Kevin Doyle., Noam Chomsky
Pemikiran Noam Chomsky Terhadap Marxisme, Anarkisme dan Harapan untuk Masa Depan
Noam Chomsky terkenal luas karena kritikannya terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dan untuk karya-karyanya sebagai seorang ahli linguistik. Sedikit kurang dikenal adalah dukungannya yang berlanjut untuk tujuan-tujuan sosialis libertarian. Dalam wawancara khusus dengan Red and Black Revolution (RBR), Chomsky memaparkan pandangannya mengenai Anarkisme dan Marxisme, dan prospek sosialisme kini. Wawancara ini dilaksanakan pada bulan Mei 1995 oleh Kevin Doyle.
****
RBR: Pertama, Noam, anda sudah cukup lama menjadi penganjur ide-ide anarkis. Banyak orang cukup familiar dengan pengantar yang Anda tulis pada tahun 1970 untuk Anarchism, tulisan Daniel Guerin, namun, belakangan ini, Anda mengambil kesempatan untuk menunjukkan kembali potensi anarkisme dan ide-ide anarkis. Apa sih yang membuat anda tertarik pada anarkisme?
Chomsky : Saya tertarik pada anarkisme sejak saya masih muda, segera setelah saya mulai berpikir tentang dunia secara lebih luas, dan saya tidak melihat banyak alasan untuk mengubah pemikiran awal saya tersebut. Saya pikir, adalah benar untuk mencari dan mengidentifikasi struktur kekuasaan, hirarki dan dominasi dalam semua aspek kehidupan, dan untuk menentangnya; kecuali bila ada justifikasi yang bisa diberikan, struktur-struktur tersebut tidak sah, dan harus dihancurkan, untuk meningkatkan lingkup kebebasan manusia. Itu mencakup kekuasaan politik, kepemilikan dan manajemen, hubungan laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak, kontrol kita terhadap nasib generasi mendatang (dorongan moral dasar di belakang gerakan lingkungan hidup, menurut pandangan saya), dan masih banyak lagi. Tentu saja ini merupakan tantangan terhadap institusi raksasa koersi dan kontrol: negara, tirani privat yang tidak bertanggung jawab yang mengendalikan hampir seluruh ekonomi, dan sektor-sektor lain, domestik dan luar negeri. Tapi, tidak hanya itu saja. Itu adalah apa yang selalu saya anggap sebagai inti anarkisme: keyakinan bahwa perlu ada pembuktian mengenai perlunya otoritas, dan bila tidak dapat dibuktikan, otoritas tersebut harus dihancurkan.
Kadang-kadang memang bisa diadakan pembuktian. Jika saya sedang berjalan-jalan dengan para cucu saya dan mereka berlari ke tengah jalan yang ramai, saya akan menggunakan tidak saja otoritas, melainkan juga paksaan fisik untuk menghentikan mereka. Tindakan tersebut harus ditantang, namun saya pikir, tindakan tersebut dapat menjawab tantangan tersebut. Dan terdapat pula berbagai kasus lain; kehidupan merupakan sesuatu yang kompleks, kita memiliki sangat sedikit pemahaman terhadap manusia dan masyarakat, dan pernyataan yang luas pada umumnya lebih mungkin salah daripada benar, bahkan bisa membahayakan. Namun perspektif ini tetaplah valid, menurut saya, dan bisa membantu kita cukup banyak. Setelah generalisasi tersebut, kita bisa mulai melihat kasus-kasus, dan di situlah pertanyaan mengenai kepentingan manusia dan keperdulian mulai muncul.
RBR: Dapat dikatakan bahwa pemikiran dan kritik anda semakin terkenal kini. Juga bisa ditambahkan bahwa pandangan anda sangat dihargai. Bagaimana Anda pikir dukungan anda terhadap anarkisme diterima dalam konteks ini? Khususnya, saya tertarik dengan respon yang anda terima dari orang-orang yang mulai tertarik pada politik untuk pertama kalinya dan, mungkin, menemukan pemikiran anda. Apakah orang-orang tersebut terkejut dengan dukungananda terhadap anarkisme? Apakah mereka tertarik?
Chomsky : Kelompok intelektual pada umumnya mengasosiasikan ‘anarkisme’ dengan kekacauan, kekerasan, pengeboman, gangguan dan lain-lain. Jadi orang kadang-kadang terkejut kalau saya membicarakan segi-segi positif anarkisme dan mengidentifikasikan diri saya dengan tradisi yang memimpin di dalamnya. Namun kesan saya adalah bahwa dalam masyarakat luas, ide-ide dasarnya dapat diterima bila segalanya dijernihkan. Tentu saja, bila kita mulai membahas masalah yang lebih spesifik – katakanlah, sifat keluarga, atau bagaimana bentuk perekonomian dalam masyarakat yang bebas dan adil – pertanyaan dan kontroversi timbul. Tapi memang seharusnya begitu.
Fisika sebenarnya tidak bisa menjelaskan bagaimana air mengalir dari keran di wastafel itu. Bila kita mulai mencoba menjawab pertanyaan yang lebih kompleks tentang kemanusiaan, pemahaman kita masih sangat minim, dan banyak ruang untuk perbedaan pendapat, percobaan, eksplorasi kemungkinan secara intelektual maupun konkrit, untuk membantu kita belajar.
RBR: Mungkin, lebih daripada pemikiran lain, anarkisme telah mengalami masalah penyalahartian. Anarkisme dapat berarti banyak hal bagi banyak orang. Apakah anda sering kali harus menjelaskan apa yang Anda maksudkan dengan anarkisme? Apakah penyalahartian anarkisme merepotkan Anda?
Chomsky : Semua penyalahartian merepotkan. Asal-muasalnya dapat ditelusuri dari struktur kekuasaan yang memiliki kepentingan untuk mencegah pemahamannya, untuk alasan-alasan yang jelas. Kita bisa merujuk pada Principles of Government karya David Hume. Ia merasa heran karena rakyat tunduk pada penguasanya. Ia menyimpulkan bahwa karena Kekuasaan selalu berada pada orang-orang yang dikuasai, maka penguasa tidak memiliki dukungan selain opini. Maka, hanya atas opini didirikanlah pemerintahan; dan ini berlaku dari pemerintahan yang paling despotik dan militeristik hingga yang paling bebas dan merakyat. Hume sangat cerdik – meskipun bukanlah seorang libertarian menurut standar masa itu. Ia jelas kurang memperhitungkan apa yang dapat dicapai oleh kekuasaan, namun pengamatannya tampak bagi saya pada umumnya benar, dan penting, terutama dalam masyarakat yang lebih bebas, tempat seni mengendalikan opini jauh lebih canggih.
Penyalahartian dan bentuk-bentuk pembingungan lainnya merupakan kawan seiring. Jadi apakah penyalahartian merepotkan saya? Tentu saja, namun demikian pula cuaca yang buruk. Hal ini akan tetap ada selama konsentrasi kekuasaan menimbulkan sejenis kelas komisaris untuk mempertahankannya. Karena biasanya mereka tidak terlalu cerdas, atau cukup cerdas untuk tahu bahwa mereka sebaiknya menghindari ajang fakta dan argumentasi, mereka menggunakan penyalahartian, penjelek-jelekan dan cara-cara lain yang tersedia bagi mereka yang tahu bahwa mereka akan terlindungi oleh berbagai alat yang tersedia bagi yang kuat. Kita harus memahami mengapa ini semua terjadi, dan mengurai sejauh mungkin kita mampu.
Itu bagian dari usaha pemerdekaan – kita sendiri dan orang-orang lain, atau lebih mungkin, orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Mungkin hal ini terdengar terlalu menyederhanakan, dan memang demikian. Namun saya masih belum pernah melihat pendapat mengenai kehidupan manusia dan masyarakat yang tidak menyederhanakan permasalahannya, setelah menyingkirkan absurditas dan pembenaran diri sendiri.
RBR: Bagaimana dengan kelompok kiri yang lebih mapan, yang bisa diharapkan lebih mengenal apa sebenarnya anarkisme? Apakah anda mendapatkan kejutan akibat pandangan dan dukungan anda pada anarkisme?
Chomsky: Bila saya paham apa yang anda maksud dengan kelompok kiri yang mapan, tidak terdapat banyak kejutan mengenai pandangan saya terhadap anarkisme, karena sangat sedikit yang diketahui orang lain tentang pandangan saya tentang apa pun. Mereka bukan kelompok yang dengannya saya bergaul. Anda akan jarang sekali menemukan referensi tentang apa pun yang saya katakan atau tulis. Tentu saja, itu tidak sepenuhnya benar. Jadi, di AS (namun lebih jarang di Inggris atau di tempat-tempat lain), Anda akan menemukan sejumlah pemahaman tentang apa yang saya lakukan, pada sejumlah sektor yang lebih kritis dan independen dari apa yang dapat dikatakan sebagai kelompok kiri yang mapan, dan saya memiliki kawan-kawan pribadi dan rekan-rekan yang tersebar di sana-sini.
Namun, lihatlah buku-buku dan jurnal-jurnal, dan Anda akan paham maksud saya. Saya tidak menganggap bahwa apa yang saya tulis atau katakan akan lebih diterima oleh kelompok-kelompok tersebut daripada di himpunan mahasiswa atau ruang editor – tentu saja dengan pengecualian. Pertanyaan ini muncul begitu terbatas, sehingga sukar dijawab.
RBR: Sejumlah orang memperhatikan bahwa anda menggunakan istilah “sosialis libertarian” dalam konteks yang sama dengan “anarkisme”. Apakah menurut Anda kedua istilah itu serupa? Apakah anarkisme menurut anda sejenis sosialisme? Pernah dikatakan bahwa anarkisme adalah sosialisme dengan kebebasan. Setujukah anda dengan pandangan sederhana ini?
Chomsky : Pengantar buku Guerin yang Anda kutip itu diawali kutipan dari seorang pendukung anarkisme seabad lalu, yang mengatakan bahwa anarkisme memiliki punggung yang lebar, dan akan bertahan terhadap apa pun. Satu unsur penting adalah apa yang secara tradisional disebut “sosialisme libertarian”. Saya telah mencoba untuk menjelaskan di sana dan di situasi-situasi lain apa yang saya maksudkan dengan itu, menekankan bahwa itu bukanlah murni pikiran saya; saya berangkat dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh gerakan anarkis yang saya kutip, dan secara konsisten menggambarkan diri mereka sebagai sosialis, dan pada saat yang sama mengutuk dengan kuat “kelas baru” intelektual radikal yang berusaha mendapatkan kekuasaan negara dalam arus perjuangan rakyat dan menjadi birokrasi merah yang kejam sebagaimana diperingatkan Bakunin; yang sering dikenal sebagai “sosialisme”. Saya cenderung setuju dengan persepsi Rudolf Rocker bahwa kecenderungan (penting) dalam anarkisme ini ditarik dari pemikiran terbaik Pencerahan dan liberal klasik, jauh melebihi yang digambarkannya.
Bahkan, sebagaimana saya coba gambarkan, mereka sangat berbeda, bahkan bertentangan, dengan doktrin dan praktik Marxis-Leninis, doktrin “libertarian” yang populer di AS dan Inggris, dan ideologi kontemporer lainnya, yang semuanya tampak pada intinya mendorong suatu bentuk otoritas yang tidak sah, kadang kala bahkan tirani.
RBR: Dulu, bila anda berbicara tentang anarkisme, anda sering menekankan contoh Revolusi Spanyol. Bagi Anda, tampaknya ada dua aspek revolusi ini. Pertama, revolusi di Spanyol ini anda katakan sebagai contoh bagus “anarkisme dalam praktik”. Kedua, anda juga menekankan bahwa revolusi Spanyol merupakan contoh bagus mengenai apa yang bisa dicapai buruh melalui usaha mereka sendiri dengan demokrasi partisipatoris. Apakah kedua aspek ini – anarkisme dalam praktik dan demokrasi partisipatoris – merupakan hal yang serupa? Apakah anarkisme merupakan filsafat kekuatan rakyat?
Chomsky : Saya ragu-ragu menggunakan kata-kata rumit seperti filsafat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sederhana saja. Saya juga tidak nyaman dengan slogan-slogan demikian. Pencapaian buruh dan petani penggarap Spanyol, sebelum revolusi ditindas, sangat mengesankan dalam berbagai hal. Istilah “demokrasi partisipatoris” merupakan istilah yang lebih baru, yang berkembang dalam konteks yang berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan. Saya mohon maaf bila ini tidak jelas, namun itu karena saya menganggap baik konsep anarkisme maupun demokrasi partisipatoris cukup jelas untuk menjawab pertanyaan apakah keduanya sama.
RBR : Salah satu pencapaian utama Revolusi Spanyol adalah tingkat demokrasi akar rumput yang dihasilkan. Lebih dari 3 juta orang terlibat. Produksi rural dan urban dikelola oleh para pekerja sendiri. Apakah merupakan kebetulan bila anarkis, yang dikenal tentang dukungan mereka terhadap kebebasan individual, berhasil dalam bidang administrasi kolektif?
Chomsky : Sama sekali bukan kebetulan. Gejala-gejala dalam anarkisme yang saya pandang paling persuasif mendorong tercapainya masyarakat yang sangat terorganisir, mengintegrasikan berbagai jenis struktur (tempat kerja, komunitas dan berbagai bentuk lain asosiasi suka rela), namun dikendalikan oleh para pesertanya, bukan oleh mereka yang berada pada kedudukan untuk memerintah (kecuali, lagi, bila otoritas bisa dianggap sah, sebagaimana pada beberapa hal tertentu).
RBR: Anarkis sering kali menghabiskan banyak tenaga membangun demokrasi akar rumput. Bahkan, mereka sering dituduh membawa demokrasi ke tingkatan ekstrim. Namun, banyak anarkis yang tidak mau menganggap demokrasi sebagai komponen penting dalam filsafat anarkis. Anarkis sering kali menggambarkan politik mereka sebagai “tentang sosialisme” atau “tentang individu” – jarang tentang demokrasi. Apakah anda setuju bahwa pemikiran demokratik merupakan unsur utama anarkisme?
Chomsky: Kritikan terhadap “demokrasi” oleh para anarkis pada umumnya adalah kritikan terhadap demokrasi parlementer, karena ia timbul dalam masyarakat dengan ciri-ciri yang amat represif. Misalkan AS, yang “bebas”, sejak awal mulanya. Demokrasi Amerika berdasarkan pada prinsip ini, ditekankan oleh James Madison dalam Konvensi Konstitusional pada tahun 1787, bahwa fungsi utama pemerintahan adalah untuk melindungi minoritas yang berkelebihan dari mayoritas. Kemudian ia mengingatkan bahwa di Inggris, satu-satunya model kuasi-demokratik pada masa itu, jika rakyat kebanyakan diizinkan memiliki peran dalam urusan publik, mereka akan menerapkan reformasi agraria atau “kekejaman” lain, dan bahwa sistem Amerika harus direkayasa sedemikian agar mencegah kejahatan sedemikian terhadap hak-hak kepemilikan, yang harus dilindungi (bahkan, harus berjaya).
Demokrasi parlementer dalam kerangka ini memang layak mendapatkan kritikan keras oleh libertarian yang “asli”, dan saya masih menyisakan berbagai cirinya yang sangat jelas – perbudakan, sebagai salah satu contoh, atau perbudakan demi upah yang sangat dikutuk oleh kaum buruh yang tidak pernah mendengar tentang anarkisme atau komunisme hingga abad ke-19 dan sesudahnya.
RBR: Pentingnya demokrasi akar rumput untuk perubahan yang berarti dalam masyarakat jelas dengan sendirinya. Namun, kelompok kiri sendiri tidak memiliki pandangan yang jelas mengenai hal ini di masa lalu. Saya berbicara mengenai demokrasi sosialis pada umumnya, namun juga mengenai Bolshevikisme – tradisi-tradisi kiri yang memiliki lebih banyak kemiripan dengan pemikiran elitis daripada praktik demokratik yang sebenarnya. Lenin, sebagai contoh yang lazim, meragukan bahwa para buruh bisa mengembangkan lebih dari kesadaran serikat sekerja – yang saya artikan bahwa ia menganggap bahwa para buruh tidak bisa melihat jauh ke depan. Demikian pula, sosialis Fabian, Beatrice Webb, yang sangat berpengaruh di Partai Buruh di Inggris, berpandangan bahwa para buruh hanya tertarik pada taruhan pacuan kuda. Dari mana timbul elitisme ini dan apa yang dilakukannya pada kelompok kiri?
Chomsky : Saya cemas akan sukar menjawab pertanyaan ini. Jika kelompok kiri mencakup “Bolshevikisme”, saya akan terang-terangan menjauhkan diri saya dari “kiri”. Lenin adalah salah satu musuh terbesar sosialisme, menurut saya, karena alasan-alasan yang telah saya sampaikan. Pemikiran bahwa buruh hanya tertarik pada taruhan pacuan kuda merupakan absurditas yang akan terbukti kesalahannya dengan sedikit saja memperhatikan sejarah perburuhan atau pers kelas buruh yang independen dan aktif yang tumbuh di berbagai tempat, termasuk kota-kota manufaktur tidak jauh dari tempat saya menulis ini – ditambah lagi catatan inspirasional perjuangan berani rakyat yang ditindas sepanjang sejarah hingga kini. Ambillah pojokan yang paling buruk di belahan dunia ini, Haiti, yang dianggap oleh para penakluk Eropa sebagai surga dan sumber kekayaan Eropa yang cukup penting, kini hancur, mungkin tanpa mungkin diperbaiki lagi. Dalam beberapa tahun belakangan, dalam kondisi yang sedemikian buruk sehingga tak terbayangkan oleh penduduk negara-negara kaya, rakyat jelata dan kaum miskin kota membangun gerakan demokratik kerakyatan yang berdasar pada organisasi akar rumput yang melampaui pencapaian di negeri manapun; mereka akan tertawa apabila mendengar pernyataan intelektual dan pemimpin politik AS mengenai bagaimana AS harus mengajari Haiti tentang demokrasi. Pencapaian mereka sedemikian besar dan mencemaskan penguasa sehingga mereka sekali lagi ditindas dengan teror yang kejam, dengan dukungan AS yang jauh lebih besar daripada yang ia akui, dan mereka tetap tidak menyerah. Apakah mereka hanya tertarik pada pacuan kuda?
Saya menyarankan suatu kutipan dari Rousseau, “ketika saya melihat segerombolan orang tak beradab yang telanjang bulat menertawakan kebejatan moral Eropa, menahan lapar, api, pedang dan kematian hanya untuk mempertahankan kemerdekaan mereka, saya merasa bahwa tidak pantas bagi para budak untuk berpikir tentang kebebasan.”
RBR : Secara umum, lagi, karya-karya Anda – Deterring Democracy, Necessary Illusions dan lain-lain – secara konsisten membahas peran dan banyaknya pemikiran elitis dalam masyarakat seperti masyarakat kita. Anda menyatakan bahwa dalam demokrasi “Barat” (atau parlementer) terdapat antagonisme terhadap peran atau masukan konkrit dari massa rakyat, kalau-kalau ia mengancam distribusi kekayaan yang tidak adil, yang menguntungkan yang kaya. Karya-karya Anda cukup meyakinkan dalam hal ini, namun, terlepas dari ini, beberapa orang terkejut melihat pandangan Anda. Sebagai contoh, Anda membandingkan politik Presiden J. F. Kennedy dengan Lenin, lebih kurang menyejajarkan keduanya. Ini, bisa saya tambahkan, mengejutkan pendukung kedua pihak. Dapatkan anda mengelaborasi lebih lanjut validitas perbandingan ini?
Chomsky : Saya sebenarnya tidak menyejajarkan doktrin intelektual liberal administrasi Kennedy dengan Leninis, namun mencatat beberapa keserupaan yang mencolok – seperti diramalkan Bakunin seabad lalu dalam komentarnya mengenai kelas baru ini. Sebagai contoh, saya mengutip pernyataan McNamara mengenai perlunya meningkatkan pengendalian manajerial untuk benar-benar bebas, dan bahwa kurangnya manajemen menjadi ancaman bagi demokrasi, benar-benar suatu pembodohan. Ubahlah beberapa kata dalam pernyataan tersebut, dan kita mendapatkan doktrin Leninis biasa. Saya menganggap bahwa akar masalah dalam keduanya dalam. Tanpa klarifikasi lebih lanjut tentang apa yang mengejutkan orang, saya tidak bisa berkomentar lebih lanjut. Perbandingan ini spesifik, dan saya pikir tepat. Jika tidak, itu merupakan kesalahan, dan saya ingin diperbaiki.
RBR: Secara spesifik, Leninisme merujuk pada suatu bentuk Marxisme yang berkembang bersama V. I. Lenin. Apakah Anda secara tersirat membedakan karya-karya Marx dari kritikan Anda terhadap Lenin bila Anda menggunakan istilah “Leninisme”? Apakah anda melihat keberlanjutan antara pandangan Marx dengan praktik Lenin di kemudian hari?
Chomsky : Pernyataan Bakunin tentang bahaya birokrasi merah yang akan menjadi yang terburuk antara semua pemerintahan despotik telah ada jauh sebelum Lenin, dan diarahkan kepada pengikut Marx. Sebenarnya, terdapat banyak pengikut Marx dari berbagai jenis; Pannekoek, Luxembourg, Mattick dan lain-lainnya sangat berbeda dengan Lenin, dan pandangan mereka serupa dengan anarko-sindikalis. Bahkan, Korsch dan kawan-kawannya menulis secara simpatik mengenai revolusi anarkis di Spanyol. Terdapat keberlanjutan antara Marx dan Lenin, namun terdapat pula keberlanjutan ke kaum Marxis yang sangat kritis kepada Lenin dan Bolsyewisme. Karya Theodor Shanin mengenai sikap Marx di kemudian hari terhadap revolusi petani juga relevan di sini. Saya tidak mempelajari Marx, dan tidak akan mencoba-coba memberikan penilaian serius mengenai mana yang merupakan kelanjutan “Marx sebenarnya”, bahkan bila pertanyaan tersebut bisa terjawab.
RBR: Baru-baru ini, kami mendapatkan sebuah eksemplar Catatan tentang Anarkisme (yang diterbitkan kembali oleh Buletin Diskusi di AS tahun lalu). Di dalamnya Anda menunjukkan pandangan Marx muda, terutama mengenai pengembangan pemikirannya tentang alienasi di bawah kapitalisme. Apakah Anda sepakat dengan pembagian dalam kehidupan dan karya Marx ini – seorang sosialis muda yang lebih libertarian namun di kemudian hari seorang otoriter yang kaku?
Chomsky : Marx muda mendapatkan banyak pengaruh dari lingkungan hidupnya, dan dapat ditemukan banyak keserupaan dengan pemikiran yang menghidupkan liberalisme klasik, berbagai aspek Pencerahan dan Romantisisme Perancis dan Jerman. Sekali lagi, saya tidak cukup paham Marx untuk memberikan penilaian yang mutlak. Kesan saya adalah bahwa Marx muda adalah seorang tokoh akhir Pencerahan, dan Marx tua adalah seorang pegiat otoriter dan analis kritis terhadap kapitalisme yang tidak memiliki banyak alternatif sosialis. Namun itu hanya kesan saya saja.
RBR: Dari pemahaman saya, inti pemikiran anda tergambar dari konsep anda mengenai sifat manusia. Di masa lalu, pemikiran tentang sifat manusia mungkin dipandang sebagai terbelakang, bahkan mengekang. Sebagai contoh, aspek tetap dari sifat manusia seringkali digunakan sebagai alasan mengapa tidak mungkin terjadi perubahan mendasar ke arah anarkisme. Anda memiliki pendapat lain? Mengapa?
Chomsky : Inti pandangan semua orang adalah sebuah konsep mengenai sifat manusia, seberapa pun jauh dari kesadarannya atau tidak dinyatakan secara tersurat. Paling tidak, itu berlaku pada orang-orang yang menganggap dirinya agen moralitas dan bukan monster. Apakah seorang mendorong reformasi atau revolusi, stabilitas atau kembali ke masa lalu, atau hanya merawat kebunnya sendiri, berdasar pandangan bahwa yang dilakukannya “baik bagi rakyat”. Namun penilaian itu berdasar pada suatu konsepsi mengenai sifat manusia, yang akan diusahakan agar bisa menjadi sejelas mungkin, agar bisa dilakukan penilaian. Jadi dalam hal ini saya tidak berbeda dengan orang lain
Anda benar bahwa sifat manusia dianggap “terbelakang”, namun itu adalah hasil dari kebingungan. Apakah cucu saya tidak berbeda dari sebuah batu, seekor kadal, ayam atau monyet? Seseorang yang menganggap ini sebagai absurd akan sadar bahwa ada yang disebut “sifat manusia”.Kita tinggal menjawab pertanyaan mengenai apa itu – sebuah pertanyaan yang penting dan menarik, dengan daya tarik ilmiah maupun kemanusiaan yang tinggi. Kita memiliki cukup pengetahuan mengenai berbagai aspek darinya, namun bukan yang memiliki signifikansi kemanusiaan yang besar. Selebihnya, kita hanya memiliki harapan dan keinginan, intuisi dan spekulasi.
Tidak ada yang terbelakang dari fakta bahwa janin manusia sedemikian terbatas hingga ia tidak menumbuhkan sayap, atau sistem penglihatannya berbeda dengan serangga, atau tidak memiliki insting pulang merpati. Faktor-faktor yang sama dengan yang membatasi perkembangan organisme itu juga memungkinkannya memiliki struktur yang kaya dan rumit. Sebuah organisme yang tidak memiliki struktur intrinsik yang determinatif sedemikian, yang secara radikal akan membatasi arah perkembangannya, akan merupakan makhluk serupa amuba (itu pun jika ada). Lingkup dan batas perkembangan memiliki hubungan logis.
Ambillah bahasa, salah satu kapasitas khas manusia yang sudah cukup dipahami. Kita memiliki alasan-alasan kuat bahwa semua bahasa manusia sangatlah serupa; seorang ilmuwan dari luar bumi yang memperhatikan manusia akan berkesimpulan bahwa hanya ada sebuah bahasa, dengan variasi-variasi kecil. Alasannya adalah bahwa aspek khusus sifat manusia yang mendasari perkembangan bahasa hanya memungkinkan pilihan yang amat terbatas. Apakah ini membatasi? Tentu saja. Apakah ini membebaskan?
Tentu, juga. Batasan-batasan inilah yang memungkinkan sistem ekspresi pemikiran yang kaya dan rumit untuk berkembang dalam cara-cara serupa pada dasar yang amat sederhana, terpisah-pisah dan berpengalaman berbeda.
Bagaimana dengan perbedaan manusia yang ditentukan oleh biologi? Bahwa ini ada, benar, dan merupakan sumber kebahagiaan, bukan kecemasan atau penyesalan. Kehidupan di antara klon tidaklah menyenangkan, dan seorang waras akan gembira bahwa orang lain memiliki kemampuan yang tidak ia miliki. Ini sangat dasar. Apa yang lazim dipercaya mengenai masalah ini bagi saya agak aneh.
Apakah sifat manusia, apapun itu, kondusif untuk pengembangan bentuk kehidupan anarkis atau menghalanginya? Kami tidak memiliki cukup jawaban untuk pertanyaan ini. Ini memerlukan eksperimen dan penemuan untuk menjawabnya.
RBR: Untuk mengakhiri wawancara ini, saya ingin bertanya sedikit tentang beberapa isu kiri baru-baru ini. Saya tidak tahu apakah situasi di AS serupa dengan di sini, namun dengan gagalnya Uni Soviet, terdapat demoralisasi kiri. Ini bukanlah bahwa mereka sangat mendukung apa yang terjadi di Uni Soviet, namun perasaan umum bahwa dengan bubarnya Uni Soviet, sosialisme ikut terseret. Apakah Anda menemukan demoralisasi serupa? Bagaimana jawaban anda?
Chomsky : Tanggapan saya terhadap berakhirnya tirani Soviet serupa dengan reaksi saya terhadap kekalahan Hitler dan Mussolini. Dalam semua kasus tersebut, itu adalah kemenangan semangat kemanusiaan. Ini seharusnya diterima sebagai kabar baik bagi para sosialis, karena sebuah musuh besar sosialisme telah runtuh. Seperti Anda, saya juga heran bahwa orang-orang – termasuk mereka yang menganggap dirinya anti-Stalinis dan anti-Leninis – terdemoralisasi dengan runtuhnya tirani tersebut. Ini mengungkap bahwa mereka sebenarnya lebih memiliki komitmen pada Leninisme daripada yang mereka percayai.
Namun, terdapat alasan-alasan lain untuk mencemaskan hancurnya sistem tirani yang brutal ini, yang sosialis sedemikian ia juga demokratik (ingat bahwa ia mengklaim keduanya, dan klaim kedua ditertawakan di Barat, sementara yang pertama diterima dengan senang hati, sebagai senjata melawan sosialisme – salah satu contoh jasa intelektual Barat pada penguasa). Satu alasannya terkait dengan sifat Perang Dingin. Dalam pandangan saya, ini merupakan contoh khusus “konflik Utara-Selatan”, bila kita menggunakan eufemisme untuk penaklukan Eropa terhadap sebagian besar dunia.
Eropa Timur merupakan “Dunia Ketiga” yang asli, dan Perang Dingin sejak tahun 1917 tidak memiliki kemiripan apa pun dengan reaksi bagian-bagian lain dari Dunia Ketiga untuk mengambil jalannya sendiri, meskipun perbedaan skala memberikan ciri tersendiri bagi konflik ini. Untuk alasan ini, kita bisa beranggapan bahwa wilayah ini akan kembali seperti awalnya: Czek atau Polandia Barat akan bergabung kembali dengan Barat, sementara yang lain kembali ke perannya sebagai pelayan Eropa, bekas Nomenklatura menjadi elit dunia ketiga biasa (dengan kesepakatan dari penguasa negara-perusahaan Barat, yang memilih mereka dibandingkan alternatif lainnya). Ini bukan prospek yang menyenangkan, dan telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
Sebuah alasan lain untuk kecemasan berkaitan dengan penangkalan nuklir (deterrence) dan non-blok. Seburuk-buruknya imperium Soviet, keberadaannya memberikan peluang untuk menjadi non-blok, dan untuk alasan yang sinis, kadang-kadang memberikan bantuan terhadap korban serangan Barat. Pilihan itu kini tiada, dan Selatan menderita akibatnya. Alasan ketiga berkaitan dengan apa yang dinyatakan pers bisnis sebagai buruh Barat yang dimanjakan dengan gaya hidup mewah mereka. Dengan sebagian besar Eropa Timur di bawah kekuasaan mereka, pemilik perusahaan dan manajer memiliki senjata ampuh baru untuk menindas kelas buruh dan kaum miskin di Barat.
GM dan VW bisa tidak hanya memindahkan produksi ke Meksiko dan Brazil (atau mengancam untuk melakukan itu, yang akibatnya sama saja), tapi juga ke Polandia dan Hungaria, tempat terdapat buruh yang memiliki ketrampilan dan terlatih untuk biaya yang jauh lebih rendah. Tentu saja mereka puas dengan itu, melihat latar belakang nilainya.
Kita bisa belajar banyak tentang Perang Dingin (atau konflik lainnya) dengan melihat siapa yang gembira dan siapa yang tidak setelah akhirnya. Dengan kriteria ini, pemenang Perang Dingin adalah elit Barat dan mantan Nomenklatura, yang kini kaya melebihi impian terliar mereka, dan yang kalah adalah sebagian terbesar penduduk Timur dan kelas buruh serta miskin di Barat, juga sektor kerakyatan di Selatan yang berusaha mengambil jalan yang independen.
Pemikiran barusan cenderung menimbulkan histeria di antara intelektual Barat, kalau mereka bisa membayangkannya, yang jarang terjadi. Ini mudah saja, juga bisa dipahami. Pengamatannya benar, dan membuka kedok kekuasaan dan privilese; itulah penyebab histeria mereka. Secara umum, reaksi orang yang jujur terhadap berakhirnya Perang Dingin akan lebih rumit daripada sekedar puas atas jatuhnya tirani yang brutal, dan reaksi yang umum terinfeksi dengan kemunafikan yang sangat, dalam pandangan saya.
RBR: Dalam banyak hal kiri sekarang berada pada titik awalnya pada abad lalu. Seperti pada waktu itu, ia menghadapi suatu bentuk kapitalisme yang sedang menanjak. Kini terdapat lebih banyak “konsensus”, lebih banyak daripada saat lain dalam sejarah, bahwa kapitalisme merupakan satu-satunya organisasi ekonomi yang valid, meskipun ketidaksetaraan kekayaan melebar. Terhadap latar belakang ini, bisa dikatakan bahwa kiri tidak yakin mengenai bagaimana cara untuk maju. Bagaimana pandangan Anda terhadap masa ini? Apakah ini menjadi “kembali ke dasar-dasar”? Apakah usaha yang dilakukan sekarang harus menekankan tradisi libertarian dalam sosialisme dan pemikiran demokratik?
Chomsky : Saya anggap ini sebagian besar merupakan propaganda. Apa yang disebut sebagai “kapitalisme” pada dasarnya adalah sebuah sistem merkantilisme korporatis, dengan tirani privat yang besar dan tidak bertanggung jawab yang memiliki kendali besar terhadap ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan, bekerja sama dengan negara yang kuat yang melakukan intervensi besar-besaran terhadap ekonomi domestik dan masyarakat internasional. Ini sangat tepat dalam kasus AS, bertentangan dengan banyak ilusi. Orang kaya dan berprivilese tidak lebih mau menghadapi disiplin pasar pada masa kini daripada masa lalu, meskipun mereka menganggapnya baik-baik saja bagi rakyat kebanyakan. Sebagai gambaran, pemerintahan Reagan yang berkubang dalam retorika pasar bebas, juga membanggakan bahwa regim tersebut adalah yang paling proteksionis dalam sejarah AS pasca perang – bahkan lebih dari gabungan semuanya.
Newt Gingrich, yang memimpin “perjuangan” liberal kini, mewakili wilayah yang amat kaya yang mendapatkan lebih banyak subsidi federal daripada wilayah suburban lainnya di AS. Kelompok “konservatif” yang ingin mengakhiri makan siang gratis bagi anak-anak yang lapar juga menuntut naiknya anggaran Pentagon, yang menjadi seperti kondisinya sekarang sejak akhir dekade 1940-an karena – sebagaimana dijelaskan pers bisnis – industri teknologi tinggi tidak bisa bertahan dalam sebuah sistem ekonomi pasar bebas yang murni, kompetitif dan tidak disubsidi, dan pemerintah harus menjadi penyelamatnya. Tanpa penyelamat ini, pendukung Gingrich akan menjadi buruh miskin (bila beruntung). Tidak akan ada komputer, peralatan elektronik, industri penerbangan, metalurgi, otomasi dan lain-lain. Anarkis jangan sampai tertipu kebohongan tradisional ini.
Lebih dari sebelumnya, pemikiran sosialis libertarian kini relevan, dan penduduk sangat terbuka terhadapnya. Meskipun terdapat sejumlah besar propaganda korporatik, di luar kelompok terdidik, rakyat masih memiliki sikap tradisionalnya. Di AS, misalnya, lebih dari 80% penduduk menganggap bahwa sistem ekonomi secara mendasar tidak adil dan sistem politik sebagai tipuan, yang hanya melayani kepentingan tertentu, bukan rakyat.
Mayoritas menganggap bahwa kelas buruh memiliki peran yang terlalu kecil dalam masalah masyarakat (demikian pula di Inggris), bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk membantu orang yang memerlukan, bahwa pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan harus diberikan prioritas di atas pengurangan pembiayaan dan potongan pajak, bahwa rencana Republikan yang kini melalui Kongres hanya menguntungkan yang kaya dan merugikan rakyat banyak, dan lain-lain. Kaum intelek bisa memiliki pendapat lain, namun tidak sukar menemukan faktanya.
RBR: Hingga satu titik pemikiran anarkis dibenarkan dengan runtuhnya Uni Soviet – ramalan Bakunin terbukti kebenarannya. Apakah Anda berpikir bahwa kaum anarkis harus gembira dari perkembangan umum ini dan dari ketepatan analisis Bakunin? Apakah anarkis harus melihat masa depan dengan keyakinan lebih besar dalam pemikiran dan sejarah?
Chomsky : Saya pikir – paling tidak, berharap – bahwa jawabannya tersirat di atas. Saya pikir bahwa masa kini memiliki ancaman yang besar dan tanda-tanda harapan yang juga besar. Apa yang akan terjadi bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan kesempatan.