Title: Melampaui Ketidakmungkinan
Author: Raoul Vaneigem
Language: Bahasa Indonesia
Publication: Heart Void
Date: 2012
Notes: Diterjemahkan oleh Heart Void ke bahasa indonesia, dari tulisan dengan judul “Beyond the Impossible”.

“Untuk menolak tatanan masyarakat, seseorang harus menyerang bahasanya”.

~ Guy Debord

Hal yang mustahil adalah dunia yang tertutup. Namun demikian, kita memiliki kunci untuk itu dan, seperti yang telah kita duga selama ribuan tahun, pintunya terbuka pada ruang dengan kemungkinan yang tak terbatas. Lebih dari sebelumnya, ruang ini adalah milik kita, untuk kita jelajahi dan kembangkan. Kuncinya bukanlah keajaiban atau simbolis. Orang Yunani kuno menyebutnya “puisi”, dari kata kerja poiein, untuk membangun, untuk membentuk, untuk menciptakan.

Sejak peradaban pasar melahirkan kekuasaan para pangeran dan pendeta — sisa-sisa yang menyedihkan dari mereka yang terus berkerumun di atas mayat Tuhan — dogma tentang kelemahan dan kekurangan bawaan pria dan wanita tidak berhenti diajarkan, dengan mengorbankan kreativitas, yang merupakan kemampuan terbaik manusia. Bukankah hukum kekuasaan dan keuntungan mengutuk anak untuk menua sebelum waktunya dengan mengajarinya untuk bekerja, mengkonsumsi, dan memamerkan dirinya di pasar budak, di mana kelicikan kompetitif melumpuhkan kecerdasan hati dan solidaritas?

Kita dihadapkan pada denaturasi yang terus-menerus di mana kehidupan dikosongkan dari substansinya, sementara kebutuhan untuk bertahan hidup direduksi menjadi upaya kebinatangan untuk keberlangsungan. Hak atas keberlangsungan hidup yang tidak pasti diperoleh dengan harga berupa kompromi predatoris yang mengubah rasa takut menjadi uang tunai dan keuntungan darinya.

Sementara pekerjaan yang berguna secara sosial — pertanian alami, sekolah, rumah sakit, metalurgi, transportasi — menjadi langka dan terdegradasi, pekerjaan parasitis — tunduk pada keharusan finansial — mengatur negara dan masyarakat [dunia] atas nama gelembung keuangan yang akan meledak. Ketakutan berkuasa dan merespons ketakutan. Kaum Kanan yang populis memanfaatkan kemarahan kelas pekerja [populaire]. Ini menunjuk kambing hitam yang dapat dipertukarkan — orang Yahudi, Arab, Muslim, pengangguran, homoseksual, orang-orang dari negara-negara Mediterania, intelektual, orang luar — dan dengan demikian mencegah serangan terhadap sistem yang mengancam seluruh planet. Pada saat yang sama, kaum Kiri populis menyalurkan kemarahan ke dalam demonstrasi, karakter spektakuler yang sepenuhnya meniadakan proyek subversif apa pun. Puncak dari radikalisme adalah membakar bank-bank dan mengorganisir pertarungan gladiator antara polisi dan para pemberontak ketika pertarungan semacam itu di arena melemahkan kekokohan sistem penipuan perbankan dan negara-negara yang dengan satu suara mengambil alih pekerjaan rendah semacam itu.

Ketakutan, kepasrahan, fatalisme, dan penghambaan diri dimana-mana menggelapkan pikiran individu-individu dan menggiring kerumunan massa ke kaki para tribun dan wakil rakyat, yang memanfaatkan kebodohan mereka untuk meraup keuntungan terakhir demi mempertahankan kekuasaan yang goyah.

Bagaimana cara berjuang melawan beban obskurantisme yang — dari konservatisme hingga pemberontakan Kiri yang penuh kebencian dan ketidakberdayaan — mempertahankan keputusasaan yang lesu, sekutu dari semua tirani, tidak peduli seberapa menjijikkan, konyol, atau tidak masuk akal mereka? Untuk mengakhiri berbagai bentuk kepatuhan buta, yang ringkikan dan teriakannya menandai rute menuju pembantaian, saya tidak melihat cara lain selain menghidupkan kembali dialog yang menjadi inti dari eksistensi setiap individu, dialog antara keinginan untuk hidup dan penolakan terhadap kematian yang terprogram.

Atas dasar penyimpangan apa kita menyetujui untuk membayar barang-barang — air, sayuran, udara, tanah yang subur, sumber energi yang terbarukan dan gratis — yang disediakan alam untuk kita? Melalui penghinaan diri sendiri seperti apa kita menganggap mustahil untuk menghancurkan — dengan nafas hidup aspirasi manusia — ekonomi yang memprogram penghancuran dirinya sendiri dengan memonopoli dan merusak dunia? Bagaimana kita masih terus percaya bahwa uang sangat diperlukan ketika ia mencemari semua yang disentuhnya?

Dalam logika inilah para pengeksploitasi berusaha meyakinkan yang dieksploitasi tentang inferioritas mereka yang tak terhindarkan. Namun yang memalukan adalah bahwa orang-orang yang memberontak dan revolusioner membiarkan diri mereka sendiri terpenjara dalam lingkaran artifisial tentang ketidakmungkinan. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang akan berlalu sebelum meja-meja perunggu dari hukum tentang profit hancur berkeping-keping, tetapi masyarakat yang benar-benar manusiawi tidak akan pernah ada kecuali jika dogma atas ketidakmampuan kita untuk membangun masyarakat dengan kekayaan sejati (kemampuan untuk menciptakan diri sendiri dan menciptakan ulang dunia) dihancurkan.

Mungkin akan sangat diperlukan untuk mengulangi hal-hal berikut tanpa lelah, hingga kata-kata yang membawa kehidupan ini menciptakan celah di hutan yang membatu, tempat kata-kata yang membeku dan seperti agar-agar mengukuhkan kekuasaan yang dingin dan menguntungkan kematian: ya, adalah mungkin untuk mengakhiri demokrasi yang korup dengan membangun demokrasi langsung; ya, adalah mungkin untuk melanjutkan eksperimen kolektif libertarian Spanyol pada tahun 1936 dan menerapkan swakelola secara umum; ya, adalah mungkin untuk menciptakan kembali kehidupan yang penuh kelimpahan dan hal-hal yang gratis dengan menolak membayar dan mengakhiri kekuasaan uang; ya, adalah mungkin untuk menyingkirkan pemerasan [affairisme] dengan secara tegas menggunakan rekomendasi “Kami akan mengurus urusan kami sendiri”; dan, ya, adalah mungkin untuk melampaui diktat-diktat Negara, ancaman-ancaman mafia finansial, dan [tuntutan-tuntutan] predator politik dari segala lini.

Jika kita tidak keluar dari realitas ekonomi dengan membangun realitas manusia, kita akan sekali lagi membiarkan kekejaman pasar mengamuk dan melanggengkan dirinya sendiri.

Pertarungan yang berlangsung, di medan kehidupan sehari-hari, antara keinginan untuk hidup sepenuhnya dan penderitaan yang perlahan-lahan dari sebuah eksistensi yang ditopang oleh kerja, uang, dan kesenangan yang busuk adalah pertarungan yang sama yang berupaya untuk menjaga kualitas ruang hidup kita dari kerusakan yang disebabkan oleh ekonomi pasar. Sekolah-sekolah, hasil pertanian alami, jaringan transportasi umum, rumah sakit, klinik kesehatan, obat-obatan herbal, air, udara yang menyegarkan, sumber energi yang dapat diperbarui dan gratis, dan barang-barang yang berguna secara sosial (yang dibuat oleh para pekerja yang dirampas hasil produksinya) adalah milik kita. Mari berhenti membayar untuk apa yang menjadi milik kita.

Kehidupan melampaui [utama] ekonomi. Kebebasan hidup membatalkan kebebasan komersial. Maka dari itu, di medan inilah pertempuran akan terjadi.