Title: Siapakah Para Anarkis dan Apakah Anarkisme?
Author: Thomas Giovanni
Language: Bahasa Indonesia
Date: June 7, 2017
Source: Retrieved on 2020-12-30 from https://antifeministfeministclub.wordpress.com/2020/08/23/siapakah-para-anarkis-dan-apakah-anarkisme/
Notes: Alih bahasa oleh Ernestine Oktaviana. Diterjemahkan dari “Who Are the Anarchists and What is Anarchism?

Dengan digunakannya taktik militan jalanan pada protes saat Trump dilantik, pembatalan dua pembicara sayap-kanan ternama di University of California, Berkeley, dan berbagai aksi yang mengundang perhatian terhadap ekstrem sayap kanan, perhatian yang diberikan media terhadap para anarkis meningkat dan menimbulkan debat yang meluas, terutama dalam lingkup perjuangan anti-fasis. Namun, anarkisme masih membingungkan bagi banyak orang yang mengasosiasikannya dengan kekerasan tak pandang bulu, kekacauan, dan ketiadaan aturan. Gambaran yang menyimpang ini bertentangan dengan aktivitas anarkisme yang sudah berjalan selama lebih dari seabad, baik di dalam maupun luar negeri Amerika Serikat. Jadi, jika bukan kekacauan dan ketiadaan aturan, apakah anarkisme itu? Apa yang dipercayai oleh para anarkis?

Nilai-nilai Inti Anarkis

Pada level paling dasar, para anarkis percaya bahwa semua manusia setara nilainya. Para anarkis juga meyakini bahwa relasi kekuasaan yang hierarkis bukan hanya tak adil, tetapi juga merusak moral orang-orang yang memegang kekuasaan dan tidak memanusiakan mereka yang tak berdaya. Sebagai gantinya, para anarkis berpegang pada demokrasi langsung, kerjasama, dan solidaritas. Kaum anarkis menentang negara, kapitalisme, supremasi kulit putih, patriarki, imperialisme, dan berbagai bentuk penindasan. Bukan karena mereka ingin ketiadaan aturan, tetapi karena mereka percaya pada kebebasan yang setara bagi semua orang dan menentang semua bentuk eksploitasi, dominasi, dan hierarki.

Jika para anarkis tidak sedang memperjuangkan kekacauan dan ketiadaan aturan, apakah yang sedang mereka perjuangkan? Para anarkis memahami bahwa arus sosial saat ini menjunjung kecenderungan untuk berkompetisi yang individualistik dan perusakan lingkungan, alih-alih memberikan kemerdekaan bagi semua orang. Sebagai contoh, di bawah kapitalisme, para elit yang kaya raya dapat dengan bebas menguasai dan memeras kita semua, mengambil kebebasan kita, lalu mengendalikan pekerjaan dan hidup kita. Mereka membasmi kemampuan kita untuk dapat berbagi secara adil dalam kemajuan ekonomi dan teknologi yang diciptakan secara global oleh sejarah dunia kita. Secara kontras atas ketidakadilan ini, para anarkis mendukung prinsip-prinsip solidaritas dan kebebasan yang setara bagi semua orang, dalam semua aspek bermasyarakat.

Demokrasi Langsung’ Menggantikan Negara

Negara demokrasi bertentangan dengan anarkisme. Negara tidak benar-benar menjunjung partisipasi rakyatnya secara menyeluruh. Negara lebih merupakan suatu sistem pemerintahan dimana sebagian kecil orang memimpin dan yang lainnya dipimpin. Demokrasi negara terdiri dari institusi-institusi hierarkis dan relasi kuasa dimana ada segelintir orang diangkat menjabat melalui pemilihan suara. Orang-orang ini kemudian membuat peraturan – yang sarat dengan nilai-nilai yang mereka anut – yang mengikat bagi kita. Keputusan yang mereka ambil kemudian ditegakkan dengan ancaman kekerasan, baik secara terang-terangan maupun secara halus.

Untuk mengatur komunitas kita tanpa negara, para anarkis mengusulkan adanya dewan-dewan yang berdemokrasi secara langsung, dengan delegasi-delegasi yang diberi mandat langsung oleh komunitasnya sehingga jabatannya juga dapat ditarik secara langsung oleh komunitasnya. Sang delegasi harus mengusung pandangan dan suara spesifik yang diambil di rapat komunitas. Mereka bukan “wakil rakyat” yang dipilih untuk membuat keputusan yang mereka tentukan sendiri (tanpa bertanya dulu ke komunitas –penj). Delegasi-delegasi ini dikirim oleh komunitasnya untuk terlibat dalam diskusi, negosiasi, dan kompromi dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih banyak. Sebagai contoh, alih-alih memilih untuk mengangkat anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru, para anarkis mengusulkan adanya majelis lokal yang terdiri dari sekitar 200–400 orang untuk berdiskusi, berdebat, dan berdialog secara langsung mengenai berbagai isu yang muncul di masyarakat. Tiap-tiap kelompok lokal mengirimkan delegasi yang ditunjuk dan diberi mandat guna menyuarakan setiap isu khusus di masyarakat mereka. Hal serupa juga dilakukan untuk pertemuan majelis sub-regional, regional, dan global. Bila masing-masing level dari 4 level demokrasi langsung ini terdiri dari 300 orang, maka swa-pemerintahan demokrasi langsung yang terdiri atas 8,1 milyar orang dapat dijalankan. Tentu saja ini hanyalah sebuah contoh teoritis, bentuk dan jumlah angka dalam praktik dapat saja berbeda, namun bentuk demokrasi langsung ini akan melenyapkan adanya segelintir orang yang membuat keputusan bagi populasi global. Sebagai gantinya, demokrasi langsung melibatkan semua orang yang ada di planet ini untuk berpartisipasi dan membuat keputusan secara langsung.

Apakah ini berarti anarkisme menolak adanya badan administratif yang bertugas untuk mengembangkan penelitian ilmiah atau mengkoordinasikan perawatan kesehatan maupun pendidikan rakyat? Tentu saja tidak. Namun sistem dimana elit yang berkuasa mendominasi dan memanipulasi badan-badan ini akan ditiadakan. Sebagai gantinya, berbagai badan ini akan bertanggung jawab dari bawah ke atas (​bottom-up)​ melalui musyawarah dewan delegasi yang diberi mandat. Dengan prinsip kerja sama yang bersifat sukarela, badan-badan dan delegasi ini diisi oleh orang-orang yang aktif dalam bidangnya, sama seperti badan-badan atau asosiasi rakyat yang sudah berjalan saat ini (contohnya siskamling bergilir, musyawarah desa, dll – penj.), yang berjalan tanpa adanya kontrol pemerintah yang perlu mengaturnya dari atas.

Tatanan Ekonomi Global yang Egaliter dan Membebaskan

Bagaimana mengenai tatanan ekonomi? Semua anarkis adalah anti-kapitalis yang meyakini bahwa kaum pekerja secara luas harus mengakhiri kapitalisme dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang menguntungkan kita semua. Kebanyakan anarkis berpegang pada komunisme (bukan komunisme dalam artian kediktatoran negara seperti Uni Soviet, Cina, atau Kuba yang dipimpin oleh partai “Komunis”). Bagi para anarkis, istilah komunisme – yang pada awalnya digunakan pada abad ke-19 – berarti masyarakat tanpa negara dan tanpa kelas sosial, dimana lahan, mesin-mesin, bangunan, sumber daya, dan berbagai alat/infrastruktur/lokasi yang dipergunakan dalam aktivitas ekonomi dikontrol dari bawah ke atas (​bottom-up​) melalui musyawarah-musyawarah demokratis yang dilakukan langsung oleh para pekerja dan delegasi yang diberi mandat. Para pekerja dan delegasi ini bekerja dalam berbagai peran yang saling berkoordinasi, mereka berfungsi serupa rapat-rapat komunitas kita saat ini berfungsi. Spesialisasi mungkin muncul, namun pembagian kerja akan dilakukan secara lebih adil sehingga waktu kerja dapat berkurang. Kondisi kerja pun dapat ditingkatkan dan pekerjaan yang tidak diinginkan dapat disingkirkan atau setengah beban kerjanya dapat dibagi untuk dikerjakan banyak orang. Tempat kerja akan dijalankan oleh orang-orang yang bertanggung jawab pada komunitas lokal mereka dan pada federasi komunitas-komunitas sub-regional, regional, dan global. Pepatah komunis “dari tiap orang sesuai kemampuannya, untuk tiap orang sesuai kebutuhannya”​ diartikan dengan harapan bahwa setiap orang dapat memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka. Kebutuhan tiap orang (kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, transportasi, sandang, pangan) akan dapat dipenuhi, begitu juga dengan keinginan (hiburan, barang mewah) mereka, dengan berdasarkan pada asas kesetaraan.

Tidak seperti model pemerintahan dari atas-ke-bawah dalam sejarah, partisipasi ekonomi dari bawah-ke-atas akan mendukung keberagaman produksi barang dan jasa karena beragamnya kebutuhan dan keinginan masing-masing orang. Namun, tiap orang akan diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka sesuai kapasitas, bakat, dan keinginan mereka agar dapat berkontribusi dengan cara yang paling memuaskan bagi mereka dan produktif bagi masyarakat. Bagaimanapun juga, tidak semua orang diharapkan untuk bekerja bagi masyarakat, pengecualian tersebut adalah untuk kaum pensiunan, anak usia sekolah, orang tua yang perlu cuti, orang dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, dll. Jenis dan tingkatan kerja dalam tatanan sosial yang diharapkan ini berbeda-beda antar pribadi dengan keluarga, atau penyandang disabilitas dengan orang lainnya. Ada berbagai level kontribusi yang diharapkan bukan berarti ada perbedaan level imbalan. Semua kebutuhan dan keinginan akan dipenuhi dengan cara yang egaliter sehingga tidak merugikan seseorang yang memiliki kebutuhan yang lebih besar (seperti orang dengan kebutuhan layanan kesehatan khusus atau keperluan bagi anak-anak mereka). Secara keseluruhan, masyarakat yang mendasarkan diri atas prestise kepemilikan harta benda dan jabatan akan digantikan. Pencapaian sosial akan didapatkan oleh mereka-mereka yang berkontribusi pada masyarakat dengan cara-cara yang bermakna sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Ekonomi akan berupa sebuah ekonomi global yang berupaya mengembangkan dan menggunakan kapasitas, bakat, dan keterampilan semua orang untuk kepentingan semua orang. Kondisi ini melibatkan komitmen terhadap solidaritas internasional dan kesediaan untuk berbagi teknologi, sumber daya, dan pengetahuan untuk melenyapkan kesenjangan yang telah tercipta melalui sejarah, politik, dan kondisi sosial dunia kita selama ini. Keadaan ini memberikan kesempatan bagi semua orang untuk meraih potensi mereka dengan terbukanya sumber daya, peluang, dan koneksi untuk melakukan berbagai hal. Akan tercipta kemajuan besar karena kita membuka jalan bagi orang-orang yang selama ini tidak dapat mengembangkan kapasitasnya sehingga tidak mampu berkontribusi secara penuh. Artinya, gerakan yang dibangun harus bersifat global. Namun demikian, perubahan sosial yang revolusioner kemungkinan besar akan tidak merata karena adanya kemajuan di satu area dan kemunduran di area lainnya seiring dibangunnya jejaring di seluruh dunia. Jaringan yang berjuang bahu membahu ini dipimpin oleh mereka-mereka yang paling terdampak oleh kekuasaan reaksioner para elit dan penindas.

Eliminasi Penindasan Sosial

Selain politik dan ekonomi, dunia kita masih dipengaruhi oleh ketidaksetaraan dan relasi kekuasan yang mendominasi. Sistem dan budaya supremasi kulit putih, prasangka agama, patriarki, heteroseksisme, xenofobia dan berbagai bentuk penindasan masih mendominasi dunia kita. Penghancuran institusi, sistem, dan elemen penindasan inilah inti dari visi anarkis. Sistem-sistem ini haruslah dihancurkan dan digantikan dengan hubungan setara yang mengutamakan rasa hormat, kemerdekaan, solidaritas, keberagaman, dan otonomi dalam berbagai komunitas. Hubungan yang setara akan memberikan kebebasan bagi orang-orang untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai pilihan mereka masing-masing, selama pilihan ini tidak mendominasi, menindas, atau mengeksploitasi manusia lain.

Bagaimana dengan perilaku anti-sosial dan perilaku menjadi polisi bagi orang lain? Bagaimana dengan tindak kriminal? Kebanyakan perilaku anti-sosial dan tindak kriminal disebabkan oleh ketidaksetaraan struktural di bawah kapitalisme dan sistem penindasan sosio-ekonomi lainnya. Faktor lain yang berkontribusi besar terhadap perilaku anti-sosial dan tindak kriminal adalah layanan kesehatan mental yang tidak memadai. Dalam masyarakat komunis anarkis, hal yang menjadi pendorong dan merupakan alasan utama terjadinya tindak kriminal akan dihapuskan. Namun demikian, tetap akan ada sisa-sisa perilaku yang menindas, anti-sosial, dan tindak kekerasan. Berbeda dari kapitalisme yang bersifat kompetitif dimana perisakan bebas dilakukan, anarkisme tidak mendukung kebebasan untuk memeras, menindas, maupun menyakiti pihak lain. Sebaliknya, anarkisme pada dasarnya merupakan gerakan untuk melenyapkan relasi kekuasaan yang mendominasi dan menindas. Gerakan ini tidak akan melibatkan institusi terspesialisasi seperti kepolisian, dimana terlalu banyak kekuatan represif berada di tangan segelintir orang. Kondisi monopoli segelintir orang ini akan mengarah pada korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan menjadi lahan subur bagi kekuasan hierarkis yang mendominasi. Untuk bertahan dari kelompok maupun individu yang bertindak reaksioner, anti-sosial, dan menindas, dapat diberlakukan suatu patroli komunitas dan jaringan cepat tanggap (Rapid Response Network–kelompok pengaduan dan pertahanan komunitas–penj.) yang dilakukan secara bergilir, terorganisir dan meluas. Patroli komunitas dan jaringan cepat tanggap ini didasari oleh rasa solidaritas, keakraban, dan keterlibatan sosial yang tinggi antara orang-orang yang hidup berdampingan di dalam komunisme anarkis. Proses-proses keadilan transformatif – yang telah berkembang secara signifikan dalam berbagai budaya masyarakat asli Amerika Utara – dapat digunakan untuk meminta pertanggungjawaban para individu yang melakukan pelanggaran sekaligus sebagai upaya untuk mencegah tindakan tersebut di masa depan.

Kemungkinan Anarkisme

Mungkinkah semua ini? Gerakan anarkis paling eksplisit yang pernah melaksanakan semua pandangan ini muncul di Manchuria pada tahun 1929–1931, di Ukraina pada tahun 1971–1921, dan di Spanyol pada tahun 1936–1939. Para anarkis juga telah membangun, memiliki pengaruh yang kuat, dan merupakan kekuatan signifikan dalam beberapa gerakan buruh pertama di hampir semua benua pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Baru-baru ini, beberapa masyarakat libertarian[1] kiri revolusioner (meskipun mereka bukan masyarakat komunis anarkis, mereka berada dalam tendensi yang sama dan sejalan dengan banyak nilai libertarian kiri luas dan prinsip-prinsip seperti anarkisme) juga muncul di berbagai tempat seperti Chiapas, Meksiko, pada tahun 1990-an dan masih berlangsung hingga kini dipimpin oleh kaum Zapatista. Juga di Rojava, Kurdistan (Suriah Utara dan Irak), sejak tahun 2012 hingga kini (dalam prosesnya mereka juga berhasil melawan pasukan ISIS dengan sangat heroik).

Bagaimana kita dapat mencapainya? Para anarkis percaya pada ‘aksi langsung’ (aksi tanpa perantara–penj.), kekuatan populer/rakyat, dan politik prafiguratif. Melakukan strategi aksi langsung berarti para anarkis tidak mencoba untuk dipilih menjadi pejabat publik (atau mengambil alih kendali negara dengan cara apapun), tidak memprioritaskan aksi menantang hukum legal demi mengubah undang-undang, dan tidak berusaha naik ke posisi manajemen dalam bisnis untuk membuat perubahan keadaan. Sebaliknya, anarkis menggunakan aksi kolektif akar rumput yang berdemokrasi secara langsung di tempat kerja, sekolah-sekolah, dan komunitas-komunitas. Kita berusaha memaksa mereka-mereka yang memegang kekuasaan untuk membuat perbaikan kondisi bagi kita (atau langsung mengubah kondisi tersebut tanpa persetujuan dari pihak otoritas) sambil membangun kekuatan masyarakat dari bawah ke atas. Kita melakukannya bersama-sama kaum pekerja secara luas yang memiliki kekuatan untuk meraih kemenangan-kemenangan yang lebih besar dan pada akhirnya sebuah perubahan masyarakat yang fundamental. Sebagai contoh, aksi langsung kolektif mungkin melibatkan pemogokan, boikot, blokade, pembangkangan sipil, atau secara langsung membuat perubahan tanpa persetujuan pihak berwenang. Selain itu, ada upaya pendidikan dan pengorganisasian yang lebih luas untuk membantu membangun aksi-aksi tersebut sembari terus memperluas perjuangan dan kesadaran. Kekuatan masyarakat yang ingin kita bangun adalah kekuatan yang otonom, bebas dari campur tangan negara, partai politik, maupun kekuatan elit atau hierarki lainnya. Sebaliknya, kita menunjukkan kekuatan kolektif, egaliter, dan demokrasi langsung dari kelas pekerja luas di komunitas-komunitas, tempat kerja, dan sekolah-sekolah kita.

Politik prafiguratif berarti kita mencoba mengorganisasi dan membangun relasi sosial dengan cara yang sama seperti bagaimana masyarakat impian kita beroperasi, sembari terus membangun kekuatan populer. Kita mengorganisasi diri dengan demokratis secara langsung, bersama-sama, dan egaliter, serta mengkonfrontasi kapitalisme, negara, juga segala bentuk penindasan baik di luar maupun di dalam gerakan kita. Kita mulai menanam benih dan membangun fondasi masyarakat baru melalui kekuatan populer yang terus menerus meningkat. Kekuatan ini dibangun di dalam gerakan demi gerakan dan organisasi dimana kita menjadi bagiannya saat ini. Berbagai kekuatan elit, reaksioner, dan penindas tentunya tidak akan membiarkan hal ini terjadi begitu saja. Semua ini merupakan perjuangan yang pada akhirnya akan mengarah pada revolusi – yaitu pelenyapan negara, perampasan semua alat produksi dari tangan segelintir orang untuk diserahkan kepada semua orang, dikontrol semua orang, digunakan untuk keuntungan semua orang. Juga transformasi mendasar sistem, institusi, dan budaya dunia kita saat ini yang bersifat mendominasi, menindas dan mengeksploitasi menjadi sistem-sistem masa depan yang memerdekakan, bebas, dan egaliter.

Namun untuk menciptakan masyarakat seperti itu, kaum anarkis percaya bahwa kita harus mulai beroperasi dengan cara yang konsisten dengan cara beroperasi masyarakat yang kita inginkan. Kita perlu menghadapi dan merusak sistem yang menindas, mendominasi, dan mengeksploitasi di komunitas, sekolah, dan tempat kerja kita sambil membangun model relasi alternatif dalam prosesnya. Kita sedang menciptakan benih-benih dunia baru ketika kita membangun kekuatan masyarakat dalam melawan penindasan dunia lama. Benih-benih ini harus berkembang seiring waktu dalam perjuangan di sistem yang ada sekarang hingga kita memiliki kesempatan untuk mengganti sistem ini. Revolusi harus terjadi jika kita benar-benar percaya bahwa semua manusia memiliki nilai yang setara, bahwa semua orang harus memiliki kebebasan yang sama, dan jika kita merasa bahwa dunia dengan kesetaraan dan kebebasan merupakan tempat tinggal yang kita inginkan. Kaum elit tidak akan memberikan hal ini pada kita, sehingga kita harus memperjuangkannya dan melawan tindakan mereka dalam proses membangun masyarakat yang kita inginkan. Jadi, bergabunglah dengan kami – dengan tetangga anda, rekan kerja anda, dengan sesama pelajar dan kelas pekerja yang lebih luas saat kita melawan dominasi, eksploitasi, dan penindasan dalam perjuangan untuk membangun dunia yang lebih baik bersama-sama.


Penulis adalah anggota Federasi Anarkis Black Rose-Rosa Negra, organisasi revolusioner berbasis di Amerika dengan tujuan membangun kekuatan populer dari bawah.

[1]Dalam sejarah global, “libertarian” digunakan sebagai padan kata anarkisme. Sayap kanan di Amerika Serikat berusaha untuk mengadaptasi istilah ini pada era 1970-an dengan membentuk “Partai Libertarian” yang diisi kaum pro-kapitalis, kompetitif, dan sangat individualis. Hal ini tidak berhubungan dengan anarkisme maupun libertarian kiri yang mengedepankan nilai sosialis, kerja sama, dan meyakini bahwa individualitas sejati dipupuk dalam konteks hubungan kolektif yang sehat.