mereka yang tak meletakkan segala kepentingannya di atas orang banyak, mereka yang memperjuangkan keinginanya atas kehendaknyasendiri.

Ia tertarik dengan teori-teori yang dijelaskan oleh Stirner, khususnya konsepsi individualisme sebagaikebangkitan ego, tujuan tertinggi bagi seseorang dengan mengingat kepentingannya sendiri dankemudian mendefinisikan dirinya sebagai seorang "Individual One". Oleh karena itu, dari tahun 1908 dan seterusnya, ia menganggap dirinya sebagai seorang anarkis-individualis, seorang dengan pengaruh nihilis yang kuat.

Beberapa kutipan khas pemikiran Novatore adalah:

"Saya seorang anarkis-individualis, jadi saya tidak mau dan tidak akan mendukung perjuangan komunisme ateistik, karena saya tidak percaya pada elevasi agung orang-orang banyak dan saya menolak realisasi Anarki dipahami sebagai suatu bentuk kehidupan sosial bagi manusia. "

“Anarki bagi saya adalah jalan untuk mendapatkan realisasi manusia individual. Manusia Individual bukan berarti realisasi anarki. Jika itu benar, anarki tetap akan menjadi momok, jika impian manusia lemah akan anarki sebagai tatanan sosial, manusia yang kuat akan mengamalkannya sebagai Individualisasi.”

Salah satu pendapatnya adalah bahwa manusia, sebagai warga negara dan anggota masyarakat, selalu terancam oleh dua "momok" sosial: hak asasi manusia, yaitu Negara dan Kristus, itulah agama.

Ia menegaskan bahwa:

"Salib Kristus melambangkan KEMUNGKINAN kamu untuk menjadi MANUSIA, sedangkan’ hak-hak manusia’ melambangkan hal yang sama. Untuk Mencapai kesempurnaan yang pertama kamu perlu untuk menuhankan, yang kedua memanusiakan. Tetapi kedua hal tersebut jelas menyatakan ketidaksempurnaan manusia-individual. Ego sejati menegaskan bahwa hanya melalui realisasi ideal manusia dapat naik ke puncak kesempurnaan magis.

Kristus berkata kepadamu: “jikalau kau akan dengan sabar menunggu kesunyian kalvari untuk kemudian memakumu diatas salib, menjadi sosok seperti AKU, sang MANUSIA TUHAN, Kau akan menjadi manusia yang sempurna, layak duduk di sebelah kanan Bapa saya yang berada di kerajaan sorga”.

Dan Revolusi Perancis berkata kepadamu: Aku akan menyatakan hak-hak manusia. Jikalau kau akan dengan tulus masuk ke beranda (gereja), simboldari keadilan sosial manusia untuk menghaluskan dan memanusiawikan-mu melalui norma-norma moral kehidupan sosial, Kamu akan menjadi warga negara dan aku akan berikan hak asasimu, menyatakanmu sebagai manusia.

Tapi bila ada yang berani melemparkan nyala api ke atas salib dimana sang manusia Tuhan tergantung dan meja dimana hak asasi manusia dicatat miring untuk kemudian bersandar pada kemurnian kekuatan merdeka dari pusat poros kehidupan individual, ia akan menjadi seorang penjahat tidak beriman yang akan dibuang ke dalam rahang berdarah dari dua momok sosial menyeramkan: ketuhanan dan kemanusiaan.

Di sebelah kanan api sulfat dan jurang kekal neraka menghukum DOSA, disebelah kiri, bunyi membuat tuli dari gilotin menghukum KEJAHATAN.

Jadi, untuk agama dan Negara, manusia tidak akan pernah sempurna kecuali jika kau memutuskan untuk berlutut di depan dua momok sosial.

Novatore menganggap kerja-upahan hanyalah bentuk yang lebih halus dari perbudakan, dan ia sering berkata, ketika melihat pekerja yang lusuh dibalut keringat dan debu: "Apakah dia seorang manusia?." Jadi dia pikir, dalam filsafat pribadinya tentang hidup, bahwa ia memiliki hak untuk mengambil alih dari orang-orang kaya apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sehari-hari, dan menggunakan paksaan bukan-lah masalah baginya. Ia kemudian menulis:

Aku bukan pengemis […]Aku hanya mengambil apa yang berhak untuk aku ambil dengan daya kemampuan-ku.

Pada bulan Mei 1919, kota La Spezia berada di bawah kendali Komite Revolusioner memproklamirkan diri, yang dirampas polisi dan pasukan borjuis selama beberapa minggu. Meskipun seorang individualis, Novatore (yang masih buron) berada di garis depan Komisi karena ia percaya bahwa hal yang paling penting adalah untuk menyalakan api revolusi di antara orang-orang dan memulai pemberontakan yang radikal menentang apa yang disebut status quo. Ia berkata.

“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Novatore, setelah pemberitahuan yang jelas bahwa tidak ada lagi tempat baginya di masyarakat, memiliki dua pilihan: bergabung dengan gerakan fasis dan menjadi warga negara yang baik, satu lagi domba di antara para domba atau melarikan diri ke Perancis seperti yang banyak dilakukan oleh rekan-rekannya yang lain. Novatore memilih pilihan ketiga: menjadi bandit dan pemberontak, berjuang hanya untuk dirinya sendiri di atas tebing dari setiap lembaga manusia. Tentu saja, meninggalkan istri tercinta, anak dan sahabat-sahabatnya adalah pilihan yang sulit baginya, tapi ia adalah seorang anarkis koheren sejati. Pada musim panas tahun 1922 ia bergabung dengan gerombolan perampok inspirasi anarkis yang terkenal: Sante Pollastro, dan dicari oleh polisi sebagai musuh masyarakat meskipun usianya masih muda.

Novatore menikah dan memiliki dua anak pada saat itu. Pada bulan-bulan terakhir tahun 1918, putranyawafat, Novatore kembali ke rumahnya, mempertaruhkan penangkapannya hanya untuk memberikan ucapan perpisahan yang terakhir kepada jenazah si kecil. Kemudian ia pergi lagi. Selama musim panas 1919, Italia diguncang oleh sejumlah protes besar, pemogokan dan pemberontakan setempat terhadap kebijakan pemerintah yang mendatangkan malapetaka, represi berat dari polisi, biaya hidup yang tinggi dan kondisi menyedihkan dari kaum pekerja.

Peradaban industri kapitalis akan mencapai senjanya, dan ketika saat itu tiba, jiwa-jiwa bebas akan merayakan kegembiraannya dengan sebuah balada dan tarian senjakala.


Makassar 2012

Hidayat

Swatantra@riseup.net


Ikonoklastik Individualisme-ku

Aku telah meninggalkan kehidupan daratan selamanya
- Henrik Ibsen

1

Bahkan mata air murni akan Kehidupan dan Pemikiran yang menyembur segar dan tertawa diantara bebatuan pegunungan tertinggi demi memuaskan dahaga orang-orang dari alam terpilih, ketika ditemukan oleh para gembala penghasut dari peranakan borjuis dan kawanan proletar, dengan cepat menjadi berbau-busuk, kotor, menjadi kolam berlumpur. Sekarang giliran individualisme! Dari keropeng vulgar ke polisi konyol dan menjijikkan, dari penghianatan yang menyedihkan ke mata-mata hina, dari budak pengecut yang takut untuk melawan kepada tirani dan otoritas menjijikkan, semua berbicara tentang individualisme.


ia telah menjadi kebiasaan!


Intelektual liberal semu penderita TBC yang kurus dan konservatif, layaknya kaum demokrat penderita sipilis kronis, dan bahkan para eunuch sosialis dan para komunis anemik, semua berbicara dan bersikap sebagai individualis!

Aku memahami itu sejak Individualisme bukanlah sebuah sekolah atau partai, ia tidak akan menjadi "khas", tapi itu masih benar, orang-orang yang khas adalah individualis. Dan aku melompat sebagai salah satu yang khas ke medan perang, menarik pedangku dan membela ide-ide pribadiku sebagai seorang individualis ekstrim, sebagai yang khas tak terbantahkan, sejak kita dapat agak skeptis dan acuh, ironis dan sinis saat kita meinginkan dan mendapatkannya. Tetapi ketika kita dikutuk untuk mendengar lebih atau kurang kaum sosialis berteori dengan tidak hormat dan dengan kebodohan negara bahwa tidak ada ketidaksamaan antara ide-ide individualis dan kolektif, ketika kita mendengar seorang yang bodoh mencoba menjadi penyair titan akan kekutan heroik, dominator manusia, akan moral dan momok ilahi, yang bergetar dan berdenyut, bersukacita dan mengembangkan dirinya di luar baik dan buruk dari Gereja dan Negara, Masyarakat dan Kemanusiaan, dalam kelap-kelip aneh dari nyala api baru atas cinta tak diakui, seperti pencipta lirik Zarathustra's, yang beralih sebagai nabi buruk dan vulgar sosialisme, ketika kita mendengar seseorang mencoba untuk membuat ikonoklas tak terkalahkan dan tak tertandingi seperti Max Stirner keluar menjadi alat pendukung komunisme untuk digunakan ketika panik, maka pasti kita miliki senyum ironis menyeringai di bibir kita. Akan tetapi perlu untuk tegas bangkit menyerang dan mempertahankan diri, karena siapapun yang merasa bahwa ia benar-benar berprinsip individualis, maksud dan tujuannya tidak bisa mentolerir semua yang menjadi membingungkan dengan ketidakwajaran ketaksadaran rakyat banyak, yang berkumpul dan mengembik kepada otoritas.

2

Individualisme, karena aku merasa, memahami dan bersungguh-sungguh, tidak memiliki sosialisme, atau komunisme, maupun kemanusiaan hingga akhir. Individualisme adalah pilihan terakhirku. Gagasan-gagasan atrophied oleh positivisme Spencer, masih terus percaya bahwa mereka adalah individualis tanpa melihat bahwa guru terhormatnya pada akhirnya anti-individualis, karena ia tidak lebih dari monist radikal, dan, dengan demikian menjadi, kekasih bergairah dalam persatuan dan musuh sejati dari partikularitas (kekhususan). Seperti semua filsuf dan kurang lebih para ilmuwan monistik, ia menyangkal semua perbedaan, semua pertentangan. Ia mengorbankan realitas untuk menegaskan ilusi. Ia berusaha untuk menunjukkan realitas sebagai ilusi dan ilusi sebagai realitas. karena ia tidak dapat memahami keberagaman, fakta-fakta, ia mengorbankan satu dan yang lainnya di altar universal. Tentu, ia bertarung melawan negara atas nama individu, tetapi seperti setiap sosiolog di dunia ini, ia datang kembali untuk berkorban di bawah tirani lain masyarakat yang bebas dan sempurna, sejak itu memang benar, ia akan bertarung melawan negara, tetapi ia bertarung melawannya hanya karena negara tidak berfungsi seperti yang ia inginkan.

Tapi bukan karena ia telah memahami anti-kolektif, kecakapan istimewa anti-sosial untuk semangat aktivitas yang lebih tinggi, di antara emosi dan kekuatan heroik tanpa keseganan. Ia membenci negara, namun tidak mampu menembus atau memahami keanehan, para aristokratik, para pengembara, para individu-individu pemberontak!

Dan dari sudut pandang ini, aku tidak tahu mengapa si penipu lemah, antropolog gagal, kian lama kian membengkak dengan sosiolog Darwin, Comte, Spencer dan Marx, yang telah menyebar kotoran atas Pemikiran dan tokoh besar Seni seperti Nietzsche , Stirner, Ibsen, Wilde, Zola, Huysman, Verlaine, Mallarmé, dll, penipu yang disebut Max Nordau, aku ulangi, aku tidak bisa menjelaskan kepada diri sendiri mengapa dia belum juga disebut individualis ... karena, seperti Spencer, Nordau juga bertarung melawan negara ...

3

Giovanni Papini mengatakan hal ini tentang Spencer: "Seperti seorang ilmuwan, ia membungkuk di depan fakta-fakta, seperti seorang ahli metafisika, (ia membungkuk) di depan ketidakmampuannya untuk mengetahui, dan seperti seorang moralis, (ia membungkuk) di depan fakta kekal hukum alam. Filosofinya berisi rasa takut, ketidaktahuan dan kepatuhan: kebajikan yang besar di hadapan Kristus, tetapi kejahatan luar biasa untuk seseorang yang menginginkan supremasi individual. Ia tidak lebih dan tidak kurang dari pemalsu individualisme "Dan. Meskipun aku sama sekali bukan seorang Papinian, tapi dalam hal ini, aku sedang menyelesaikan kesepakatan dengannya.

4

E. Zoccoli adalah intelektual di antara jajaran terbesar dengan pengetahuan yang mendalam tentang ide-ide anarkis, tapi ia menyatakan dirinya sebagai seorang yang menyedihkan, borjuis moral. Dalam studi kolosalnya, anarki, setelah memagari - meskipun dengan tenang dan dengan beberapa alasan - menentang para agitator terbesar dari ide-ide anarkis, dari Stirner ke Tucker, Proudhon ke Bakunin, ia merasa iba terhadap Kropotkin karena ia menemukan bahwa seorang anarkis seperti dia tidak mampu mengembangkan anarkisme ilmiah yang baku dan sosiologi baru seperti dia membiarkan dirinya sendiri untuk menyebut semua kejahatan gila sebagai anarkisme ekstrim, atau Individualisme, kembali ke arus waras seorang positivistik kental, materialis dan humanis secara ilmiah, sistem semi-Spencer, karena pada akhirnya ditemukan ketidaksahan individu pada ilmu pengetahuan tersohor ini "sebelum luasnya tak terbatas ...". Dan untuk positivis, humanis, komunis, secara ilmiah bahwa Kropotkin nampaknya juga adalah laki-laki "kecil dengan berpura-pura bodoh" dan amin! Siapa pun yang berkonsentrasi pada sosiologi tidak akan dapat apa pun kecuali seorang ilmuwan kolektivitas yang melupakan individu dalam rangka mencari Kemanusiaan dan menaikkan Tahta Imperial di kaki siapapun yang harus aku tolak sendiri dan berlutut dengan emosi yang mendalam.

Dan ketika semua anarkis memiliki konsep agung kehidupan, E. Zoccoli juga akan bahagia dan puas, karena dengan menyerupai pose seorang nabi (ia) berkata kepada manusia: " Aku telah datang untuk menawarkan kemungkinan hidup baru!" , ia berpaling kepada kami dan berkata: "Semoga anarkis kembali ke (legal) kebenaran dan mungkin tepat harapannya, cepat untuk memperluas perlindungan kepada mereka juga ..."


Tapi apakah itu benar?

Kita berkata bersama Stirner:

"kebenaran adalah ruh dari masyarakat. Jika Masyarakat memiliki kehendak, kehendak ini adalah kebenaran sederhana: Masyarakat hanya akan ada melalui kebenaran. Tapi ia berlangsung terus hanya untuk berlatih kedaulatan di atas kebenaran individual inilah kedaulatan kehendak. Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah buah dari masyarakat. "

Tapi "semua kebenaran yang ada adalah –hukum asing [kebenaran]; seseorang mengeluarkanku untuk menjadi benar, ‘melakukan kebenaranku’. Tapi aku harus berada di dalam kebenaran. Oleh karena itu jika seluruh dunia tidak bisa menerimaku lagi, lantas? lagian juga kebenaran apa lagi yang ku dapatkan di negara, masyarakat, tapi semua kebenaran itu asing bagiku? Ketika si tolol mengeluarkanku pada kebenaran, maka aku tumbuh tidak percaya kepada kebenaran, aku tidak suka menerima itu darinya. Tapi, bahkan ketika seorang bijaksana mengeluarkanku pada kebenaran, meskipun demikian, aku bukan di sisi kebenaran oleh karena-nya. Apakah aku berada dalam kebenaran independen sepenuhnya yang dipenuhi orang-orang bodoh dan orang-orang bijaksana. Sekarang kita tambah definisi dari kebenaran bahwa ia liar. Jerman yang tak terkalahkan memberi kita, satu pepatah Protagoras yang terkenal: "manusia adalah ukuran dari segalanya", dan kemudian kita bisa berangkat untuk berperang melawan semua kebenaran eksternal, keadilan eksternal , karena "keadilan adalah buah dari masyarakat".

5

Aku tahu! aku tahu dan mengerti: ide-ideku lah yang tidak baru - mungkin luka yang sangat sensitif di hati dari humanis modern, yang berkembang biak dalam jumlah besar diantara orang-orang subversif, dan para pemimpi romantis akan secercah sinar yang, menebus dan kemanusiaan sempurna, menari di satu dunia yang mempesona dari biasanya, berbahagia bersama dengan musik seruling ajaib akan perdamaian tanpa akhir dan persaudaraan universal. Tapi siapapun yang mengejar momok yang berkelana jauh dari kebenaran, dan kemudian diketahui bahwa yang pertama membakar nyala api dari pemikiran berkaratku adalah bagian dari dalam diriku, diriku yang sebenarnya! Sekarang pada nyala api dari Ideku yang terbakar, aku juga menjadi nyala api, dan aku terbakar, aku hangus, aku rusak...

Hanya mereka yang menikmati merenungkan gunung berapi mendidih itu menyemburkan ke-sinis-an, ledakan lava dari rahim berapi-apinya menuju bintang-bintang, kemudian membiarkan mereka jatuh ke dalam kekosongan atau diantara Kota kematian dari manusia-manusia pengecut, bangkai saudara-saudaraku, membuat mereka berlari pada penerbangan penuh ketakutan keluar dari dinding berlumut -gubuk kertas mereka, tempat yang sangat tidak menyenangkan dengan bau tengik, cita-cita lama, harus mendekatiku.

Aku pikir, aku tahu, bahwa selama dimana ada manusia, akan ada masyarakat, sejak peradaban busuk dengan industri dan kemajuan mekanis ini telah membawa kita ke titik di mana bahkan tidak mungkin untuk kembali ke zaman gua yang patut di tiru dan pasangan ilahi yang mengangkat dan membela mereka yang terlahir dari kebebasan mereka dan naluriah cinta seperti warna kuning tua, kucing seperti singa betina, menghuni hutan yang sangat indah, wangi, berwarna hijau dan liar. Tapi tetap saja aku tahu dan aku pikir dengan kepastian yang sama bahwa setiap bentuk masyarakat – jelas karena ini adalah sebuah keinginan dari –masyarakat, untuk kepentingannya sendiri, ingin menghina individu. Bahkan komunisme, ia- sebagai ahli teori mengatakan kepada kita – inilah bentuk yang paling sempurna secara manusiawi, masyarakat hanya akan dapat menghargai salah satu anggota yang lebih atau kurang aktif, lebih atau kurang terhormat dariku!. “aku tidak akan pernah bisa menjadi layaknya orang yang berjasa melalui komunisme karena aku akan menjadi seperti diriku sendiri, sepenuhnya diriku sendiri, sebagai yang khas dan, oleh sebab itu, tidak bisa dimengerti oleh kolektivitas. Tapi dalam diriku yang paling tidak bisa dimengerti, paling misterius dan sukar dimengerti oleh kolektivitas, justru itulah hartaku yang paling berharga, yang paling aku sayangi dengan baik, karena inilah keintimanku yang terdalam yang aku sendiri cintai dan bisa jelaskan, karena hanya aku sendiri yang memahaminya”.

Itu sudah cukup, sebagai contoh, jika aku berkata kepada komunisme: " tanpa perlu melakukan apa-apa golongan terpilih tetap ada " seperti kata Oscar Wilde, untuk melihatku diusir dari perjamuan suci para Dewa baru seperti Siberia lepra! Namun orang yang memiliki kebutuhan mendesak untuk menjalani hidup-nya di ketinggian dan kemuliaan intelektual dan atmospir spiritual dari pemikiran dan kontemplasi tidak akan bisa memberikan apa-apa secara material atau moral yang berguna dan baik kepada masyarakat, karena apa yang ia bisa berikan tidak akan dapat dimengerti, dan karena ia berbahaya dan tidak bisa diterima, sebab ia hanya bisa memberikan doktrin aneh untuk mendukung kegembiraan hidup dalam kemalasan kontemplatif. Tetapi dalam masyarakat komunis - seperti pada masyarakat lainnya dimana akan lebih buruk lagi – “seperti doktrin yang memiliki efek korupsi diantara barisan dari mereka yang harus memproduksi untuk pemeliharaan dan keseimbangan kolektif dan sosial”. Tidak! Setiap bentuk masyarakat adalah produk dari mayoritas. Bagi si jenius hebat dan si pelanggar hukum berat, tidak ada tempat lagi di dalam kejayaan yang mendominasi dan menguasai.

6

Seseorang akan mengajukan keberatan padaku, bahwa di Dawn vermillion, ini malam mulia dari para tentara dan perang,dimana catatan yang sangat penting dan bersemangat dari senjakala hebat tuhan-tuhan lama bergema dengan menyolok sekali, sedangkan di cakrawala, sinar emas dari senyum masa depan telah bersinar, tidak baik untuk membawa ke-intim-an tertentu dan pemikiran jahat ke dalam sinar mentari. Ini merupakan cerita lama dan bodoh! Aku berumur 28 tahun, selama lima belas tahun aku telah aktif di kamp libertarian dan aku hidup seperti anarkis pada umumnya, dan aku mengatakan hal yang sama, hal-hal yang sama sepanjang waktu:


"Demi kasih harmoni ..."
"Demi cinta dari kata-kata yang keluar..."
"Untuk penebusan Revolusi Sosial berikutnya ..."
"Untuk ..." tapi kenapa terus!

Cukup! Aku tidak bisa tinggal diam!

"Jikalau aku masih tidak menerbitkan naskah yang terkunci di laciku, naskah dari suatu karya yang paling indah yang akan memberikan pembaca sensasi kenikmatan tak diketahui dan akan mengungkap dunia yang tak diketahui, jikalau aku yakin bahwa manusia akan menjadi pucat dengan rasa takut atas lembaran-lembaran ini, dan kemudian terus berjalan dengan lambat melalui jalan kecil yang sunyi dengan matanya yang ganas terbelalak dalam kekosongan, dan kemudian dengan sinis mencari kematian ketika kegilaan tidak datang menemuinya dengan tawa yang mengancam seperti deru angin dan permainan drum menyeramkan dengan jari tak terlihat yang menghancurkan otak; jikalau aku yakin wanita akan tersenyum menjijikkan dan berbaring dengan rok diangkat di tepi jalan setapak, menunggu pria manapun, dan pria itu tiba-tiba akan melemparkan dirinya pada-nya lalu mengoyak vulva dan tenggorokan dengan gigi-nya; jikalau gerombolan orang-orang mabuk, lapar memburu beberapa orang yang sukar tertangkap dengan pisau dan kematian menjadi antara dan mengekalkan kebencian mendalamnya, jikalau suatu saat nanti ketenangan, kedamaian jiwa, cinta, kesetiaan, persahabatan akan menghilang dari muka bumi, dan turbulensi, kegelisahan, kebencian, penipuan, permusuhan, kegilaan, kegelapan dan kematian akan berkuasa di tempatnya selamanya, dan jikalau sebuah buku terindah yang aku tulis, masih tidak diterbitkan dan terkunci di laci, aku harus melakukan sesuatu untuk semua ini, aku akan menerbitkan buku itu dan takkan ada kedamaian sampai ia diterbitkan. "

Jadi Persio Falchi menulis dalam Forca beberapa tahun yang lalu untuk mengutarakan konsepnya tentang Kebebasan Seni, dan lantas sekarang aku ulangi di Iconoclasta! untuk menyampaikan konsepsiku tentang Kebebasan berpikir.

Ini merupakan kebutuhan mutlak dan mendesakku untuk memulai ke dalam kegelapan badai dan kejahatan cahaya dari pikiranku dan yang tak masuk akal dan senyum mengejek dari ide-ide luar biasaku yang ingin bebas berkelana, bangga dan megah,mempertunjukkan ketelanjangannya tanpa malu-malu dan penuh semangat, melalui dunia dalam mencari rangkulan yang kuat. Tidak ada yang bisa lebih revolusioner dariku, tapi ini justru mengapa aku ingin membuang air raksa merusak dari pikiranku ke tengah-tengah impotensi uzur dari Pemikiran Manusia kasim. Seseorang tidak bisa menjadi setengah revolusioner dan seseorang tidak bisa setengah-berpikir. Hal ini diperlukan untuk menjadi seperti Ibsen, revolusioner dalam pengertian yang paling radikal dan sempurna dari kata itu. Dan aku merasa bahwa aku seperti itu!

7

Sejarah, materialisme, monisme, positivisme dan semua paham lain di dunia ini adalah pedang tua dan berkarat yang tidak berguna bagiku dan tidak akan menjadi perhatianku. Prinsipku adalah kehidupan dan akhirku adalah kematian. aku ingin menjalani hidupku dengan intens sehingga aku dapat merangkul kematian tragis-ku.

-“Kau menantikan revolusi? Baiklah kalau begitu! Aku sendiri sudah mulai sejak lama! Bila kau telah siap –Oh, tuhan, betapa ini sebuah penantian yang tak ada habis-habisnya!– aku tidak keberatan berjalan denganmu untuk sementara! Tapi ketika kau berhenti aku akan melanjutkan kegilaanku dan berjalan dengan jaya menuju penaklukan besar dan mulia atas kehampaan!

Setiap masyarakat yang kau bangun akan memiliki batasan-batasannya. Dan pada batasan-batasan dari setiap masyarakat, para pengembara gagah berani dan gelisah akan berkelana, dengan pikiran murni dan liarnya – yang hanya akan hidup dengan perencanaan yang selalu baru dan pecahnya pemberontakan yang dahsyat!

Aku akan berada di antara mereka!

Dan setelah aku, seperti sebelum aku, akan selalu ada yang berkata manusia:

"Maka berpalinglah kamu dari tuhan dan berhala-mu. Temukan apa yang tersembunyi dalam dirimu, bawalah ke terang;! Ungkapkan sendiri "


Karena setiap orang yang, mencari kekuatan batin sendiri dan mengeluarkan apa yang misterius tersembunyi di dalamnya, itulah bayangan gerhana dari segala bentuk masyarakat yang hidup di bawah sinar mentari!

Semua masyarakat gemetar ketika aristokrat penuh rasa penghinaan terhadap para pengembara, yang khas, yang tak terdekati, penguasa atas ideal, dan sang penakluk tak tercegahkan dari kehampaan masa depan. Jadi, ayolah, ikonoklas, maju!

Sudah tumbuh firasat langit gelap dan sunyi!


Arcola, Januari 1920