Title: Ingatan adalah Senjata
Language: Bahasa Indonesia
Publication: Heart Void
Date: 2015
Notes: Diterjemahkan oleh Heart Void ke bahasa indonesia, dari tulisan dengan judul “Memory is our Weapon”.

Kala itu fajar di tanggal 22 Mei 2009, ketika sebuah ledakan di Santiago, Chili menyebabkan serpihan-serpihan yang melintasi kilometer dan perbatasan yang tak berujung hingga membawa berita yang menancap di hati kami.

Kala itu fajar di tanggal 22 Mei 2009, ketika saudara dan kawan kami Mauricio Morales, seorang pejuang insureksi anarkis yang konsisten, melaksanakan rencana konspirasinya, menuju ke akademi sipir penjara di Santiago untuk meledakkannya. Namun takdir telah memainkan skenario yang buruk pada hari itu. Bom yang dibawa oleh saudara kami meledak sebelum waktunya dan membuatnya tewas, tepat sebelum mencapai tujuannya.

Berita bahwa seorang saudara kami gugur di tengah-tengah konspirasi terencana, tindakan serangan anarkis terencana terhadap salah satu institusi kekuasaan yang paling dibenci, terhadap mereka yang terlatih untuk mencekik kebebasan secara sistematis dan sadis, menyebabkan luapan emosi di dalam diri kami.

Kami yang telah merasakan nafas kematian di belakang kami, dengan tas di punggung dan menuju ke target kami, selalu dengan kecemasan yang sama bahwa mungkin kami tidak akan kembali ke rekan-rekan, teman-teman, orang-orang yang kami cintai, selalu dengan pemikiran bahwa mungkin ini adalah terakhir kalinya kami melintasi jalan pemberontakan, menerima berita ini dengan penuh perasaan.

Segera kami merasa Mauricio menjadi salah satu dari kami. Saudara kami sendiri dalam ide dan juga dalam tindakan. Kami merasakan adanya rasa kedekatan yang kuat dan ikatan darah yang kuat yang menyatukan semua. Mauricio selalu bersama kami, di samping kami dalam serangan konspirasi yang dilakukan untuk melawan dominasi.

Kesedihan awal segera berubah menjadi kemarahan, menjadi kehausan untuk membalas dendam atas saudara yang hilang. Dengan saling menatap mata satu sama lain, dan memberikan janji diam yang tidak akan pernah kami lupakan. Bahwa Mauricio akan selalu berada di samping kami karena dia hidup di dalam diri kami dan melalui itu, dia akan hadir dalam setiap aksi dan setiap serangan terhadap Otoritas. Enam tahun kemudian, emosi yang sama muncul di dalam diri kami, ketika kami mengingat hari itu.

Sebagai seorang anarkis, kami tidak memiliki martir. Tetapi kita memiliki saudara-saudari yang luar biasa seperti Mauricio yang mengawinkan kehidupan dengan keindahan pemberontakan anarkis yang pada akhirnya membayar harganya dengan nyawa mereka sendiri. Mauricio memberikan hidupnya untuk berjuang demi menghidupkan mimpi yang berapi-api dari insureksi yang meludahi kematian di wajahnya sementara kebanyakan orang di dunia ini menyembah kematian setiap hari, mencekik hidup mereka dalam mimpi buruk konvensi tanpa akhir dan penyerahan diri mereka sendiri. Terpenjara dalam ilusi kehidupan mereka sendiri, mereka menghirup kematian, kesengsaraan dan penundukan. Karena mereka gagal memahami bahwa hidup bukan hanya tentang keberadaan, tentang bertahan hidup sebagai penghuni yang acuh tak acuh di tanah sepi dari bayang-bayang kematian yang nyata, tetapi tentang terus bergerak, bergairah, menikmati perasaan yang terkonsentrasi dan intens serta kegembiraan pemberontakan, pertempuran, ketidakpuasan dengan stagnasi, ketidakaktifan, dengan kehidupan yang biasa-biasa saja dari kehidupan yang tenang, tetapi tentang terus-menerus mencari ketidakpuasan. Ini tentang tidak berhenti begitu saja. Terimalah penolakan dari diri kita sendiri dan lebih berani lagi untuk mewujudkan keinginan kita, apapun resikonya.

Mauricio, yang dikenal sebagai pengingkar keberadaan, memilih untuk menjalani kehidupan seperti itu. Dia memilih untuk mengambil jalan yang indah, menyegarkan dan sepenuhnya intensif dengan pemberontakan anarkis, jauh dari yang tenang dan damai, jauh dari mereka yang selalu memikirkan urusan mereka sendiri dan tidak peduli dengan apa pun kecuali langit menghancurkan mereka. Dan kami menjawab kepada semua orang yang mungkin berani berkata tentang “pemuda yang malang” bahwa sepuluh tahun hidup bahkan tidak sebanding dengan satu hari kehidupan pemberontakan dan kehidupan otentik saudara kami.

Ingatan bukan hanya halaman-halaman dalam buku-buku sejarah. Ingatan adalah kekuatan yang menguatkan tekad kami sehingga kami terus berjuang. Ini adalah daya penggerak yang mendorong kami untuk tidak pernah mundur. Ingatan mempertajam kebencian kami dan mempersenjatai rasa balas dendam kami. Ingatan adalah tanah di mana kami bertemu dengan mereka yang hilang, mereka yang tidak pernah kami temui, mereka yang kami inginkan berada di pihak kami dalam pertempuran, pertempuran yang selama itu terus berlanjut, saudara-saudara kami akan hidup di dalam ribuan konspirasi yang direncanakan di mana pun di seluruh dunia, melalui tindakan perusakan dan pembakaran, eksekusi, rencana pelarian dari penjara, sehingga mereka tidak akan pernah terlupakan oleh waktu. Karena ingatan adalah benang yang menghubungkan semua anarkis Praxis, Black International dan FAI/IRF yang mendedikasikan api dan ledakan mereka untuk saudara-saudara kita yang hilang dengan satu janji:

WE DO NOT FORGET

WE DO NOT GIVE UP

WE FIGHT UNTIL THE END

For Mauri

For every lost brother and sister


Conspiracy of Cells of Fire – FAI/IRF

Imprisoned members’ cell